VIGILI PASKAH I: “AKU IKI DALAN, KASUNYATAN LAN URIP”

Dengan melambangkan kebangkitan kristus yang akan memberikan terang bagi kegelapan dan kekelaman dunia, umat berdatangan memenuhi gereja dengan membawa lilin sebagai unsur penting dalam Tirakatan Wungu Dalem. Ekaristi  dipersembahan oleh Romo Wardi Saputra, SJ pada hari Sabtu (31/03/2024) pukul 17.00. Dibawakan dengan Bahasa Jawa berlangsung dengan khidmat. Panitia Paskah tampak kompak mengenakan pakaian adat jawa menjaga kekondusifan sebelum misa, dimulai dengan umat yang sudah mulai memenuhi gereja sebelum pukul 16.30. Suasana gereja juga sudah tampak berbeda dengan adanya dekorasi paskah yang mendukung sukacita penantian kebangkitan Tuhan.

Vigili Paskah merupakan waktu dimana umat katolik merasakan sukacita saat berjaga-jaga menanti kebangkitan Tuhan. Dimulai dengan Upacara Pepadhang, Romo menggoreskan tanda salib pada Lilin Paskah dengan abu sebelum dinyalakan seraya mengatakan: “Sang Kristus wingi lan saiki; Alpha dan Omega; Ngasta wektu lan jaman; Mengku kaluhuran kan panguwasa; Ing sagunging jaman kalanggengan” (bds, Why 1:8, 21:6, 22:13) kemudian menandai 5 luka-luka yesus dengan menancapkan biji-biji dupa dibagian tengah keempat ujung tanda salib di lilin tersebut. Kemudian memberkati Lilin Paskah sembari menyulutnya lilin dengan api dan diarak menuju ke dalam gereja dengan tiga kali aklamasi “Pepadhang Dalem Kris-tus” dengan umat berseru, “Sembah nuwun konjuk ing Allah” diiringi tabuhan gamelan jawa yang membawa suasana semakin khidmat dengan para penabuh gamelan yang mengenakan pakaian adat jawa. Lilin-lilin misdinar pun mulai disulut dari api lilin paskah pada aklamasi kedua dan dibagikan pula kepada seluruh umat pada aklamasi ketiga. Dilanjutkan dengan Warta Purwaka Paskahahan “Surak-Suraka” dari KA 341, menjadi penyimpulan perayaan cahaya kristus yang bangkit jaya.

Selesainya Upacara Pepadhang, seluruh lilin dimatikan dan dilanjutkan ke Liturgi Sabda dengan dibacakannya 3 bacaan sabda dari perjanjian lama dan 1 bacaan sabda dari perjanjian baru.

Saat homili, Romo mengajak untuk memaknai Paskah dalam pikiran dan perbuatan kehidupan kita sehari-hari. Sebab atas pengorbanan-Nya wafat di kayu salib dengan banyaknya hasutan untuk menyuarakan penyaliban Tuhan sehingga atas utusan Allah menebus dosa umat manusia dengan sengsara di kayu salib, Ia sanggup mengalahkan maut untuk kehidupan yang kekal. Maka, Paskah adalah di saat  Allah Sang Pencipta membenarkan segala perkataan dan perbuatan Tuhan serta membangkitkan Tuhan. Maka dari itu dikatakan, “Aku iki dalan, kasunyatan lan urip.”

“Ayo padha nyobi gesang kanggo ngalami nek paskah niku ora mung akhir hidup, ning wonten ing sakdino-dino.” Ucap Romo dengan mengajak umat untuk senantiasa mengalami paskah sekecil apapun itu dalam kehidupan sehari-hari. Ketika kita semakin sabar, maka itulah Paskah. Ketika kita semakin rendah hati, maka itulah Paskah, Ketika kita bertanggung jawab, maka itulah Paskah. Ketika kita berlaku jujur, itulah Paskah. Semua hal yang baik ini merupakan karya roh yang sama dengan roh yang membangkitkan Tuhan di Malam Paskah.

Sebab ditekankan bahwa Paskah mengatakan kebenaran itu menang atas berbagai macam kebohongan dan kepalsuan. Paskah adalah cinta kasih yang menang atas berbagai mamcam kebencian dan dendam. Paskah artinya orang yang rendah hati akan ditinggikan. Jadilah untuk tidak sombong, sebab kita tidak akan pernah mengalami Paskah.

Dilanjutkan dengan Berkahan Banyu, Lilin Paskah dicelupkan ke dalam air sebanyak 3 kali disertai pula dengan doa permohonan agar Roh Kudus turun dalam air baptis ini yang digunakan untuk ritus pembaptisan. Baik setelah perayaan ekaristi mala mini ataupun hari-hari setelahnya.

Dalam Ngayarake Prajanji Baptis, umat setelahnya berdiri sembari memegang lilin salib, bersama-sama memperbarui Janji Baptis dengan harapan umat bersedia dan sanggup untuk menolak tipu daya setan dan mengungkapkan pernyataan iman kepada Allah Tritunggal dan Gereja Kudus-Nya. Kemudian, air suci dipercikan oleh Romo dibantu Misdinar kepada para umat.

Sesudahnya, dilanjutkan dengan Liturgi Ekaristi seperti biasanya. Namun, tampak saat pemberkatan anak, anak-anak diberikan bingkisan berupa jajanan saat mereka hendak kembali ke tempat duduknya. Pada akhir perayaan ekaristi, YB. Sukartono selaku Wakil Ketua 2 DPH Paroki Maria Marganingsih Kalasan menyampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh pihak-pihak yang terlibat dengan rasa syukur yang sangat besar perayaan ekaristi dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Penulis: Yosefa Keisya Luwinta

Fransiska Fioreti Puspita

Learn More →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *