KOMSOS-GMMK. Hari minggu, tanggal 6 maret 2022, diadakan pembekalan Sinode untuk wilayah St. Theodosius dan Wilayah St. Yusuf. Pembekalan dilaksanakan di Kapel St Theodosius yang terletak di dusun Cupuwatu satu. Acara dimulai pukul 10.00 Wib dan dihadiri oleh seluruh perwakilan dari setiap lingkungan yang ada di kedua wilayah tersebut, tak terkecuali ketua wilayah pun turut hadir dalam pembekalan hari itu. Tema sinode kali ini adalah “Bagi Gereja Sinodal : Persekutuan,Partisipasi, dan Misi”. Tema ini diturunkan dalam 10 pokok pembahasan.
Acara pembekalan sinode kali ini dilaksanakan serentak di seluruh wilayah paroki Maria Marganingsih kalasan dengan maksud agar para peserta sarasehan bisa lebih intens memaknai dan menerapkan apa yang diberikan selama pembekalan dalam sarasehan. Tercatat kehadiran peserta khusus untuk wilayah Theodosius dan St, Yusuf mencapai 100% dari jumlah undangan dengan perhitungan 2 ketua wilayah, 12 ketua lingkungan/perwakilan lingkungan dan dua pemandu sarasehan dari Dewan Pengurus Paroki Harian yakni Stefanus Sunaryo dan Bernadus Purnama.
Pertemuan pertama tanggal 6 maret 2022 diawali dengan doa dan dilanjutkan pembacaan kata pengantar yang ada pada buku panduan sinode yang sebelumnya sudah dibagikan kepada para peserta. Diawal dijelaskan makna dari kata sinode yang terdiri dari dua kata Yunani – Syn (Bersama) dan Odos- (jalan) yang berarti berjalan/berziarah bersama. Sinode yang akan kita jalani kali ini adalah sinode yang ke-16. Pertama kali Sinode diadakan pada masa Paus Paulus VI pada tanggal 15 september 1965.
Dijelaskan pula oleh St. Sunaryo mengenai makna dari logo Sinode. Pada logo sinode kali ini terlihat ada sebuah pohon besar yang terlihat megah, bercahaya dan seolah mencapai langit, menggambarkan sebuah tanda vitalitas dan pengharapan mendalam yang mengungkapkan salib Kristus. Lalu cabang-cabang yang horisontal menggambarkan seperti tangan atau sayap yang pada saat bersamaan menunjuk pada Roh Kudus.
Pada sarasehan pertama yang bertema “Kutemukan Kekuatan Setiap Kali Aku Bersama Dengan Tuhanku”, fasilitator St. Sunaryo menjelaskan tujuan utama dari sarsehan pertama yang terdiri dari 5 tujuan yang tertuang dalam buku panduan Sinode KAS. Salah satu tujuannya adalah untuk mendengarkan pengalaman-pengalaman kita mengenai hidup doa, pendalaman setiap sabda yang kita dengar atau baca, serta partisipasi kita dalam perayaan Iman yang diselenggarakan di gereja, yang selanjutnya bagaimana pengalaman-pengalaman tersebut menginspirasi hidup kita sehari-hari. Tujuan lainnya adalah untuk mendapatkan masukan apakah selama ini gereja/paroki/keuskupan telah mempersiapkan liturgi dengan baik serta mendukung partisipasi umat di dalamnya.
“Contohnya Paroki Maria Marganingsih Kalasan sudah terlihat baik dengan melibatkan banyak umat, seperti petugas scanner, tatib, juga pengawas prokes,” ujar St Sunaryo.
Dalam gereja katolik dikenal aneka tradisi hidup doa seperti kegiatan devosi, pendalaman kitab suci, dan juga perayaan ekaristi yang menjadi sumber puncak hidup kita sebagai orang beriman Katolik. Oleh karena itu, para peserta sarasehan sinode kali ini diharapkan bisa membagikan pengalaman pribadi sebagai ketua lingkungan atau sebagai ketua wilayah yang sudah menjalankan, mengamalkan serta menghidupi tradisi hidup beriman, terutama dalam kaitannya dengan pelayanan umat yang sudah dilaksanakan selama ini.
Di kesempatan sarasehan kali ini juga disediakan waktu bagi peserta untuk sharing kelompok untuk saling membagikan pengalaman masing-masing dalam menghidupi tradisi atau kebiasaan untuk berdoa pribadi atau bersama keluarga, atau melakukan adorasi dan devosi yang lainnya, dan juga pengalaman ketika mengikuti perayaan ekaristi. Setelah fasilitator membagi peserta menjadi 4 kelompok, para peserta lalu mulai terlibat dalam diskusi yang menyenangkan. Ini terlihat karena sesekali terdengar tawa kecil dari para peserta setiap kali peserta selesai menceritakan pengalaman dalam hdup doanya.
“Semua peserta sangat serius mengikuti sharing kelompok. Semua terlibat dan asyik sampai kekurangan waktu untuk berdiskusi,” ungkap St. Sunaryo selaku fasilitator pada hari itu.
“Pertemuan hari ini sangat luar biasa, baik dari peserta yang sangat antusias mendengarkan arahan dari pengarah, juga dalam proses diskusi dan sarasehan. Semua berjalan sangat sesuai seperti yang diinginkan. Luar biasa dan sangat hidup. Mudah-mudahan untuk pertemuan selanjutnya semakin mendalami lagi proses Sinode,” kata Bernardus Purnama.
Setelah saling sharing antaranggota kelompok lalu peserta membuat beberapa kesimpulan dari sharing yang didapat dan dipresentasikan kepada kelompok lain secara bergantian. Seperti contoh kesimpulan dari salah satu kelompok; Mereka menyebutkan bahwa keinginan untuk berdoa itu muncul saat dalam kesendirian dan menjadi kebutuhan untuk mendapatkan kenyamanan hati, kesiapan juga keberanian untuk melakukan suatu tindakan.
Tujuan sinode adalah untuk mendengarkan umat Allah, apa yang sedang dikatakan Roh Kudus kepada gereja dengan mendengarkan sabda-sabda Allah dalam kitab suci dan kemudian dengan mendengarkan satu sama lain. Mendengarkan umat Allah akan membantu gereja untuk membuat keputusan-keputusan pastoral yang sedekat mungkin bersesuaian dengan kehendak Allah.(buku panduan Sinode KAS)
“Proses diskusi dan sarasehan berjalan sesuai arahan dari buku, dan diskusi begitu asyik juga dalam penyampaian hasil diskusi. Sangat hidup dan luar biasa,” kata Bernardus Purnama.
Catatan: Liputan dan foto oleh Donald Maradona