KOMSOS-GMK. Pada perayaan misa kedua Minggu, 7 Januari 2018 terlihat suasana yang berbeda di GMK. Beberapa anak tampak menggunakan pakaian adat yang menggambarkan keanekaragaman serta kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia. Penerima tamu pun dilakukan oleh beberapa remaja yang menggunakan pakaian adat. Sungguh pemandangan yang menarik.
Beberapa anak mengenakan busana Jawa. Beberapa anak yang lain mengenakan busana khas Bali, Dayak, Palembang, Bugis, dsb. Sungguh pemandangan yang sangat menyenangkan. Pada hari itu memang diperingati sebagai hari Hari Anak-Remaja Misioner Sedunia (HAM) yang mengambi tema “Berbagi Suka Cita Injil dalam Keberagaman”.
Perayaan ekaristi dipimpin oleh Rm Robertus Budiharyono, Pr. dan dibantu oleh petugas liturgi yang mayoritas adalah biarawan dan biarawati. Sedangkan yang bertugas sebagai petugas koor adalah kelompok PIR-PIA dari wilayah Kalasan Barat.
Sebelum romo Budi memberikan homili, ditampilkan sebuah drama mini yang dipersembahkan oleh kelompok PIR-PIA dari stasi Macanan. Drama yang menarik ini menggambarkan kerinduan 3 raja dari timur untuk bertemu dengan Yesus sang juru selamat. Drama ini dikemas dengan setting dunia modern sehingga tampak lucu di sana sini.
Dalam kotbahnya Romo Budi menegaskan bahwa hari anak-remaja misioner sedunia yang ke-175 ini mengajak anak dan remaja untuk mempersembahkan kado untuk Tuhan Yesus. Kado yang dipersembahkan bukanlan emas, mur dan kemenyan melainkan hidup diri anak-anak sendiri.
Serikat kepausan anak-remaja misioner sedunia mempunyai semboyan 2D2K yakni doa, derma, korban dan kesaksian. Semangat yang mau dihidupi adalah children helping children (anak membantu anak).
Perjumpaan tiga raja dari timur dengan Yesus sungguh bisa mengubah haluan hidup mereka. Semestinya, perjumpaan kita dengan Yesus juga mengubah haluan hidup kita. Maka kita diajak untuk mempersembahkan hidup kita yang terbaik kepada Yesus.
Sesudah perayaan ekaristi berakhir diumumkan pemenang lomba mewarnai dan melukis yang sudah dilakukan beberapa waktu lalu.