Penerimaan Komuni Pertama di Tengah Pandemi

KOMSOS-GMMK. Deraan pandemi covid-19 yang tak kunjung usai tidak menyurutkan semangat bidang pewartaan Dewan Paroki Maria Marganingsih Kalasan untuk mempersiapkan anak-anak dan umat yang akan menerima komuni pertama. Serangkaian kegiatan persiapan komuni pertama sudah terlaksana, dimulai dengan katekese dan kemudian dilanjutkan dengan rekoleksi orangtua penerima komuni pertama yang dipandu oleh Rm Gracius SVD dan Rm Valens Agino, CMF yang berlangsung pada tanggal 11,16 dan 18 Oktober 2020.

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan rekoleksi calon penerima komuni pertama yang dipandu oleh Rm Antonius Dadang Hermawan, Pr dan Rm Vincentius Yudho Widianto, Pr  tanggal 19 dan 20 Oktober 2020. Anak-anak juga mengikuti Novena keluarga selama 9 hari dan pada hari Jumat, 23 Oktober sebanyak 110 calon penerima komuni pertama mengikuti pengakuan dosa sebagai persiapan tahap akhir sebelum menerima komuni pertama.

“Para katekis di setiap wilayah semua terlibat dalam pendampingan. Ini benar-benar  wujud kerja sama yang baik dan kita bisa saling menyemangati. Saya salut untuk para katekis. Di tengah-tengah kesibukan rutinitas, mereka masih bisa menyempatkan waktu untuk melayani dan mendampingi anak-anak,” ungkap Ch. M. Kristinawati (Bu Candra)  dari  Timja inisiasi.

Tepat pada hari Kamis, 29 Oktober 2020, dilangsungkan perayaan ekaristi penerimaan komuni pertama yang dilangsungkan di gereja Maria Marganingsih Kalasan, gereja Maria Bunda Allah Stasi Maguwo, gereja St Yusup Berbah, dan gereja St Ignatius Temanggal. Pelaksanaan perayaan ekaristi yang disebar di berbagai gereja ini tentu saja dimaksudkan untuk tetap menjaga kesehatan dan menghindari kerumunan massa dalam jumlah besar dan tetap mentaati protokol kesehatan.

Perayaan ekaristi di gereja Maguwo diikuti oleh 27 anak yang berasal dari stasi Maguwo dan wilayah Kalasan Barat dan dipimpin oleh Rm F.X. Murdi Susanto, Pr., sedangkan misa di gereja Temanggal diikuti oleh 21 anak yang berasal dari wilayah Kalasan Tengah dan Wilayah Theodosius Cupuwatu dan dipimpin oleh Rm. Vincentius Yudho Widianto, Pr. Sementara itu Rm Antonius Dadang Hermawan, Pr memimpin perayaan ekatisti di gereja St Yusup Berbah pada pukul 08:00 dan diikuti oleh 23 anak dan di gereja Kalasan pada pukul 16:00 yang diikuti oleh 40 anak.

Dalam kotbahnya pada perayaan ekaristi di gereja Kalasan, Rm Dadang menjelaskan kepada calon penerima komuni pertama tentang makna ekaristi dengan simbol cermin. Sebagaimana cermin, kita bisa berkaca. Kita bisa melihat diri kita di cermin itu bahkan bila cermin itu retak atau pecah sekalipun. Ini artinya apa? Artinya walaupun kita mungkin bisa ‘terpecah’ dalam cermin yang retak itu, namun kita tetap satu.  Begitu pun dalam ekaristi.

Saat anak-anak nanti menyantap tubuh Kristus yang sudah terpecah-pecah. Hakekatnya tetap satu yaitu Kristus sendiri. (Rm Antonius Dadang Hermawan, Pr)

Rm Dadang juga mengingatkan anak-anak  agar tetap ingat pesan pada saat pelaksanaan rekoleksi persiapan KOMPER yakni untuk meneladani Beato Carlo Acutis. Beato Carlo walaupun masih muda tetapi tidak ragu untuk menunjukkan imannya dengan rajin mengikuti perayaan Ekaristi.

“Ingatlah akan kata-kata Beato Carlo Acutis yang terkenal yakni Ekaristi adalah jalan tol menuju sorga,’” jelas Rm Dadang.

Rm Dadang juga berharap bahwa sampai perayaan Natal nanti, anak-anak diharapkan tetap duduk di barisan bangku khusus dalam Gereja (di Kalasan di bagian depan blok D) dan orangtua juga diharapkan tetap membimbing agar anak-anak selalu mencintai Ekaristi.

Sementara itu diwawancari KOMSOS, Elisabeth Maryani selaku ketua bidang pewartaan mengungkapkan bahwa kemauan anak-anak untuk menerima komuni begitu besar yang terlihat dari ungkapan beberapa orang tua yang beberapa kali mendengar pertanyaan dari anak-anak mereka. “Jadi boleh ya  sekarang saya menerima komuni?

“Pengalaman ini membuat  saya terharu sekaligus bangga kepada mereka. Dalam kondisi seperti ini mereka tetap dikuatkan dan mantap untuk menuggu. Hal ini pulalah yang membuat kami, para pendamping bersyukur atas sikap-sikap positif dari anak-anak,” ungkap perempuan berkaca mata dan lincah yang lebih akrab dipanggil Mbak Ani ini.

Elisabeth Maryani juga mengungkapkan harapannya agar anak-anak terus mendapatkan pendampingan. Mereka membutuh perhatian orang tua, lingkungan dan gereja. Adanya sinergi antara Gereja dan orang tua sangatlah diharapkan. Orang tua perlu memotivasi anak-anak untuk terus mencintai ekaristi dan melalui pembinaan dalam kelompok-kelompok, niscaya pembinaan iman anak-anak bisa berkelanjutan.

Harapan serupa disampaikan Ch M Kristinawati. Perempuan ramah dan murah senyum yang lebih akrab dipanggil Bu Candra ini menyampaikan bahwa apa yang sudah ditanam, biarkan tumbuh, berbunga dan berbuah lebat. Harapannya, iman anak akan semakin bertumbuh dengan baik karena mereka sejatinya adalah gereja masa depan dengan segala tantangannya.

Selamat untuk 110 anak penerima komuni pertama dan jadilah masa depan gereja dengan iman yang tangguh sebagaimana Beato Carlo Acutis.

Tim pewartaan bersama Rm Dadang.

Foto: Komsos dan dari berbagai sumber

yusupriyas

Pengajar Les Bahasa Inggris SD, SMP/SMA, mahasiswa/umum (conversation, TOEFL/IELTS), penulis buku (lebih dari 70 buku pengayakan bahasa Inggris ), profesional editor & translator, Peminat sastra dan fotografi. Bisa dikontak di 08121598358 atau yusup2011@gmail.com.

Learn More →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *