Perayaan Malam Paskah kedua di gereja Marganingsih Kalasan dilaksanakan mulai pukul 21:00 dan baru berakhir sekitar pukul 24:00. Perayaan paskah ini sungguh berlangsung sangat khitmat sekaligus semarak karena didukung kelompok paduan suara dari wilayah St. Yusuf Kalasan Barat dengan tambahan iringan orkestra. Perayaan ekaristi dipimpin oleh Romo Robertus Budiharyono Pr. Bagi Romo Budi barangkali ini menjadi perayaaan Paskah terakhir di GMK sebelum bertugas menjadi vikep Surakarta.
Keseluruhan acara perayaan malam Paskah dipandu oleh Juanita Agustina Joesoef selaku MC, sedangkan yang bertugas sebagai lektor adalah Bunga dan Dita. Perayaan ekaristi malam Paskah dimulai dengan pemberkatan api dan pemberkatan lilin paskah, dilanjutkan dengan perarakan cahaya dan liturgi sabda.
Dalam perayaan malam Paskah juga dilangsungkan pembabtisan kepada 12 orang, 3 di antaranya merupakan pindahan dari gereja lain. Pembatisan juga dilakukan selama perayaan malam paskah di stasi-stasi lain. Romo Budi dan umat GMK menyambut dengan gembira warga baru GMK ini.
Dalam khotbah paskahnya Rm Budi dengan tegas menyampaikan pesan dan makna Paskah. Pesan dan makna paskah yang berlaku sepanjang masa adalah perubahan, yakni perubahan dari gelap menjadi terang yang dalam perayaan Paskah dilambangkan dengan upacara cahaya dengan pemberkatan api dan penyalaan lilin paskah. Paskah adalah perubahan dari mati menjadi hidup, dari wafat Kristus menjadi bangkit.
Bacaan kitab suci secara jelas menggambarkan perubahan ini. Paskah adalah perubahan dari yang tertutup menjadi terbuka sebagaimana dilambangkan dengan pintu makam yang sudah terbuka. Paskah juga adalah perubahan dari takut menjadi berani sebagaimana yang dialami oleh para rasul. Paskah juga berarti pengharapan dari hidup yang semula dipenuhi keputusasaan menjadi hidup yang dipenuhi pengharapan.
Romo Budi kemudian menambahkan bahwa paskah adalah perubahan menjadi baik, atau dari yang baik menjadi lebih baik. Paskah adalah kebaruan. Paskah berarti menjalani hidup yang baru dengan cara menyalibkan manusia lama, dikubur bersama dengan Kristus, mati oleh karena dosa dan hidup secara baru. Semua bacaan yang kita dengar pada perayaan malam Paskah ini membentangkan tentang perubahan dan kebaruan.
Menurut Romo Budi, tanda-tanda orang yang mengalami Paskah adalah mereka yang mau memelihara “banyak” (baca: angsa). “Banyak” artinya banyaklah berbuat baik, banyaklah memberi pujian, banyaklah bersyukur dan banyaklah berbuat kasih. Sebaliknya, manusia juga harus berani mengusir “luwak” (baca: musang). Luwak sebenarnya suatu singkatan; L adalah luweh-luweh, U adalah uring-uringan, W adalah wegahan (malas), A adalah akuisme (agoisme) yang hanya mementingkan diri sendiri.
“Sejatinya kehidupan menggereja akan berkembang hanya dalam kebersamaan, bukan dengan akuisme,” tegas Rm Budi.
Sedangkan K adalah kekhawatiran atau kecemasan. “Luwak” inilah yang melemahkan kita semua.
“Maka peliharalah “banyak” dan usirlah “luwak”, ajak Romo Budi berulang kali.
Sebelum perayaan Malam Paskah berakhir, Yoseph Cahyono berkesempatan memberikan kata sambutan mewakili dewan paroki. Yoseph Cahyono mengucapkan banyak terima kasih kepada semua anggota panitia, petugas liturgi, petugas koor selama berlangsungnya pekan suci. Tak lupa Yoseph Cahyono juga mengapresiasi petugas keamanan dan masyarakat sekitar yang turut membantu menjaga keamanan sehingga umat GMK bisa merayakan paskah dengan lancar dan khitmat. Yoseph Cahyono juga memberika ucapan selamat dan menyambut dengan hangat warga baru gereja yang baru saja dibabtis.
Sesudah acara sambutan Rm Budi memberikan kesempatan kepada kelompok koor dengan iringan orkestranya untuk menyanyikan lagu Hallelujah karya GF Handel. Lagu ini seperti menjadi hadiah khusus yang dipersembahkan kelompok koor kepada Rm Budi yang sebentar lagi akan berpindah tugas. Umat yang hadir sungguh terkesima mendengar kelompok koor ini berhasil menyanyikan lagu Hallelujah dengan sangat baik.
“Selamat paskah 2018”
Foto-fotonya bagus-bagus. Fotografernya pasti keren…
Terima kasih mbak Ririn…..fotographer mung sangat awam di bidang fotography he he he sing keren kameranya he he he
[…] Pak Wahyu segera menghubungi Rama Paroki terdekat supaya datang dan berdoa untuk mengusir roh-roh jahat yang merasuki anak-anak tersebut. […]