Misa Paskah Minggu Pagi : Buanglah “Luwak”dari Hidupmu dan Peliharalah “Banyak”

Pagi itu cuaca begitu cerah. Sepertinya alam turut bergembira akan “kebangkitan” Kristus di minggu pagi itu. Gereja Kalasan mulai dipenuhi umat yang akan mengikuti misa perayaan Paskah Minggu pagi.  Pukul tujuh tepat misa dimulai diawali dengan perarakan putra altar, lektor, para prodiakon dan  Romo Robertus Budiharyono Pr.

Minggu pagi merupakan Paskahnya anak-anak. Itu terlihat dari banyaknya adik kecil yang mengikuti misa didampingi orang tua mereka. Misa berlangsung lancar berkat partisipasi para petugas yang melaksanakan tugas dengan baik.

Misa Paskah minggu pagi pekan lalu berlangsung khitmad sekaligus meriah. Lagu-lagu yang dikidungkan oleh petugas koor dari wilayah St. Maria Kalasan Barat dibawakan dengan apik dan menambah kekhusyukan umat dalam mengikuti ekaristi.

 

Tibalah saat Romo Budi memberikan homili.  Lagu Seperti yang Kau Ingini dinyanyikan dengan penuh penghayatan oleh Romo Budi. Kemudian Romo Budi mengajak umat untuk bersama-sama menyanyikan lagu rohani yang dipopulerkan oleh Nikita tersebut. Begitupun saya yang menjadikan lagu Seperti yang Kau Ingini sebagai sound of my life.

 

Berikut lirik lagu yang dinyanyikan Romo Budi

Bukan dengan barang fana
Kau membayar dosaku
Dengan darah yang mahal
Tiada noda dan cela

Verse 2

Bukan dengan emas perak
Kau menebus diriku
Oleh segenap kasih
Dan pengorbananMu

 

Ku telah mati dan tinggalkan
Cara hidupku yang lama
Semuanya sia sia, dan tak berarti lagi

Hidup ini kuletakkan
Pada mezbahMu ya Tuhan
Jadilah padaku seperti yang Kau ingini

Jadilah padaku seperti yang Kau ingini

***

Dari lagu itu kita bisa mengambil banyak makna yang bisa menjadi pegangan dalam hidup. Tuhan Yesus telah mengkorbankan diriNya demi kita umatnya karena begitu besar kasih dari Yesus.  Terlalu besar cintaNya pada manusia.

Tuhan Yesus telah disalibkan dan kemudian bangkit. Setelah Paskah akankan kita menjadi manusia yang sama? Romo Budi Sudah sepantasnya kita meninggalkan cara hidup yang lama. Pola hidup lama yang penuh dengan dosa dan jauh dari kebaikan.

Romo Budi mengibaratkan kita harus membuang “Luwak”dari tubuh dan jiwa kita serta memelihara “banyak”. Luwak yang dimaksudkan bukanlah Luwak sejenis hewan tetapi kepanjangan dari :

L : Luweh, yang dalam bahasa Jawa berarti cuek, tidak peduli akan sekitar, tidak peduli akan orang lain ataupun gereja.

U : Uring-uringan, yang berarti suka marah-marah dan mudah tersulut emosi.

W : Wegahan, kata ini dari bahasa Jawa yang artinya malas-malasan, ogah-ogahan.

Ak : Kepanjangan dari Akuisme, egoisme dan individualisme.

Dalam khotbahnya Romo Budi mengajak umat untuk membuang jauh-jauh sikap “Luwak” dan tidak memelihara Luwak dalam diri kita. Paskah berarti kebaruan. Segala hal negatif dibuang dan membaharui hidup dengan memelihara “banyak””. Banyak berbuat baik, banyak berbuat kasih, banyak banyak bersyukur dan semakin banyak melakukan hal positif.

Selain itu Romo Budi juga menyinggung tentang Kebangkitan Kristus yang dikisahkan dalam Injil. Petrus terus diulang dalam bacaan pagi itu.  Petrus dan murid lain mendatangi kubur Yesus dan batu penutup telah terguling. Tuhan Yesus tidak ada di kubur dan prajurit penjaga tidak tahu kemana Yesus pergi. Banyak yang bisa ditafsirkan dari kejadian tersebut tapi para murid yakin jika Yesus bangkit apalagi setelah terjadi peristiwa Yesus mendatangi Thomas.

Di akhir khotbahnya Romo Budi memberikan sedikit lelucon betapa kita manusia hanya ada sedikit perbedaannya dengan Yesus. Untuk contoh, jika Tuhan Yesus sedikit makan, kita sedikit-sedikit makan. Tuhan Yesus sedikit-sedikit berdoa, kita sedikit berdoa. Kita sedikit-sedikit ngomong, Yesus sedikit berbicara. Tuhan Yesus sedikit tidur kita sedikit-sedikit tidur.

 

Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus. Tuhan Yesus telah bangkit, hidup baru sudah dimulai, yuk buang “Luwak”dari diri kita dan pelihara banyak dalam hidup kita.

Berkah Dalem.

***

Sumber Gambar : Bapak Yusuf

 

Primahapsari

Travel-Lifestyle-Food Blogger . Visit us at www.primahapsari,com / www.ceritapiknik,com

Learn More →

One thought on “Misa Paskah Minggu Pagi : Buanglah “Luwak”dari Hidupmu dan Peliharalah “Banyak”

  1. Milang miling 05/04/2018 at 19:03

    Sungguh menginspirasi. Matur nuwu romo budi awit seserepanipun.

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *