Perayaan Kamis Putih II : Merendahkan Diri dan Pengorbanan Sehabis-habisnya

KOMSOS-GMMK. Perayaan ekaristi Kamis Putih pada hari Kamis, 28 Maret 2024 pukul 20.00 WIB yang dipimpin oleh Rm. Antonius Dadang Hermawan. Pr berjalan dengan lancar. Umat dan seluruh petugas liturgi mengenakan busana nuansa putih yang melambangkan kesucian, niat baik dan membersihkan diri. Dalam kesempatan kali ini, Umat yang hadir melaksanakan perayaan ekaristi dengan tertib dan taat yang dimulai dari pendaftaran umat dengan scan QR kepada panitia dan masuk ke gereja dengan tetap menaati protokol kesehatan. Beberapa petugas keamanan paroki tampak siaga dan cekatan mengatur arus kendaraan di halaman parkir gereja.

Kamis Putih adalah Awal Tri Hari Suci yang juga merupakan peringatan perjamuan malam terakhir Yesus bersama kedua belas rasulnya. Melalui lambang anggur dan roti, Yesus mempersembahkan diri-Nya sendiri. Peringatan ini ditandai pula dengan upacara pembasuhan kaki sebagai ajaran untuk melayani. Dimulainya perayaan ekaristi ditandai dengan menyanyikan lagu pembuka “Ajarilah Kami Tuhan, Bahasa Cinta Kasih” oleh petugas paduan suara.

Dalam khotbah Rm. Dadang kita diajak untuk merenungkan bahwa dalam mengenang perjamuan Tuhan, kita sungguh ingin menghadirkan peristiwa apa yang Tuhan Yesus berikan dan tunjukan kepada murid-Nya. Yesus mengatakan “Lakukanlah ini untuk mengenangkan daku” dalam mengangkat roti dan cawan sebagai hal yang ingin diwariskan Yesus bagi murid-Nya dan dalam gereja kita rayakan dalam ekaristi. Kita juga diajak untuk mengenangkan pemberian hidup Yesus dalam sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya. Pembasuhan kaki para rasul menjadi tanda bahwa Yesus merendahkan diri dengan pesan “Yang Ku perbuat lakukanlah”.

Kita diajak untuk memberikan diri setotal dan sehabis-habisnya sampai pada kematian dan bergerak untuk memberikan kesaksian dimanapun diawali di lingkungan terdekat yakni keluarga dan sesama. Diakhir khotbahnya, kita diajak bersyukur atas ekaristi yang ditetapkan oleh Yesus dan kita diundang untuk melakukan ekaristi dengan sukacita. Melakukan pengorbanan seperti Yesus dengan versi kita masing-masing untuk semua yang membutuhkan kehadiran kita. Maka, dalam khotbah yang diberikan dalam menjadi bahan perenungan pribadi kita masing-masing. Sudahkah kita merendahkan diri seperti Yesus dan memberikan pengorbanan dalam pewartaan kabar sukacita?

Sesudah khotbah dari Rm. Dadang, ritual liturgis dilanjutkan dengan upacara pembasuhan kaki. Sebanyak 12 perwakilan umat bertindak sebagai rasul. Dengan berpakaian putih dan bercelana warna hitam, kedua belas umat duduk di bangku panjang dan menghadap umat. Mereka melepaskan alas kaki, lalu dengan perlahan kaki mereka dibasuh dengan air dan dibersihkan oleh Rm. Dadang.

Perayaan ekaristi berakhir dengan adanya perarakan Sibori yang berisi Sakramen Maha Kudus mengelilingi dalam gereja yang dilakukan oleh Romo didampingi oleh Misdinar yang bertugas. Perarakan Sibori melambangkan penghormatan umat kepada Sakramen Maha Kudus sebagai lambang pengorbanan Yesus. Semua prosesi yang dijalani diakhiri dengan para petugas liturgi meninggalkan gereja dalam suasana hening tanpa lagu penutup.

Fransisca Ricky Aprilia Suryantika Rahayu

Learn More →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *