[dropcap]K[/dropcap]OMSOS-GMK. Srawung Persaudaraan Sejati Orang Muda Lintas Agama 2018 ingin ikut serta merayakan KeIndonesiaan. Dalam perhelatan ini, orang muda lintas iman berinisiatif membangun ruang perjumpaan untuk menumbuhsuburkan pengalaman positif hidup bersama. Dimulai dari Srawung sejak dalam pikiran: berbeda itu biasa, sekaligus Indonesia ada justru karena perbedaan itu.
Kegiatan Srawung diadakan mulai Jumat, 26 Oktober 2018 sampai dengan Minggu, 28 Oktober 2018 bertempat di UTC HOTEL semarang. Tema Srawung sendiri adalah “MUDA, GEMBIRA, BERSAUDARA DALAM KEBERAGAMAN”. Srawung ini dihadiri berbagai tokoh lintas iman baik dari Khonghucu, Buddha, Hindu, Islam, Kristen, Katolik, serta dihadiri pula oleh wakil bupati Semarang, Uskup KAS Mgr. Robertus Rubiyatmoko, Romo Aloys Budi Purnomo, Pr ( Ketua Komisi HAK KAS, katua SC Panitia Srawung), Romo Heribertus Budi Purwantoro, Pr (Ketua Komisi Kepemudaan Keuskupan Agung Semarang) serta lebih dari 1500 kaum muda lintas agama.
Muda selalu identik dengan kebaharuan. Gembira selalu bernuansa optimis. Bersaudara mengandung ranah keberanian meresikokan diri untuk merawat hidup bersama dalam keberagaman. Melalui kegiatan Srawung, yang juga bertepatan dengan 90 tahun Sumpah Pemuda, kaum muda lintas agama masuk ke arena persaudaraan yang positif, menanggapi situasi aktual secara bertanggungjawab dalam proses perubahan sosial yang lebih baik.
Seluruh rangkaian kegiatan Srawung 2018, baik pre-event, event, maupun post event, diselenggrakan sebagai upaya konkrit untuk mewujudkan tanggapan bertanggung jawab itu, baik yang berula critical voice maupun self-critism kaum muda. Gerakan Srawung tidak hanya sebatas kumpul dan berkomunikasi dengan masyarakat luas secara lisan tetapi ada pula Gerakan Srawung Digital. Gerakan Srawung Digital menjadi sebuah gerakan yang efektif ketika menjadi gerakan bersama dalam sinergi dengan siapa pun yang berkehendak baik untuk menciptakan masyarakat Indonesia yang beradab. Srawung dunia digital akan memiliki pengaruh yang luar biasa. Apalagi, jika gerakan Srawung digital ini berjalan sering dengan gerakan srawung dalam kehidupan sehari-hari.
Pada hari ketiga dalam kegiatan post event Srawung, kaum muda dari setiap wilayah (DIY, Surakarta, Kedu, Semarang) membuat rencana tindak lanjut dari kegiatan Srawung tersebut. Salah satunya adalah media digital yang dijadikan sarana untuk menjadi tindak lanjut Srawung. Media digital hendaknya diwarnai dengan semangat persaudaraan sejati. Kita tidak bisa tinggal diam ketika media digital dikuasai dan digunakan untuk menebarkan kebencian dan ancaman satu dengan yang lain. Sebab melalui media digital pula, kita mendekatkan yang jauh dan yang sudah dekat menjadi semakin akrab. Inilah Srawung yang sejati: Kita saudara… Kita sedulur…
Kegiatan hari pertama bertajuk Forum Muda Bercerita yang menghadirkan tokoh kaum muda yang mewakili lintas agama yang memiliki pengalaman terjun dalam kegiatan lintas iman. Hari ke-2 diadakan kegiatan workshop, dolanan anak, dan gelar budaya. Pada setiap kegiatan kaum muda bisa berbaur tanpa melihat perbedaan yang ada. Pada hari terakhir diadakan kegiatan ibadat atau doa setiap agama, dan misa penutupan bagi kaum muda Katolik yang dipimpin oleh Mgr. Robertus Rubiyatmoko. Dalam khotbahnya Mgr. Ruby mengungkapkan bahwa beliau merasa bahagia dan damai karena kaum muda dapat saling berbaur baik ketika bisa sharing dalam kelompok, menyanyikan lagu nasional serta dalam menarikan jingle Srawung Persaudaraan Lintas Agama.
Kemudian pada hari ketiga diadakan selebrasi penutupan kegiatan srawung. Para peserta jujur merasa sedih karena harus berpisah dan mengakhiri acara Srawung tersebut namun besar harapan kebersamaan dan damai yang tercipta di UTC Semarang tak hanya berlangsung di saat itu saja namun dapat disebarkan dan diwariskan pada generasi muda yang akan datang.
“Kitalah pemilik Masa Depan. jadikan perbedaan sebagai benih subur persaudaraan! ”
Catatan: Liputan oleh Monica (peserta Srawung) dan foto-foto dari panitia Srawung
Indonesia terdiri dari beragam suku dan agama. Alangkah indahnya jika keberagaman ini menjadi kekuatan dan sumber perdamaian untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Salam Damai !