KOMSOS-GMMK. Perayaan Ibadat Jumat Agung di Gereja Maria Marganingsih Kalasan pada hari Jumat, 10 April 2020, dilaksanakan secara live streaming pukul 15:00 dari ruang doa gedung pastoran. Ibadat yang berlangsung selama 57 menit ini dipimpin oleh Rm Jonathan Billie Cahyo Adi,Pr. dan didampingi oleh Rm Adrianus Maradiyo, Pr. (vikep DIY) dan Rm. Antonius Dadang Hermawan, Pr.
Menurut data yang dikirimkan oleh tim operator misa live-streming, umat yang mengikuti ibadat perayaan Jumat Agung berjumlah 608 melalui channel Youtube dan 110 melalui Instagram. Tentu jumlah sebenarnya dari umat yang mengikuti misa bisa berlipat ganda apabila dalam satu keluarga ada 2 sampai 5 anggota keluarga yang mengikuti misa.
Bacaan pertama dalam ibadat perayaan Jumat Agung ini diambil dari Kitab Yesaya 52:13-53:12 dengan judul “Ia ditikam karena kejahatan kita.” dan dibacakan oleh Rm. Antonius Dadang Hermawan, Pr. Sedangkan bacaan kedua diambil dari Surat kepada orang Ibrani 4:14-16;5:7-9 dengan judul “Ia telah belajar menjadi taat, dan menjadi pokok keselamatan abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya” yang dibacakan oleh Rm Adrianus Maradiyo, Pr. Sementara itu Kisah Sengsara yang diambi dari Yoh. 18:1-9:42 dibacakan oleh semua romo.
Meski hanya mengikuti perayaan ibadat Jumat Agung secara online, umat yang sempat berbagi pengalamannya dengan KOMSOS-GMMK mengungkapkan rasa syukurnya bisa mengikutinya dan bisa menghayati kisah sengsara Tuhan Yesus.
Archadius Hartono dari Lingkungan Elisabeth, Wilayah Petrus Damianus Kalasan Timur mengungkapkan rasa syukurnya tetap bisa mengikuti ibadat Jumat Agung .
“Saya bangga karena Paroki Maria Marganingsih Kalasan dan paroki lain tetap melayani umat dengan perayaan ibadat Jumat Agung online. Sebisa mungkin saya dan keluarga menciptakaan suasana khusuk lewat tata peribadatan yang kami ikuti. Saya sangat terbantu mengikuti ibadat Jumat Agung ini ,” tulis Archadius Hartono.
Sementara itu Elisabeth Astuti dari lingkungan St.Matius, Cupuwatu II mengungkapkan kesannya tentang lirik lagu “Yesus, ingat aku saat Kau masuk KerajaanMu’’ yang dinyanyikan oleh para romo.
“Lantunan lirik di momen penghormatan salib ini entah kenapa terasa sangat membekas di hati saya. Saya merasa selayaknya si penjahat yang berada di sebelah Yesus yang memohon belas kasih Allah di saat akhir hidupnya,” tulis Elisabeth Astuti
Hal serupa disampaikan oleh Chl. Suwarni atau lebih akrap dipanggil Ibu Ramelan dari lingkungan St Yakobus, wilayah St Yusup Kalasan Barat.
“Saya sungguh merasa betapa kita ini tanpa Yesus tidak bisa apa-apa, tidak ada artinya sama sekali. Saya sungguh bergetar saat Romo menghadap patung Yesus dan menyanyikan “Yesus, ingat aku saat Kau masuk kerajaanMu”’ dan nyanyian itu diulang-ulang. Saya bisa meneteskan air mata. Sangat menyentuh,” tulis ibu Ramelan.
Di samping itu Ibu Raleman juga mengapresiasi tayangan misa live-streaming dari Gereja Maria Marganingsih Kalasan yang selama ini sudah terlaksana.
‘’Siaran dari Gereja Kalasan bagus banget. Gambar bersih dan suara bagus,’’ ungkap Bu Ramelan.
Mengenai kualitas tayangan live-streaming, Bambang Suprijadi dari lingkungan St.Matius, Cupuwatu juga mempunyai kesan yang sama.
‘’Misa online di paroki Maria Marganingsih Kalasan selama ini bagus dari segi teknis. Gambar dan audionya tidak ada gangguan dibandingkan misa online dari tempat lain,’’ tulis Bambang Suprijadi.
Sementara itu Agustinus Sehono, Prodiakon asal Lingkungan Yohanes Pembabtis Karangnongko menyebutkan demikian
“Ibadat Jum’at Agung dalem ndherek sekeluarga.Temtu benten njih pak kaliyan biasanipun menawi streaming, estuipun kirang mantep amargi prosesi kepotong – potong (boten lengkap), ananging njih puji Tuhan saget ndherek meresapi kisah sangsara lan seda Dalem Gusti Yesus. Dan ketika pembacaan kisah sengsara kami bisa lebih paham karena fokus dalam memperhatikan. Semoga mempertebal iman kami,’’ tulis Ag. Sehono.
Begitulah. Semoga dengan misa live streaming ini umat semakin banyak yang terbantu penghayatannya dalam merenungkan kisah sengsara Tuhan Yesus.
Yesus telah menderita dan wafat karena dosa-dosa kita. Semoga kelak kita semakin setia mengikuti ajaran-ajaranNya dan kita tidak berbuat dosa lagi agar kita tidak menambah derita Yesus di kayu Salib.
Catatan: Semua foto dari kiriman umat