Hari 15 – Doa Kasih

Doa Kasih

Saat mengawali homili dalam kesempatan Misa lingkungan Rama bertanya kepada umat, “Bapak, ibu, teman-teman muda, dan adik-adik semua, apa yang menjadi kekhasan orang Katolik itu? Atau, apa yang paling dikenal dari orang Katolik?” Setelah diberi waktu selama kurang lebih 5 menit, muncul macam-macam jawaban. Ada yang menjawab ‘hidup rukun’, ‘jujur dan disiplin’, dan seterusnya. Tetapi sebagian besar menyebut: kasih sebagai kekhasan hidup orang Katolik. Beberapa umat dapat menjelaskan contoh-contoh konkret kasih mereka di masyarakat. Rama mengangguk-anggukkan kepala.

Doa Kasih

Kasih tentu dapat dihayati sebagai kekhasan orang Katolik. Akan tetapi bukankah orang dari berbagai agama juga dapat menunjukkan kasih yang tulus pula? Bahkan tidak sedikit orang Katolik yang suka cekcok dan tidak mau mengasihi sesama karena iri hati dan sombong. Sebagai bagian doa dasar, kita mempunyai Doa Kasih (PS 23 dan 24). Dalam Doa Kasih ini, kita memohon kepada Allah agar menganugerahkan kasih yang sesuai dengan iman kristiani. Kasih macam apa? Itulah kasih Allah yang menjadi nyata dengan mengutus Yesus Kristus Putra-Nya untuk menyelamatkan kita dengan penyerahan diri-Nya sebagai pemberian kasih yang paling agung melalui salib-Nya. Inilah kekhasan kasih kristiani, yakni kasih Allah yang dialami orang Katolik melalui penyerahan diri Kristus di salib.

Dari pengalaman kasih Allah melalui Kristus itulah, kita mohon untuk dapat mengasihi Allah dengan segenap hati dan jiwa; serta mengasihi sesama manusia, bukan sekadar seperti diri sendiri seperti hukum Perjanjian Lama, tetapi mengasihi sesama sebagaimana Kristus telah mengasihi kita. Kita mengasihi sesama karena telah dikasihi Kristus dan kita ingin mengasihi sesama seperti Kristus yang telah mengasihi kita sehabis-habisnya (bdk. Yoh. 13:1).

 

#sekolah liturgi

Rm. R. Budiharyana, Pr.

ROMO VIKEP SURAKARTA

Learn More →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *