Perayaan Kamis Putih: Pelayanan, Pengorbanan, dan Cinta Kasih

KOMSOS-GMMK Perayaan ekaristi Kamis Putih tanggal 1 April 2021 pukul 17.00 yang dipimpin oleh Romo Paskalis Bayu Edvra, Pr berjalan dengan lancar. Diawali dengan hujan yang lumayan deras tidak menyurutkan semangat umat dalam menghadiri misa di gereja. Petugas kor dari gabungan lingkungan-lingkungan di Wilayah Johannes Paulus 2 dengan penuh semangat memeriahkan perayaan ekaristi.

Romo Paskalis Bayu Edvra, Pr

Romo Bayu yang sekarang bertugas di Seminari Tinggi Kentungan mengawali khotbahnya dengan pertanyaan, “Apa yang ada ketika kita mengikuti misa di gereja yang tidak kita dapatkan ketika misa streaming?” Tentu saja jawabannya adalah Tubuh dan Darah Kristus yang sudah diwariskan sejak perjamuan malam terakhir.

Romo Bayu juga menjelaskan bahwa saat perjamuan malam terakhir Yesus mewariskan ajaran cinta kasih yang disimbolkan dengan pembasuhan kaki dan pengorbanan Tubuh Darah Yesus. Yesus bukan hanya sekedar mengorbankan diri tetapi memberikan diri seutuhnya hingga kebangkitan-Nya menjadi semangat untuk para murid. Pengorbanan diri Yesus inilah yang hingga kini kita terima melalui wujud roti dan anggur dalam setiap perayaan ekaristi.

Romo Bayu juga mengingatkan umat untuk tidak memberi syarat dalam mengikuti ekaristi, seperti mencari misa yang lebih cepat selesai, mencari romo yang khotbahnya lucu, atau jika misa dengan bahasa jawa tidak mau datang. Karena pada intinya perayaan ekaristi adalah mencecap kehadiran Yesus, segala sesuatunya untuk memantaskan diri kita dalam menerima Tubuh dan Darah Yesus. “Aku di sini untuk menjumpaiMu Tuhan. Kelemahanku membuatku buta dan membuatku mensyaratkan macam-macam dalam ekaristi. Tetapi aku percaya bahwa Engkau hadir di sini”

Pada perayaan kamis putih juga terdapat pembasuhan kaki yang melambangkan pelayanan, pengorbanan, dan juga cinta kasih.

“Ukuran mengasihi yang paling ekstrim adalah mengasihi orang-orang yang pernah melukai dan menyakiti hati kita.” (Romo Bayu).

Di akhir khotbahnya, romo Bayu mengajak umat untuk merayakan ekaristi bukan hanya sebagai pesta melainkan sebagai sebuah meja perjamuan untuk berjumpa dengan Yesus. Dalam meja tersebut tidak ada kebencian, kemarahan, egoisme, dan kesombongan. Yang ada hanyalah pelayanan, cinta kasih, dan pengorbanan.

Catatan: liputan oleh Dorothea Devina Krismayanti, foto oleh Gus Nanang

yusupriyas

Pengajar Les Bahasa Inggris SD, SMP/SMA, mahasiswa/umum (conversation, TOEFL/IELTS), penulis buku (lebih dari 70 buku pengayakan bahasa Inggris ), profesional editor & translator, Peminat sastra dan fotografi. Bisa dikontak di 08121598358 atau yusup2011@gmail.com.

Learn More →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *