KOMSOS-GMMK. Dalam rangka paskahan, pada hari Minggu, 12 April 2020 umat lingkungan St. Yakobus Wilayah St.Yusup Kalasan Barat menyelenggarakan acara “berbagi kasih’’ dengan cara membagi sembako kepada seluruh warga di RT 08 Juwangen, Purwomartani, Kalasan, dan diutamakan bagi warga yang benar-benar sangat membutuhkan . Jumlah yang dibagikan ke warga sebanyak 90 paket sembako yang terdiri dari beras, gula pasir, minyak goreng, mie instan, kue kaleng dan teh.
Pada umumnya para penerima bantuan merasa senang dan bersyukur atas pemberian bingkisan ini. Kegiatan bakti sosial ini diprakarsai oleh Ibu Mulyono, Ibu Ramelan, Ibu Tardi, Ibu Parjo, Bpk Maryono, ibu Endang dan ibu Samidi.
Menurut penuturan Ibu Ramelan, lingkungan St. Yakobus Wilayah St.Yusup Kalasan Barat terdiri dari satu RT dengan komposisi umat non-Katolik dan Katolik cukup berimbang. Ketua RT yang kebetulan beragama Katolik yakni Bpk B. Sumaryonomaka banyak merintis berbagai kegiatan positif. Misalnya, setiap Paskah dan Natal diadakan kegiatan kenduri yang diperuntukan bagi semua warga (95 KK), namun yang menanggung semua biaya adalah umat Katolik. Kegiatan lain yang tak kalah menarik adalah doa lintas agama yang diadakan tiga kali dalam setahun. Hal lain yang menarik adalah kegiatan kebersamaan yang diwujudkan dengan jaga parkir di Masjid dengan menjaga kendaraan milik umat Muslim yang beribadah jumatan. Kegiatan ini dilakukan oleh bapak-bapak umat Katolik.
Lingkungan St. Yakokus Wilayah St.Yusup Kalasan Barat sudah berani menampilkan diri sebagai “gereja kecil’’ yang inklusif, terbuka dan berpihak kepada mereka yang lemah dan miskin. Umat lingkungan ini dengan tulus mau menyapa, bergaul dan peduli dengan warga masyarakat sekitar yang beragama non-Katolik. Inilah sebentuk kebersamaan yang patut diteladani dan disebarkan di lingkungan lain agar kita semakin berperan dalam “menerangi dan menggarami’’ dunia melalui kegiataan-kegiatan kemasyarakatan yang melibatkan semakin banyak orang dari berbagai macam latar belakang agama.
Apa yang dilakukan oleh lingkungan ini sepertinya sejalan dengan apa yang pernah diungkapkan oleh Kardinal Ig. Suharyo. Dia menyebutkan bahwa dengan dialog gereja ingin meneruskan misi Tuhan yaitu merobohkan tembok-tembok pemisah dan membangun jembatan persahabatan dengan semua orang demi terwujudnya persaudaraan sejati yang mengarah pada hidup bersama yang lebih damai dan tentram. Wujud dialog itu tentu saja bisa dilakukan dengan berbagai macam kegiatan kreatif dan positif seperti yang dilakukan oleh umat lingkungan St. Yakokus Wilayah St.Yusup Kalasan Barat
Semoga Tuhan memberkati karya-karya baik ini.
Catatan: Liputan dan foto kiriman dari ibu Ramelan