Aksi Berbagi Berkat Umat Lingkungan St.Mateus Cupuwatu II

KOMSOS-GMMK. Mewujudkan peradaban kasih adalah cita-cita bersama seluruh umat Keuskupan Agung Semarang.  Sebagai cita-cita bersama, peradaban kasih diperjuangkan dalam konteks masyarakat Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika dan ber-Pancasila, terutama untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera, bermartabat, dan beriman. Untuk mewujudkan cita-cita ini, Keuskupan Agung Semarang telah merumuskan garis besar dan arah pastoral melalui Rencana Induk Keuskupan Agung Semarang 2016- 2035 dan Arah Dasar Keuskupan setiap lima tahunan. Dalam Ardas yang pertama (periode 2016-2020), Keuskupan Agung Semarang mengajak seluruh umat untuk terlibat dalam mewujudkan Gereja yang inklusif (merangkul), inovatif (terus membaharui diri) dan transformatif (memiliki daya ubah) dalam kehidupan bersama.

Dengan fokus pastoral Keuskupan Agung Semarang 2020, yakni “Umat Katolik yang Transfomatif” kita boleh berharap bahwa gerakan  APP dapat menjadi salah satu sarana dan kesempatan yang berdaya ubah di tengah umat dan masyarakat. Oleh karena itu, di penghujung periode ARDAS KAS yang pertama ini, seluruh umat beriman Keuskupan Agung Semarang diajak untuk menghayati tema gerakan APP 2020 : “BERTOBAT, TERLIBAT, DAN BERBUAH BERKAT”

Sumber : https://kevikepandiy.org/blog/gagasan-dasar-aksi-puasa-pembangunan-keuskupan-agung-semarang-2020/

Berdasarkan arahan dasar di atas dan sebagai bagian dari aksi puasa pembangunan tahun 2020 umat di lingkungan St. Matius terlibat dalam program Gerakan berbagi berkat. Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa kebersamaan dalam diri umat untuk menyisihkan sebagian berkatnya kepada sesame. Kegiatan ini juga juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran umat bahwa kita hidup sebagai bagian dari masyarakat yang majemuk. Sasaran dari program ini adalah semua warga masyarakat dengan berbagai latar belakang yang membutuhkan dukungan materiil yang tinggal di sekitar lingkungan St. Matius.

Kegiatan ini diawali dengan pengumpulan beras jimpitan yang dilakukan setiap hari Jumat dalam masa Prapaskah dalam pertemuan Jalan Salib. Umat datang dengan membawa beras jimpitan yang diserahkan dalam tempat yang bisa dipakai kembali, metode ini dilakukan untuk mengurangi penumpukan sampah plastik bekas setoran beras jimpitan.

Namun sejak adanya himbauan dari Romo Paroki berdasarkan arahan dari Bapak Uskup untuk menghentikan sementara kegiatan bersama sebagai respon atas kebijakan pemerintah untuk mengurangi penyebaran wabah Covid-19, maka aksi jimpitan beras ini diteruskan dengan cara jemput bola. Perwakilan pengurus mengambil beras jimpitan ke rumah-rumah umat dengan tetap memperhatikan standar keamanan dan kesehatan (pakai masker dan jaga jarak).

Iman Tanpa Perbuatan adalah Kurang

Aksi berbagi beras jimpitan ini menghasilkan kurang lebih 128 kg beras, yang kemudian dibagi untuk 13 penerima manfaat. Penerima manfaat program ini diutamakan bagi warga yang membutuhkan dukungan materiil dan yang penghasilannya terdampak adanya wabah Covid-19. Selain beras yang dibagikan ada tambahan minyak goreng dan mie instan yang merupakan sumbangan dari umat di lingkungan St. Matius. Penyerahan berkat yang dibagikan ini dilaksanakan pada hari Minggu, 19 April 2020 yang dilakukan oleh beberapa orang perwakilan umat sebagai kepatuhan untuk menghindari kegiatan yang melibatkan kerumunan banyak orang.

Pelajaran baik yang bisa diangkat dari kegiatan ini adalah kemauan dan ketulusan untuk berbagi berkat kepada sesama yang ada di lingkungan sekitar kita, sesuai dengan homili dari Romo Antonius Dadang Hermawan, Pr pada Misa Ekaristi perayaan Pesta Kerahiman Ilahi pada hari Minggu, 19 April 2020.

Kita semua diajak untuk mewartakan kerahimanNya dengan berbagi kepada sesama terutama mereka yang ada di lingkungan terdekat kita. Kita diajak untuk meningkatkan radar kesadaran kita untuk berbagi mulai dari lingkup terdekat kemudian diperluas ke lingkup yang lebih luas. Aksi berbagi berkat ini sekaligus menjawab seruan untuk “Bertobat, Terlibat dan Berbuah Berkat”

“Kebahagiaan tidak akan habis hanya karena Anda membaginya. Ketahuilah, kebahagiaan bertambah ketika anda bersedia untuk berbagi”

Shared grief is half the sorrow, but happiness when shared, is doubled.

Artikel oleh Fransiska Dani.

yusupriyas

Pengajar Les Bahasa Inggris SD, SMP/SMA, mahasiswa/umum (conversation, TOEFL/IELTS), penulis buku (lebih dari 70 buku pengayakan bahasa Inggris ), profesional editor & translator, Peminat sastra dan fotografi. Bisa dikontak di 08121598358 atau yusup2011@gmail.com.

Learn More →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *