Mengeratkan Persaudaraan dan Merawat Kebhinekaan
Komsos-GMMK. Keharmonisan dan toleransi belakangan menjadi kata yang kerap dikesampingkan, entah demi beragam kepentingan atau egoisme semata. Padahal, dua kata itu berkaitan erat dan menjadi pondasi bangsa dalam berkonsensus membentuk suatu negara.
Menjaga silaturahmi dengan semua tokoh agama adalah salah satu cara menjalin persaudaraan dalam kebhinekaan . Semangat inilah yang mendasari pengasuh PP Salafiah Al Qodir, Tanjung, Wukirsari, Cangkringan, KH Masrur Ahmad MZ bersilaturahmi ke Gereja Maria Marganingsih Kalasan pada hari Selasa, 27 Oktober 2020.
Kyai Masrur beserta rombongan tiba di pasturan pada pukul 10.30 WIB dan diterima oleh Rm. Antonius Dadang Hermawan, Pr. (Romo paroki GMMK) dan sejumlah anggota Dewan Paroki.
Pertemuan diawali dengan sambutan selamat datang dari Romo Dadang yang mengungkapkan bahwa kunjungan Pak Kyai merupakan suatu berkat bagi umat Paroki Kalasan.
Sementara itu Kyai Masrur mengungkapkan harapannya atas kunjungan yang dilakukannya.
“Tujuan saya bersama santri sowan ke sini adalah untuk bersilaturahmi, berkenalan dan mengajak berlomba-lomba melakukan kebaikan agar umat bisa sejahtera,” (KH Masrur Ahmad).
Selanjutnya Kyai Masrur yang merupakan salah satu tokoh Nahdlatul Ulama Kabupaten Sleman itu menyampaikan bahwa terjalinnya kerjasama antarumat beragama adalah ‘teori baru’ dalam toleransi yang selama ini beliau praktekkan .
Kyai Masrur kemudian menjelaskan bahwa ulama merupakan pilihan Allah. Untuk melayani umat, mereka harus sering duduk bersama untuk membahas persoalan signifan karena masih banyak umat yang belum ‘diopeni’. Tantangan dan tugas yang dihadapi oleh pemuka agama saat ini tidak sekedar membimbing umat dalam urusan agama tapi juga untuk kesejahteraan umat. Ditambahkan oleh beliau bahwa umat diajarkan untuk ‘Golek swarga luweh gampang tinimbang golek upo’. Untuk itu perlu dipikirkan bersama upaya untuk melakukan pemberdayaan umat agar cita-cita kesejahteran bersama dapat terwujud.
Kyai Masrur dan Romo Dadang dalam diskusi siang itu juga saling melakukan penjajakan untuk bekerjasama pada masa yang akan datang.
Jejaring kemanusiaan, pemberdayaan usaha mikro, pendampingan CU, persoalan pangan, persoalan sosial ekonomi, pemberdayaan pemuda dan perempuan menjadi fokus pembicaraan untuk kerjasama ke depannya.
Romo Dadang dalam kesempatan itu mengaku gembira atas kunjungan Kyai Haji Masrur Ahmad MZ dan berharap ini sebagai pintu masuk untuk kerjasaama di masa yang akan datang terutama dalam sisi kemanusiaan.
Pembahasan kesejahteraan umat itu berlangsung selama 45 menit dan kedua belah pihak menyatakan akan melakukan diskusi lebih jauh ke depannya.
Semoga kunjungan Kyai Masrur dan rombongan mempererat persaudaraan sebagai anak bangsa yang hidup berdampingan dalam bingkai NKRI, berlandaskan Pancasila khususnya di kabupaten Sleman. Sepantasnya kita jaga dan bangun rumah bersama Indonesia sebagai anugerah Tuhan yang luar biasa kaya sumber daya alam dan keragaman etnik, budaya dan agama ini. Dengan demikian, hidup harmonis dengan latar belakang yang heterogen kian hari tidak hanya berhenti pada slogan atau himbauan dari iklan-iklan layanan masyarakat, namun mewujud nyata dalam kehidupan yang sebenarnya.
Segenap umat paroki Maria Marganingsih Kalasan mengungkapkan rasa terima kasih atas kunjungan dari KH Masrur Ahmad MZ. Kunjungan ini singkat namun sangat bermakna bagi jalinan persaudaraan. Ini selaras dengan apa yang pernah disampaikan oleh Bapa Paus Fransiskus.
“Orang Kristen dan Muslim adalah saudara dan saudari, dan kita harus bertindak seperti itu” (Paus Fransiskus)
Catatan: Liputan oleh Rambe Shinta dan foto oleh Monica Aurelia
