Misa Pesta Nama dan Pesta Umat di Stasi Maguwo Berlangsung Meriah

KOMSOS-GMMK. Tanggal 1 Januari 2023 menjadi hari yang sangat istimewa bagi umat Katolik di Stasi Santa Maria Bunda Allah Maguwo.  Pada tanggal pertama tahun 2023 ini umat merayakan pesta nama santa pelindung stasi sekaligus diadakan pelantikan Dewan Pastoral Stasi Maguwo yang baru masa bakti 2023-2025. Perayaan ekaristi yang dimulai pada pukul 07:00 dipimpin oleh Rm. Antonius Dadang Hermawan, Pr. dan didukung dengan paduan suara yang apik yang merupakan gabungan dari 4 lingkungan.

Rm. Antonius Dadang Hermawan, Pr.

Dalam kotbahnya, Rm Dadang menjelaskan kembali kedekatan umat Katolik dengan Bunda Maria dengan aktifnya umat mendaraskan doa rosario dan melakukan devosi kepada Bunda Maria. Namun demikian, romo praja KAS yang berasal dari Lingkungan Tegalgondo, Paroki Delanggu ini juga mengingatkan agar umat tidak “kebablasen” dalam menghormati Maria. Dijelaskan bahwa benda-benda rohani termasuk patung Maria dan rosario adalah media untuk mendekatkan kita dengan Tuhan Allah.

“Patung Maria, rosario dan sejenisnya bukanlah yang kita sembah. Yang kita sembah adalah Tuhan Allah,” tegas Romo Dadang.

Sebuah pertanyaan kemudian dilontarkan oleh Rm Dadang yakni seberapa besarkah umat di Stasi Maguwo sudah meneladani sikap hidup Bunda Maria. Diajarkan kepada kita bahwa Maria adalah Bunda Allah karena Gereja Katolik menyakini bahwa Yesus sendiri adalah sungguh Allah dan sungguh manusia. Maria mempunyai peran besar dalam karya keselamatan Allah. Ungkapan yang paling terkenal dari Bunda Maria adalah “Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan. Jadilah padaku menurut perkataanMu”. Umat Stasi Maguwo diharapkan bisa menimba teladan dari sikap hidup Bunda Maria ini.

Berkaitan dengan pelantikan pengurus stasi yang baru, pengurus diminta untuk mendasarkan pada kutipan bacaan injil Lukas 2: 51 yakni bahwa Bunda Maria menyimpan semua perkara dalam hatinya dan merenungkannya.

Romo Dadang berharap semua pengurus untuk menyimpan semua keluhan umat dalam hatinya dan tidak perlu menyebarluaskan melalui social media karena justru itu akan memperburuk keadaan.

 “Menjadi pengurus itu mesti “ngemong” umat dan itu kadang terasa berat. Anda yang menjadi pengurus, tetaplah bertahan dan bersabar dengan banyaknya keluhan umat,” harap Romo Dadang.

Tentang tata kelola organisasi gereja, Romo Dadang menyebutkan bahwa organisasi di gereja itu bukanlah murni organisasi, meskipun selalu dikelola dengan manajemen modern. Organisasi di gereja lebih pada organismenya, orang-orangnya, pribadinya  dan semua direngkuh menjadi suatu paguyuban. Pemilihan pengurus mestinya diyakini sebagai sebuah peristiwa iman sehingga umat dan keluarga pun diharapkan menerima dan mendukung siapa pun yang menjadi pengurus.

Pasukan Bregada Sambiraharja Sambilegi

Sesudah perayaan misa berakhir, acara dilanjutkan dengan pesta umat di halaman gereja. Semua umat bisa menikmati hidangan secara gratis yang disediakan oleh masing-masing lingkungan. Acara yang dipandu dengan dua MC yang kocak ini juga menghadirkan acara pagelaran budaya berupa kirap  bregada Sambiraharja Sambilegi yang melibatkan 45 warga sekitar gereja. Ikut dalam kirab adalah pengurus baru stasi Maguwo yang berada pada barisan terakhir kirab.  Pasukan bregada mengangkat dua gunungan yang akan diberkati romo dan nantinya akan diperebutkan oleh umat. Gunungan adalah simbol kemakmuran, keselamatan dan syukur atas hasil bumi dan kreasi manusia yang kemudian dibagikan sebagai bentuk suka cita dan kegembiraan bersama.

Dalam kata sambutannya Romo Dadang sungguh mengapresiasi pagelaran budaya ini.

