Bersih Pantai Bersama Para Penggiat Lingkungan Hidup

Liputan : Fransiska Supriyani Wulandari

Foto : ibu Sari

KOMSOS-GMMK. Hari Minggu pagi di bulan Februari tanggal 26, rombongan tim sebanyak 12 orang yang merupakan sinergi antara Bidang Kemasyarakatan melalui Tim Pelayanan Keutuhan Ciptaan & Lingkungan Hidup dan Bidang Paguyuban melalui Tim Pelayanan Ibu Paroki dari Gereja Paroki Maria Marganingsih Kalasan berangkat menuju ke kantor secretariat Lembaga Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) di Daerah Kotagede. Rombongan dipimpin oleh Ibu Elisabeth Siwi Walyani yang merupakan Ketua Bidang Kemasyarakatan dan Ibu Martina S Gunanti yang merupakan ketua tim pelayanan Keutuhan Ciptaan dan Lingkungan Hidup. Pada hari Minggu tersebut dijadwalkan ada kegiatan bersih pantai dan brand audit dari WALHI bersama dengan kelompok pemerhati lingkungan hidup dan pecinta alam di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam rangka peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2023.

Rombongan berangkat dari kantor WALHI pukul 08.30 menuju ke pantai Baros di wilayah Bantul. Pemilihan lokasi bersih pantai dilakukan di Pantai Baros dengan alasan di pantai ini terdapat lahan konservasi mangrove yang saat ini terancam rusak oleh banyaknya sampah plastik. Pantai Baros merupakan hilir dari Kali Opak dan tempat bertemunya tiga aliran sungai Winongo, Code dan Gajahwong. Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 77 orang dari berbagai kelompok pemerhati lingkungan hidup dan pecinta alam di Daerah Istimewa Yogyakarta yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum.

Peserta kegiatan dibagi kedalam 3 kelompok untuk melakukan bersih pantai di area yang sudah diberi tanda untuk kebutuhan brand audit atas sample sampah plastic yang paling banyak ditemukan di area tersebut. Pengelolaan sampah anorganik yang tidak tepat dan kebiasaan membuang sampah di sungai oleh orang yang tidak bertanggungjawab memunculkan dampak yang merugikan bagi warga yang tinggal di sekitar Pantai Baros Bantul. Dari kegiatan bersih pantai pada hari itu terkumpul kurang lebih 497,57 kg sampah anorganik dan dari hasil pemilahan sampah berdasarkan jenisnya yang paling banyak ditemukan adalah sampah tekstil dan karet (sandal dan pakaian).

Data yang diperoleh dari kegiatan bersih pantai dan brand audit ini akan digunakan sebagai basis data dalam penyusunan rencana kerja dan strategi pendekatan dalam pengelolaan sampah yang saat ini menjadi keprihatinan bersama. Sebagai wujud bela rasa terhadap mereka yang secara langsung terdampak oleh pengelolaan sampah yang tidak tepat, inilah saatnya bagi kita untuk semakin menggiatkan pelaksanaan program pemilahan sampah anorganik melalui kegiatan Kolekte Barang Daur Ulang yang sudah terlaksana di Gereja Paroki Maria Marganingsih Kalasan dan merupakan bentuk upaya merawat bumi sebagai Rumah Kita Bersama. Laudato Si.

Elisabeth Gracia Indriyani

Learn More →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *