Tradisi persembahan Caos Dahar bagi Abdi Dalem Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, sebagai bentuk loyalitas dan memohon semoga diberi keselamatan, kelancaran rejeki serta dijauhkan dari segala macam marabahaya, sedangkan dalam gereja Katholik, tradisi Caos Dahar Romo merupakan wujud syukur kita kepada Tuhan atas pelayanan pastor kepada umat.
Yang harus diperhatikan saat menghidangkan caos dahar romo adalah makanan yang disajikan makanan sehat karena apa yang kita berikan kepada romo/pastor juga merupakan bentuk pelayanan umat kepada Tuhan. Makanan sehat dibutuhkan tubuh untuk menjaga fungsi organ dan memastikan kinerjanya. Setiap makanan dan minuman yang kita konsumsi tentu membawa pengaruh yang cukup esensial untuk kinerja sistem tubuh kita.
Oleh karena itu himbauan makan makanan sehat terus terdengar hingga hari ini. Secara kesehatan, makan itu tidak hanya sekedar kenyang namun perlu memperhatikan setiap kombinasi jenis makanan sehat didalamnya. Perlu kiranya menyeimbangkan asupan karbohidrat, protein, vitamin, mineral, serat, serta kandungan nutrisi lainnya dengan baik.
Beberapa jenis makanan sehat antara lain sayur-sayuran, brokoli, buah-buahan, telor, daging, ikan, dan susu. Dengan mengkonsumsi makanan sehat yang diberikan umat tentunya kesehatan para pastor yang tinggal di Paroki semakin terjaga dan menambah semangat dalam melayani Tuhan dan umatNya.
Pada bulan September 2024 ini kembali umat di Lingkungan St. Bartolomeus Brintikan mendapatkan tugas caos dahar romo dari Paroki Maria Marganingsih Kalasan. Pada hari Rabu, 4 September 2024 yang mendapatkan tugas pagi hari adalah Fransisca Marsiyam, sedangkan pada siang hari adalah Miradona Ratih Jayanti, dan pada sore hari adalah Bernadeta Apik Dwiyati, dilanjutkan pada hari Kamis, 5 September 2024 yang mendapatkan tugas pada pagi hari adalah Theresia Trianawati, sedangkan pada siang hari adalah Catur Nugrohoningsih, dan sore hari adalah Imaculatta Tumiyati.
Dengan senang hati, ikhlas, dan penuh tanggung jawab para ibu di Lingkungan St. Bartolomeus melaksanakan tugas tersebut. Tradisi ini merupakan wujud penghargaan dan dukungan umat kepada para pastor yang melayani dengan penuh dedikasi.
Ditulis dan dilaporkan oleh : ANDREAS SUDIHARTONO