Hari 6 – SALAM MARIA (2)

Doa salam maria

Pendoa bagi Gereja

Pada waktu menutup ibadat Rosario di ling Ibu Titik dengan penuh semangat berdoa begini, “Ya kungannya, Bunda Maria, Bunda kami semua, kami telah menyampaikan kepadamu, doa Rosario. Perhatikanlah kami anak-anakmu di lingkungan ini, semoga engkau, ya, Bunda Maria, berkenan mengabulkan doa-doa kami ini.” Setelah ibadat Rosario itu selesai, beberapa orang berbisik-bisik sambil bertanya, “Benarkah Bunda Maria itu yang memang mengabulkan doadoa kita, ya?”

Doa salam maria

Bisik-bisik umat tadi mengungkapkan pertanyaan: benarkah Bunda Maria itu yang mengabulkan doa kita? Doa Salam Maria bagian kedua menjawab dengan bagus pertanyaan ini. “Santa Maria Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati. Amin”.

Bunda Maria ternyata dimohon doanya. Artinya, Maria itu menjadi pendoa bagi kita, bukan yang mengabulkan doa kita. Doa kita kepada Maria berisi permohonan agar ia mendoakan kita. “Maria adalah pendoa sempurna dan citra Gereja. Kita dapat berdoa dan memohon bersama dia. Doa Gereja seakanakan didukung oleh doa Maria” (KGK 679). “Oleh karena itu, dalam Gereja, Santa Perawan disapa dengan gelar pembela, pembantu, penolong, pengantara. Akan tetapi, itu diartikan sedemikian rupa, sehingga tidak mengurangi pun tidak menambah martabat serta daya guna Kristus, satu-satunya pengantara” (LG 62).

Apa yang kita mohon untuk didoakan oleh Bunda Maria? Dalam bagian kedua Salam Maria ini kita memercayakan diri kepada Maria sekarang atau dalam kehidupan kita hari ini, dan bahkan meluas lagi: sampai waktu mati atau saat kematian kita.

Semoga Maria sungguh hadir, seperti pada waktu kematian Putranya, Yesus, di salib, dan semoga Maria menerima kita pada waktu kematian kita sebagai ibu, serta mengiringi kita menuju Putranya, Yesus, masuk ke dalam Firdaus (bdk. KGK 2677).

***Sekolah Liturgi

Rm. R. Budiharyana, Pr.

ROMO VIKEP SURAKARTA

Learn More →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *