Hari 27 – Doa Sebelum dan Sesudah Makan

“Lho, mau makan kok tidak berdoa?” tegur adik kepada kakaknya saat mau makan siang bersama sepulang dari sekolah. “Ah, aku sudah lapar banget. Tuhan pasti tahu kalau aku sungguh lapar!” sanggahnya. Kendati berkata begitu, dalam hati kecilnya ia sadar kalau harus bisa menjadi teladan bagi yang muda dalam perbuatan baik; maka ia cepat-cepat membuat tanda salib dan berdoa kendati sudah makan tiga suapan.

Tradisi Gereja menawarkan kepada umat beriman doa yang berulang secara teratur untuk menumbuhkan sikap doa yang tetap.

Beberapa darinya adalah doa-doa harian, seperti doa sebelum dan sesudah makan (bdk. KGK 2698). Dari ajaran itu jelas bahwa doa sebelum dan sesudah makan merupakan doa yang penting untuk berjumpa dengan Allah yang selalu memenuhi rezeki jasmani. Doa sebelum makan semestinya menjadi kesempatan bagi kita untuk bersyukur atas rezeki yang telah dilimpahkan Tuhan. Kita juga bisa memohon berkat bagi hidangan yang telah tersedia agar menjadi kekuatan dalam mengabdi Tuhan dan sesama. Selain itu, kita juga bisa berdoa bagi mereka yang telah menyiapkannya dan memohon agar kita tekun memperhatikan mereka yang berkekurangan.

Sementara, doa sesudah makan bisa berisi doa syukur atas rezeki yang telah dinikmati. Kita juga jangan lupa memohon berkat agar tetap peka terhadap kebutuhan dan penderitaan sesama yang kita jumpai. Kita memohon agar saudara yang berkekurangan mendapatkan makanan secukupnya. Saat ini, telah tersedia banyak buku doa bersama untuk sebelum dan sesudah makan tersebut. Dalam doa sebelum dan sesudah makan ini dapat disisipkan bacaan dari Kitab Suci; atau doa ini juga boleh dinyanyikan dengan gembira.

 

#Sekolah Liturgi

Rm. R. Budiharyana, Pr.

ROMO VIKEP SURAKARTA

Learn More →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *