“Hidup ini adalah kesempatan,
Hidup ini untuk melayani Tuhan,
jangan sia-siakan waktu yang Tuhan beri,
hidup ini harus jadi berkat”
Romo Maradiyo memulai khotbah pada perayaan ekaristi Minggu Paskah dengan mengajak umat untuk bernyanyi lagu Hidup ini Adalah Kesempatan. Lagu rohani yang rasanya sudah menjadi theme song kehidupan umat Katholik.
Romo Maradiyo, sapaan akrab Romo Adrianus Maradiyo , PR mengajak umat untuk merenungkan lirik dari lagu tersebut dan mengaplikasikan dalam kehidupan.
Hidup menjadi berkat adalah menjadi Manusia Paskah. Selama 40 hari kita diajak mengumpulkan materi Paskah. Kita tergerak untuk berbagi berkat, kita yang dipanggil Tuhan diharapkan menjadi Manusia Paskah yang siap diutus menjadi manusia berkat.
Pada bacaan pertama tokoh Petrus saat moment Kamis Putih dia meminta tangan dan muka dicuci juga oleh Yesus, tidak hanya kakinya. Suatu tindakan yang berani, apalagi terhadap gurunya. Kemudian pada waktu Yesus diadili, Petrus menyangkal sebanyak 3x.
Petrus adalah murid yang memiliki jiwa yang rapuh. Dia adalah contoh murid Yesus yang memiliki pribadi yang penuh kerapuhan dan kelemahan.
Tapi apakah Petrus benar-benar pribadi yang rapuh?
Tidak. Petrus memiliki semangat yang berkobar-kobar saat Paskah. Dia siap bersaksi jika dia selama ini menjadi pengikut Yesus, bahkan saat bertemu dengan Kornelius dia berkhotbah tentang Yesus dan karya-karyanya hingga Yesus wafat dan dibangkitkan.
Petrus yang awalnya takut bersaksi pada Kisah Para Rasul menunjukkan jika Petrus adalah sosok yang berani dan mengatakan jika dia adalah murid yang diutus Yesus.Manusia Paskah, Manusia Transformasi Kehidupan
Manusia Paskah, Manusia yang Mengalami Transformasi Kehidupan
Semua orang pasti mengalami perjalanan dari gelap menuju terang. Dilambangkan dengan lilin paskah. Orang yang mengalami masa kegelapan akan menemukan terang yang melambangkan pengalaman kebangkitan.
Kita semua diajak menjadi seperti Petrus yang mengalami transformasi kehidupan salah satu caranya dengan pembaharuan janji baptis.
Ada yang dibaptis 50 tahun yang lalu, ada juga yang baru tadi malam saat malam paskah. Kita harus memperbaharui janji baptis agar senantiasa ingat akan komitmen Katolik dan berarti siap dengan penuh kesadaran mentransformasi kehidupan ini.
Janji Baptis harus diselalui diperbaharui karena kadang kita bisa menjadi seperti Petrus yang menyangkal Tuhan. Kita bukanlah malaikat dan di hati kita ada kelemahan dan kerapuhan.
Hidup kita tak selalu lurus, terkadang bergelombang. Ketika hidup penuh keputusasaan diharapkan kita bertransformasi menjadi manusia yang berpengharapan.
Putus asa adalah kematian, pengharapan adalah kehidupan,
Orang yang terpecah adalah kematian, persatuan adalah manusia Paskah.
Orang yang hidup penuh musuh adalah kematian, persaudaraan adalah paskah
Ketika hidup penuh benci , pengampunan adalah budaya Paskah, kebencian adalah budaya kematian.
Apresiasi Bagi Seluruh Petugas Misa
Renungan yang diberikan oleh Romo Maradiyo sungguh mengena. Pesan Paskah tersampaikan dengan apik dan seluruh umat diajak untuk menjadi manusia Paskah dengan cara yang sederhana yaitu bertransformasi menjadi manusia yang selalu dibaharui dan menjadi terang Kristus.
Paduan suara dari dari koor lingkungan Santa Elisabeth dan Lingkungan FX Gendingsari mengiringi seluruh rangkaian liturgi dari awal perayaan hingga akhir.
Umat yang memenuhi gereja, pendopo serta di bawah tenda depan pendopo ataupun samping khusyuk mengikuti alur ibadah yang dipimpin oleh Romo Andrianus Maradiyo, Pr , Romo Jonathan Bilie Cahyo, Pr dan Romo Diakon Mardiyantp, Pr berjalan dengan lancar. Terlebih kehadiran anak-anak yang menghidupkan suasana Paskah pagi. Anak-anak merupakan harapan dan kelak menjadi manusia Paskah juga.
Menjadi manusia Paskah maka seluruh umat Katolik menjadi manusia yang dibangkitkan kembali akan iman dan kepercayaan
Selamat Paskah, Berkah Dalem.
Sumber gambar : Sdr. Nanang KOMSOS
