Cerita Tentang Burung yang Tersesat dan Memahami Yesus yang Rela Menjadi Manusia

KOMSOS-GMK. Pada hari Sabtu (11/01/2020), murid-murid TK/SD Kanisius Totogan merayakan ekaristi peringatan natal di Gereja Tyas Dalem Gusti Yesus Macanan. Suasana peringatan natal ini didominasi nuansa merah.

Dalam homilinya Romo Lambertus Issri Purnomo Murtyanto, Pr menceritakan kisah burung-burung yang tersesat. Dikisahkan ada seorang lelaki yang tidak percaya Tuhan Yesus menjadi manusia. Tuhan Yesus menjadi manusia itu omong kosong dan tidak masuk akal. Dia tak pernah merayakan natal, sehingga di saat saudara-saudaranya pada saat natal pergi ke gereja, dia hanya berdiam di rumah. Ketika saudara-saudaranya pergi merayakan natal di gereja, tiba-tiba ada angin kencang dan hujan lebat sekali dengan petir yang menyambar-nyambar. Tiba-tiba ia mendengar ada sesuatu yang menabrak jendela. Dan ketika ia membuka jendela dilihatnya ada sekawanan burung yang menabrak jendela. Ia memberi tanda pada burung-burung itu, tapi burung-burung itu tidak tahu dan tetap menabrak-nabrak jendela. Burung-burung itu kehilangan kendali karena kencangnya angin yang bertiup disertai hujan lebat. Ia ingin menolong tapi tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Di saat itulah ia baru tersadar bahwa satu-satunya jalan menyelamatkan burung-burung itu adalah dengan cara menjadi sama seperti mereka. Dengan menjadi burung, tentu ia dapat sepenuhnya merasakan apa yang dirasakan burung-burung yang tersesat itu. Pikiran itu sekonyong-konyong mengingatkan ia akan Tuhan Yesus yang rela menjadi manusia untuk menyelamatkan manusia berdosa. Tuhan menjadi manusia supaya manusia mengerti apa yang diharapkan Tuhan, yaitu suatu kali kelak bisa masuk surga, kembali kepadaNya. Jika Tuhan tidak menjadi manusia; manusia tidak akan paham. Jika Tuhan menjadi manusia berarti Tuhan itu dekat dengan kita; seperti tema natal : Tuhan itu sahabat kita, maka kitapun harus menjadi sahabat bagi siapa saja. Maka kita harus bersyukur karena Tuhan mau menjadi manusia, sehingga Tuhan memberi tahu pada kita jalan supaya kita menjadi satu denganNya. Lewat peristiwa natal apa yang menjadi rencana penyelamatan Tuhan itu sungguh-sungguh terjadi.

Tak lupa Kepala Sekolah SD Kanisius Totogan, Tri Utami, menyampaikan ucapan terima kasih pada Romo Issri, petugas liturgi, prodiakon, misdinar, lektor, serta kelompok kor. Juga terima kasih pada orang tua murid yang mau bersama-sama merayakan natal. Ucapan terima kasih ini diiringi dengan ucapan : damai natal bersama kita.

Semoga harapan, kedamaian, kegembiraan, dan cinta kasih yang diwakili dengan kelahiran Yesus mengisi hidup kita dan menjadi bagian dari yang kita katakan dan lakukan.

Clementine Roesiani

Penulis, editor, dan mantan wartawan.

Learn More →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *