KOMSOS-GMMK. Perayaan Kamis Putih di Gereja Maria Marganingsih Kalasan pada misa pertama hari Rabu, 31 Maret 2021, pukul 17.00 berlangsung dengan khidmat. Sejak pukul empat sore, umat berdatangan dengan nuansa pakaian yang serba putih. Perayaan Kamis Putih sore itu dipimpin oleh Rm. Vincentius Yudho Widianto, Pr dan diikuti oleh umat dari Wilayah Maria Kalasan Barat dan Wilayah Agatha Kalasan Timur, yang meliputi Lingkungan Tarcisius, Petrus Damianus, Yohanes Pembaptis Karangnongko, Yuliana, Brayat Nazareth, Brayat Minulyo, Stefanus, dan Gabriel.
Umat tetap mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan, yaitu memakai masker, cek suhu, dan mencuci tangan sebelum memasuki gereja. Petugas absen menyambut dengan hangat ketika umat sedang absen di lingkungan masing-masing. Setelah itu, umat pun diberi arahan untuk duduk sesuai dengan nomor kursi. Tepat pukul 17.00 misa sudah dimulai. Petugas koor dari Wilayah Agatha mulai bernyanyi dan diiringi oleh Rio yang bertugas sebagai organis.
Rm Vincentius Yudho Widianto, Pr menyapa dengan hangat umat yang hadir di gereja. Dalam kotbahnya, Rm Yudho mengingatkan kembali bahwa Perayaan Kamis Putih ini bertujuan untuk mengenang dua hal, yaitu perjamuan malam terakhir dan pembasuhan kaki para murid. Perayaan Kamis Putih tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kamis putih pada tahun sebelumnya selalu menghadirkan umat untuk dibasuh kakinya di depan gereja. Namun, pada tahun ini hal itu ditiadakan untuk mengurangi kontak fisik. Rm Yudho pun berpesan agar umat saling membasuh kaki orangtua dan sanak saudara yang berada di rumah agar dapat membangun semangat melayani, seperti yang diajarkan Yesus.
Rm Yudho menyebutkan bahwa banyak peristiwa yang dilakukan Yesus dalam kitab suci yaitu perjamuan. Bahkan saat Yesus mengadakan mukjizat hingga sebelum wafat di kayu salib, Yesus pasti berada di dalam peristiwa perjamuan.
“Bisa jadi besok kalau kita masuk surga, kita pasti disambut dengan makan-makan, haha…” ucap Rm Yudho yang diikuti dengan tawa seluruh umat.
Makna yang ingin disampaikan Rm Yudho yaitu, Yesus ingin membangun paguyuban yang penuh dengan belas kasih. Yesus sendiri telah memberi teladan kasih bagi kita semua. Hal ini tampak ketika Yesus dengan rendah hati tetap membasuh kaki Yudas yang jelas akan menyerahkan-Nya. Rm Yudho mengajak kita untuk sama-sama merenungkan,
“Sungguhkah kita sudah memberi pengaruh positif dalam paguyuban kita? Sungguhkah kita sudah membentuk paguyuban yang terbungkus dengan kasih dan rendah hati?”
Rm Yudho berharap, agar kita semua dapat meneladan kasih Yesus dan dapat membangun paguyuban kasih mulai dari lingkungan yang paling kecil yaitu keluarga, wilayah, paroki, hingga lingkungan yang luas sekalipun.
Perayaan pun dilanjut dengan arak-arakan Sakramen Maha Kudus. Berbeda dengan arak-arakan tahun sebelumnya yang diiringi oleh petugas misdinar dengan jumlah banyak, tahun ini hanya ada tiga misdinar yang bertugas. Meskipun demikian, arak-arakan berjalan dengan lancar dan tetap dalam keadaan khidmat.
Catatan: Liputan oleh Isabela Thyana Wulandary dan foto oleg Gus Nanang