Yono tersenyum-senyum seorang diri saat keluar da ri kamar pengakuan. Yono menemui temannya, Yanto, sesama anak SMP, yang sudah masuk ke kamar pengakuan terlebih dulu. “Kenapa, Yon, kok senyum-senyum?” tanya Yanto. “Ha… ha, malu aku, Yan, aku lupa je Doa Tobat. Tadi saat disuruh Rama mendoakan Doa Tobat, aku lupa sama sekali” kata Yono. “Lha, terus gimana?” Yanto mengejar. “Yah, untung saja Ramanya baik. Beliau menuntunku mengucapkan Doa Tobat,” jawab Yono.
Kita memang biasa diminta untuk mendoakan Doa Tobat saat akan menerima Sakramen Rekonsiliasi atau sakramen Tobat di kamar pengakuan. Sebaiknya kita hafal, tetapi bila susah menghafalkannya, ya kita juga bisa membawa buku Puji Syukur. Kita buka nomor 25 atau 26. Doa Tobat termasuk doa dasar.
Inti pokok dari Doa Tobat bukan pertama-tama sekadar menyesali dan menangisi dosa-dosa kita, walaupun itu amat sangat penting, tetapi inti pokok dari Doa Tobat adalah justru pada kepercayaan akan belas kasih atau kerahiman Allah sendiri. Itulah sebabnya, doa dibuka dengan kalimat: “Allah Yang Maharahim”. Hanya karena memandang dan menyadari Tuhan Allah itu sungguh Maharahim dan Mahamurah, kita berani dengan penuh keyakinan untuk datang dan memohon pengampunan Allah bagi dosa-dosa kita.
Kita mesti ingat kata-kata Paus Fransiskus: “Allah tidak pernah lelah mengampuni kita, tetapi justru kita yang sering lelah memohon pengampunan-Nya”. Melalui Doa Tobat selain kita memohon belas kasih pengampunan Allah, kita juga memohon rahmat untuk memperbaiki hidup kita.
Doa Tobat ini juga dapat didoakan setiap hari. Doa Tobatsangat baik untuk dijadikan sebagai doa harian bagi umat beriman, misalnya dipadukan dalam doa malam sebelum istirahat. Tetapi Doa Tobat juga dapat didoakan kapan saja, misalnya di siang atau sore hari bila kita sedang melakukan pemeriksaan batin. Kita bersyukur atas segala kemurahan hati Allah yang kita terima hari ini, dan memohon pengampunanNya untuk dosa-dosa kita.
#sekolah liturgi
