Hari 14 – Doa Harapan

Doa Harapan

Anton adalah OMK yang penuh iman dan harapan. Waktu itu, Anton akan kuliah di luar kota yang jauh, ibunya berpesan macam-macam. Tetapi Anton menjawab dengan tenang dan yakin: “Bu, nasibku di tempat kuliahku yang jauh itu hanya kuserahkan pada Tuhan saja. Bukankah ibu selalu mengajakku mengucapkan Doa Harapan. Disebutkan di situ, Allah adalah tumpuan hidup dan harapanku!” Ibunya tersenyum senang, sambil memeluk anaknya, tangan ibunya memberi uang saku padanya.

Bila kita rajin mengucapkan Doa Harapan (PS 22), kita akan dibantu oleh rahmat Allah untuk selalu bersandar pada Tuhan saja dalam menghadapi setiap peristiwa, baik suka maupun duka. Apalagi dalam situasi masyarakat yang cenderung gampang diobok-obok oleh rasa benci, perpecahan, serta intoleransi, Doa Harapan sangat perlu terus dilambungkan. Maka, juga disebutkan dalam doa itu: “Aku mohon pengharapan yang teguh supaya aku tidak mudah putus asa dalam penderitaan dan kekecewaan. Bapa, semoga pengharapan yang kuat selalu menjiwai seluruh hidupku.

Dalam pengharapan itu aku akan membangun hidup dan masa depanku”. Dasar pengharapan kita adalah kasih setia dan kebaikan Tuhan yang tidak pernah luntur. Jaminan pengharapan kita adalah janji Tuhan bahwa Ia akan senantiasa menyertai kita. Kasih setia dan kebaikan Tuhan serta penyertaan-Nya menjadi sandaran yang kuat dalam menghadapi suka dan duka kehidupan. Itulah sebabnya Paus Fransiskus berkata bahwa kita tidak pernah boleh kehabisan pengharapan, “sebab Allah dengan kasih-Nya berjalan bersama kita. Ia tidak pernah meninggalkan kita sendirian, dan Tuhan Yesus telah mengalahkan yang jahat dan membuka bagi kita jalan kehidupan”.

Doa Harapan

 

#Sekolah Liturgi

Rm. R. Budiharyana, Pr.

ROMO VIKEP SURAKARTA

Learn More →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *