Renungan Bulan Maria dan Bulan Katekese Liturgi 2018 – Hari ke – 22
-Merenungkan-
Ulang Tahun Perkawinan
Pada Misa Pesta Perak Perkawinan dari pasutri Intan dan Herman, Imam yang memimpin Misa meminta suami-istri itu untuk memperbarui janji perkawinan mereka. Pengucapan pembaruan janji perkawinan itu kini disaksikan
oleh ketiga anak mereka yang sudah remaja.
Yang amat mengharukan adalah sambutan pasutri Intan dan Herman pada akhir Misa itu: “Tadi sewaktu kami memperbarui janji perkawinan kami, kami merasakan betul betapa setiap kata dari janji itu sungguh bergema dalam hati kami; berbeda sekali dengan 25 tahun lalu saat penerimaan Sakramen Perkawinan kami; sebab kata-kata itu sekarang benar-benar telah kami hidupi dengan penuh suka dan duka, jatuh bangun… tidak selalu mudah tetapi selalu kami rasakan berdua: Tuhan sendiri yang memimpin dan melindungi kami… apalagi bila kami melihat anak-anak kami yang ganteng dan cantik ini….”
Perayaan ulang tahun perkawinan, apalagi pada peristiwa pesta perak seperti contoh di atas selalu mengharukan. Ketika sepasang muda-mudi mengucapkan janji perkawinan pada Misa Perkawinan mereka, tentu bayangan indah dan penuh romantisme kasih membayanginya.
Akan tetapi, setelah dua puluh lima tahun kemudian, kedua suami-istri itu akan sadar betapa perjalanan panjang bahtera perkawinan sangatlah tidak mudah, dibayangi jatuh bangun dinamika kasih.
Pada saat seperti itulah, kata-kata janji telah menjadi tindakan, seperti Sabda yang menjadi manusia (bdk. Yoh. 1:14), yang akhirnya Aktor Utama di belakang semua kekuatan dan kesetiaan suami istri itu adalah Tuhan sendiri!
Kebiasaan yang sangat baik dan layak diteruskan ialah banyaknya paroki yang mengkhususkan salah satu Misa hari Minggu setiap bulannya untuk mendoakan pasutri yang sedang merayakan ulang tahun perkawinan di bulan itu.
Para pasutri itu diminta duduk di depan, lalu ada doa khusus bagi mereka, dan setelah Misa ada pesta sederhana bersama Rama Paroki dan Dewan. Baik sekali apabila pas hari H-nya, pasutri itu mengajak seluruh anak dan keluarga dekat untuk pergi ke Misa Kudus di paroki dan mengujudkannya dalam Misa tersebut.