Sekelompok Orang Muda Katolik (OMK) s sedang berkumpul membuat evaluasi dan ebuahrencana paroki kegiatan dalam rangka AYD. “Kita sudah melaksanakan bakti sosial dan ziarah ke Gua Maria Sriningsih pada bulan Mei ini.
Yang belum, kita masih akan rekoleksi bersama-sama OMK, dan penggalangan dana dalam rangka AYD bulan Agustus nanti,” kata ketua OMK paroki tersebut. “Teman-teman, selain macam-macam kegiatan itu, apakah mungkin kita adakan kegiatan doa yang tiada henti hingga pelaksanaan AYD nanti ya?” tanya seorang OMK yang saleh. “Lha, misalnya apa?”
tanya OMK lainnya. “Aku usul ya, paroki kita kan punya kapel Adorasi Ekaristi Abadi. Bagaimana kalau kita OMK secara bergiliran, katakanlah setiap OMK seminggu sekali, ikut Adorasi satu jam saja. Tetapi kita jadwal setiap hari, misalnya saja dari pukul 18.00-21.00. Kalau disetujui nanti kita buat jadwalnya dan kita laporkan ke bapak ketua Paguyuban Adorator paroki kita,” lanjut OMK yang saleh itu. Lalu terjadilah diskusi yang hangat dan ramai. Akhirnya, dapat disetujui adanya gerakan OMK Cinta Devosi Adorasi Ekaristi itu untuk mendoakan pelaksanaan AYD bulan Agustus nanti.
OMK adalah anak-anak muda dengan daya kreativitas yang tinggi, spontan, dan penuh dinamika. Pantas disyukuri
bahwa OMK pun dapat dilibatkan dalam gerakan doa dan devosi di Keuskupan kita. Gerakan OMK Cinta Devosi di
atas menjadi salah satu contoh konkret bagaimana OMK ingin terlibat dalam perhelatan Gereja Asia yang akan diselenggarakan di Keuskupan Agung Semarang, yakni AYD.
Ada pertanyaan dari tautan di internet tentang AYD ini: Apa yang bisa kita lakukan sebagai negara penyelenggara AYD? Marilah kita terlibat menurut cara kita masing-masing dalam menyukseskan pelaksanaan AYD ini.