“Terima kasih kepada semua pihak yang sudah hadir dan mendukung kegiatan umat di stasi Maguwo yang sedang merayakan pesta nama ini. Acaranya meriah karena didukung dengan kegiatan budaya yakni pasukan bregada. Semuanya meriah. Terima kepada panitia yang sudah mempersiapkan acara dengan baik dan saya berharap semua bahagia dan menjadi berkat bagi orang lain,” ujar Romo Dadang sambil tersenyum bahagia.

Acara pesta rakyat dihadiri pula oleh Kasidi, SE selaku lurah Maguwoharjo, kepala dukuh dan ketua RT/RT setempat. Sementara itu, Suharno (komandan pasukan bregada) menyebutkan bahwa pasukan bregada, penari edan-edanan, serta gejak lesung Sambi Rahayu berasal dari RW 57 Sambilegi Kidul di bawah asuhan Bapak Febri Supriyanto selaku kadus. Acara juga dimeriahkan kelompok penari dari Karang Ploso Plus.

Bpk Kasidi, SE (lurah Maguwoharjo) bersama Romo Dadang dan pengurus dewan pastoral stasi Maguwo

Sementara, Suratman, salah satu penggiat bregada, menyebutkan bahwa acara ini meriah sekali.

“Meriah sekali. Kami salut. Baru kali ini kami masuk di area gereja ini meskipun rumah kami hanya dekat dari gereja ini. Kita harus kembali ke budaya lokal dan meskipun kita berbeda-beda suku dan agama namun dalam budaya kita bisa diwadahi dalam satu kegiatan budaya demi terciptanya kerukunan umat beragama,” ungkap Suratman.

Lurah Maguwoharjo, Kasidi, SE. yang diberi kesempatan untuk memberi sambutan juga mengapresiasi kegiatan budaya yang meriah ini dan berharap akan dilaksanakan lagi untuk tahun-tahun berikutnya dengan acara yang lebih meriah lagi.

Warga lintas agama dengan antusias memperebutkan gunungan

“Pemerintahan di Kalurahan Maguwoharjo akan terus mendukung kegiatan kegerejaan di stasi Maguwo ini. Dan kita bersykur di acara ini ada gunungan untuk warga masyarakat dan berharap warga masyarakat akan senang dan bahagia,”ujar Pak Lurah.

Ditemui di sela-sela acara,  Yohanes Agung Prasetya Putra , Ketua Dewan Pastoral Harian Stasi Maguwo yang baru, juga mengungkapkan rasa bahagianya menyaksikan partisipasi umat dan warga.

“Luar biasa. Saya sangat terharu. Kegiatan seperti ini jarang ada. Penampilan seni budayanya juga luar biasa. Ini sungguh “surprise” buat saya. Acara ini bagus sekali untuk melestarikan budaya,” ujar lelaki yang saat acara mengenakan kemeja batik berwarna merah keemasan.

Sementara itu ketika diwawancarai KOMSOS-GMMK, ketua panitia, Antonia Rose Pandan Wangi, tak bisa menutupi rasa bahagianya atas suksesnya acara perayaan misa syukur pesta nama sekaligus pesta umat yang dimeriahkan dengan berbagai atraksi seni budaya setempat yang melibatkan warga lintas agama.

“Kita ingin menciptakan kerukunan umat Katolik dengan warga masyarakat di sekitar gereja. Acara budaya ini untuk membuktikan adanya kerukunan umat Katolik dengan warga sekitar gereja karena gereja ini kan terletak di pemukiman warga. Di samping itu, acara ini tentu saja untuk semakin mengguyubkan umat Katolik sendiri,” ujar perempuan penggiat Perempuan Berkebaya Yogya ini.

Antonia Rose Pandan Wangi juga menambahkan bahwa jumlah pengisi acara mencapai 100 orang dan semua beragama Muslim. Inilah bentuk toleransi dan kerukunan nyata dari warga lintas agama/iman di Maguwo.

Rangkaian acara diakhiri dan dimeriahkan dengan flash mob dan penampilan group musik “Yoo Band” yang diikuti dengan joget bareng umat dan warga lintas agama/iman.

Antonia Rose Pandan Wangi (ketua panitia) bersama umat dan warga mengikuti flash mob

Selamat untuk seluruh umat Stasi Santa Maria Bunda Allah Maguwo.

yusupriyas

Pengajar Les Bahasa Inggris SD, SMP/SMA, mahasiswa/umum (conversation, TOEFL/IELTS), penulis buku (lebih dari 70 buku pengayakan bahasa Inggris ), profesional editor & translator, Peminat sastra dan fotografi. Bisa dikontak di 08121598358 atau yusup2011@gmail.com.

Learn More →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *