Komsos-GMK. Pada hari Kamis, 21 September 2017 telah diselenggarakan acara akbar bertajuk “Temu Raya Prodiakon KAS 2017” yang bertempat di auditorium STIE YKPN. Acara yang mengusung tema “Prodiakon yang happy, committed dan professional” ini dihadiri sekitar 2.500 prodiakon dari semua paroki di KAS. Hal yang menarik, GMK mengirimkan jumlah prodiakon terbanyak dari semua kontingen paroki se-KAS. Sedangkan panitia yang menyelengarakan acara ini adalah personil gabungan dari berbagai paroki dari kevikepan Yogya. Dari dewan GMK yang terlibat aktif sebagai panitia adalah YB Sukartono dan YP Harry Yuda Siregar yang masuk dalam timja dokumentasi/publikasi.
“GMK mengirimkan 110 prodiakon dan ini luar biasa karena menjadi paroki dengan jumlah prodiakon terbanyak yang bisa menghadiri acara besar ini,” jelas YB. Sukartono, ketua prodiakon GMK, dalam wawancara dengan komsos di awal acara. Ia juga mengharapkan bahwa dengan menghadiri acara seperti ini, prodiakon GMK bisa meningkatkan kebersamaan, komunikasi serta pelayanannya kepada umat. Di samping terlibat dalam timja dokumentasi/publikasi, timja kesehatan Paroki GMK yang semuanya merupakan perawat RS Panti Rapih juga mendapat tanggung jawab untuk menangani Tim Kesehatan-P3K dalam acara akbar ini. Timja Kesehatan GMK ini sekaligus merupakan tim medis RS Panti Rapih.
Acara Temu Raya Prodiakon KAS 2017 dimulai dengan sambutan dari Rm P. Supriya, Pr. selaku ketua panitia. Disebutkan bahwa KAS mempunyai 6.605 prodiakon. Rm Supriya Pr. juga menjelaskan pentingnya acara ini sebagai bentuk pendampingan bagi prodiakon karena diyakini bahwa prodiakon menempati posisi sangat strategis dalam melayani umat. Tujuan dari acara ini adalah agar prodiakon sungguh-sungguh happy, committed dan professional. Happy artinya senantiasa merasa bahagia dan bangga. Prodiakon yang committed adalah prodiakon yang terus mau meningkatkan kompetensinya. Sedangkan makna professional ingin lebih menegaskan bahwa prodiakon mesti terampil dalam menjalankan tugasnya. Acara selanjutnya adalah sambutan yang disampaikan oleh Rm Fl Hartosubono Pr. selaku vikep DIY dan Rm Sukendar Wignyosumarta Pr., selaku Vikjen KAS.
Acara kemudian dilanjutkan dengan pemaparan mengenai makna happy, committed dan professional oleh Rm. Setyo Darmono SJ, seorang Jesuit ahli spiritualitas. Dengan penampilan yang santai dengan mengenakan kaos oblong warna hijau dan celana jeans, Rm Momo memberikan presentasi dengan sangat energik.
“Menjadi prodiakon adalah tugas mulia. Prodiakon yang happy adalah prodiakon yang bahagia dan mudah bersyukur dan tidak mudah mengeluh, lebih banyak tersenyum dan tidak cemberut. Prodiakon yang commited adalah prodiakon yang mau menjalankan tugasnya sebagai prodiakon dengan sepenuh hati, tidak setengah-setengah dan total. Sedangkan prodiakon yang professional adalah prodiakon yang terampil menjalankan tugasnya sebagai prodiakon,” tegas Rm Mono.
Sebagaimana Petrus yang mengalami kegagalan dalam mengikuti Yesus, prodiakon pun diharapkan untuk tidak mudah patah arang bila mengalami kegagalan awal dalam menjalankan tugasnya sebagai prodiakon. Dengan jumlah prodiakon yang terbilang banyak, prodiakon bisa saling membantu dan menyemangati. Prodiakon diharapkan selalu mampu menumbuhkan motivasi dan passion dalam dirinya sebagai prodiakon yang bisa dilakukan dengan cara menyadari jati dirinya (self-image).
Prodiakon yang baik adalah seseorang yang menyadari dirinya dipilih, dipanggil dan diajak bekerja sama oleh Allah dalam karya proyek besar Allah yakni dalam rangka mendidik, menebus dan menyelamatkan umat manusia. Rm Mono juga menjelaskan bahwa prodiakon harus tekun menjalin relasi personal dengan Tuhan agar ia mempunyai daya magis.
“Hal ini hanya bisa dicapai bila prodiakon mempunyai kebiasaan berdoa tiap hari. Inilah “pohon utama” yang akan menghasilkan “buah-buah” yang baik,” ungkap Rm Mono.
Sesudah penjabaran yang menarik dari Rm Mono, acara dilanjutkan dengan selingan lawakan gaya mataraman ala Den Baguse Ngarso dan Gareng Rakasiwi. Lawakan-lawakan khas Den Baguse Ngrarso yang terkenal cerdas sekaligus “nylekit” ini mampu membuat suasana auditorium menjadi segar, apalagi sesudah FX.Rudyatmo, walikota Solo sekaligus seorang prodiakon, diundang untuk maju ke depan. Dengan gaya super kocak, Den Baguse Ngarso dan Gareng Rakasiwi berhasil menggali pengalaman FX Rudyatmo sebagai pejabat daerah yang masih mau menjadi prodiakon.
Dalam pelayanannya sebagai prodiakon, FX Rudy berpegang pada motto “Aku datang untuk melayani” sebagaimana yang diajarkan oleh Yesus. Walikota Solo ini juga berkali-kali menyitir ungkapan terkenal dari Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ yakni “100% Indonesia, 100% Katolik”. Kesaksian FX Rudy sebagai prodiakon yang happy, committed dan professional sungguh memantik motivasi dan memberikan inspirasi yang luar biasa bagi prodiakon yang hadir. Tokoh sekelas dan sesibuk FX Rudy saja masih mau melayani Tuhan sebagai prodiakon. Inilah salah satu pesan yang mau disampaikan oleh panitia bahwa prodiakon bisa bekerja dengan happy, committed dan profesional dalam menjalankan tugasnya sebagaimana sudah ditunjukkan oleh walikota Solo yang hobi menyanyi lagu-lagu rohani seperti ‘Sakjeke Aku Ndherek Gusti”.
Acara Temu Raya Prodiakon KAS 2017 ini juga dimeriahkan penampilan apik dari Brian, vokalis Band Jikustik. Brian menyanyikan beberapa lagu rohani ciptaannya dan juga menyanyikan lagu “Nderek Dewi Maria” yang diikuti oleh semua prodiakon yang hadir. Acara kemudian diakhiri dengan perayaan ekaristi konselebrasi dengan selebran utama Mgr Robertus Rubiyatmoko, uskup KAS. Rm. Robertus Budiharyono Pr tampak berada di antara 10 romo yang turut memimpin perayaan ekaristi.
Dalam homilinya, Mgr Rubiyatmoko berkali-kali menegaskan bahwa prodiakon harus bersyukur karena menjadi pribadi yang dipanggil oleh Tuhan untuk turut melayani umat Tuhan. Peran prodiakon sangatlah besar karena jumlah imam yang terbatas pastinya akan menghambat pemberian pelayanan optimal kepada semua umat. Sebagaimana Matius yang dipanggil oleh Tuhan Yesus meskipun mempunyai banyak kekurangan, para prodiakon pun demikian. Para prodiakon dipanggil oleh Tuhan untuk turut melayani meskipun mempunyai banyak kekurangan dan keterbatasan. Menyadari segala kekurangan dan keterbatasan adalah sikap yang baik. Karena dengan demikian, kita akan dengan mudah bersyukur kepada Tuhan. Santo Paulus mengingatkan bahwa hidup manusia harus sepadan dengan panggilannya. Mgr Rubiyatmoko lalu berharap agar prodiakon mampu mengembangkan sikap rendah hati, lembut hati dan sabar ketika menjalankan tugasnya sebagai prodiakon.
Acara Temu Raya Prodiakon KAS 2017 ini berlangung meriah dan sukses dan baru berakhir pukul 15:00. Sebanyak 2.500 prodiakon kemudian pulang ke paroki masing-masing dengan membawa semangat happy, committed dan professional.
Catatan: 1 foto diambil dari panitia