Tiduum Wilayah Yohanes Paulus II: Siap Diutus untuk Melayani

KOMSOS=GMMK. Sebagaimana secara alamiah seseorang lahir, bertumbuh, oleh karena makanan jasmani, maka secara rohani, iapun dilahirkan kembali di dalam Pembaptisan; menjadi dewasa oleh Penguatan dan bertumbuh dan dikuatkan oleh Ekaristi, yang adalah makanan rohani. Sakramen Penguatan disebut juga sebagai sakramen Krisma. Krisma sendiri berarti pengurapan. Pengurapan ini menjelaskan nama Kristen yang berarti ‘yang terurapi’ yang dapat kita lihat kesempurnaannya pada diri Yesus Kristus, yang diurapi Allah dengan Roh Kudus-Nya (Kis 10:38). Krisma bagi kita adalah pengurapan yang menjadikan kita seperti Kristus, dengan menerima pengurapan Roh Kudus yang sama seperti yang diterima oleh Kristus, kita menjadi dewasa dalam iman dan siap di utus.

Dalam rangka menyiapkan  orang muda yang siap di utus melayani di masyarakat, gereja dan negara sebagai generasi penerus, calon penerima Sakramen Penguatan wilayah Yohanes Paulus II sering mengadakan doa Rosario bersama di taman doa Gereja Maria Marganingsih Kalasan di hari jumat setelah pendampingan sakramen penguatan, selain doa Rosario juga mengikuti novena Roh Kudus. Dan Selama bulan Mei untuk membiasakan para calon penerima Sakramen Penguatan wil Yoh Paulus II  terlibat dalam tugas pelayanan di gereja, mereka bertugas tataksana protocol covid-19 dari pengukur suhu, numerator, registrasi dan tata laksana.

Mereka juga terlibat dalam pendampingan remaja dengan membuat drama tentang panggilanku panggilanmu, untuk memeriahkan minggu panggilan yaitu minggu ke 4 setelah hari raya paskah.

Setelah cukup lama mengikuti pelajaran dan bimbingan, para calon penerima sakramen penguatan yang berjumlah 24 orang dari wilayah Yohanes Paulus II, 21 orang dari wilayah Petrus Damianus dan 7 orang dari wilayah Manisrenggo mengikuti Triduum. Triduum adalah kegiatan persiapan yang dilakukan untuk menyambut suatu hari besar atau perayaan tertentu, salah satunya adalah Sakramen Penguatan.

Triduum dilaksanakan selama tiga hari, tanggal 24 – 26 Mei 2021,  Triduum wajib diikuti oleh calon penerima sakramen penguatan.

Triduum di pandu oleh Fr Togar OMI dan Fr Suny OMI
Hari Pertama 24 Mei  2021
Pemandu : Fr Togar OMI

“ Sapta Karunia Roh Kudus”

Di awal para calon di ajak mengenal Mazmur 42 “Kerinduan kepada Allah” dengan bernyanyi “Seperti Rusa Rindu Sungaimu”. Kita manusia di ibaratkan seperti rusa. Ketika kita haus akan Allah; firmanNya dan pengajaranNya saat itulah kita pergi untuk mencari Allah dan bertemu denganNya. Oleh karena itu janganlah gundah dan kalah dari dunia ini, berharaplah kepada Allah.

Seperti telah di sebutkan dalam Kitab Yesaya 11:1-5, “Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.
Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN;
ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang.
Tetapi ia akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan, dan akan menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di negeri dengan kejujuran; ia akan menghajar bumi dengan perkataannya seperti dengan tongkat, dan dengan nafas mulutnya ia akan membunuh orang fasik.
Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang.”

Seperti di nubuatkan nabi Yesaya keluarga Isai keturunan raja Daud, Roh Tuhan akan hinggap dan tinggal padanya. Roh Hikmat, Roh Pengertian, Roh Nasehat, Roh Keperkasaan, Roh Pengenalan akan Allah, Roh Takut akan Allah dan Roh Kesalehan itulah Sapta Karunia Roh yang ada padanya sebagai raja, Dia akan menghakimi secara adil, kebenaran dan kesetiaan akan di junjung tinggi.

Yesus dari Nasareth Raja Damai yang di nubuatkan oleh Nabi Yesaya. Dia sebagai Kristus, artinya Sang terurapi, Alamasih, Sang Mesias yang dinanti-nanti kedatangan-Nya.

Sewaktu di permandikan ubun-ubun kepala kita juga telah di urapi dengan minyak krisma, hal ini menandai bahwa kitapun di urapi seperti Kristus sendiri, menjadi imam, nabi dan raja. Sementara dalam penerimaan Sakramen Penguatan dahi kita juga di urapi dengan minyak Krisma oleh Bapa Uskup. Dengan pengurapan ini dinyatakan telah dewasa dalam iman dan di utus untuk menjadi tritugas dalam hidup sehari-hari yaitu

  1. Iman    : mengkuduskan kehidupan sehari-hari melalui Ekaristi
  2. Nabi    : mewartakan sabda Tuhan dengan kata dan perbuatan.
  3. Raja    : memimpin dan menggembalakan diri sendiri dalam pergaulan agar tidak mengarah pada dosa.

Dengan menerima Sapta Karunia Roh Kudus, kita akan di kuatkan untuk mewujudkan tugas perutusan.

Hari Kedua 25 Mei  2021
Pemandu : Fr Suny OMI

“Buah Buah Roh”

“Hiduplah menurut daging atau Roh” Sabda Tuhan dari Galatia 5:16-26. Peserta Triduum di ajak untuk mengenal buah-buah Roh dalam Galatia 5:16-26 dengan cara berdoa Taize.

Sewaktu di permandikan kita telah menanggalkan manusia lama dan mengenakan Kristus(cara berpikir, cara merasa, cara bersikap, cara bertutur dan cara bertindak seperti Kristus sendiri) sehingga kita lahir kembali menjadi manusia baru (Kol 3:5-17). Keinginan daging bertentangan dengan keinginan Roh, perbuatan daging akan menghalangi kita menghasilkan buah-buah Roh.

Buah Roh bukan hasil jerih payah kita semata, melainkan kita mau kerja sama dengan rahmad Roh Kudus, dan sejauh kita mau tinggal dalam Kristus. Dengan Sakramen Babtis yang telah di terima dan di teguhkan dalam Sakramen Penguatan, kita di materai menjadi milik Kristus. Semoga Roh Kudus yang di terima dalam Sakramen Penguatan menhasilkan buah-buah Roh dalam kehidupan sehari-hari.

Di akhir Triduum hari ke 2, peserta di minta untuk refleksi tentang keinginan daging yang masih menggoda dan buah Roh yang sudah Nampak dalam kehidupan sehari-hari.

Hari Ketiga 26 Mei  2021
Pemandu : Fr Togar OMI dan Fr Suny OMI

“Dewasa dalam Iman”

Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlahw  mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. Mereka bertekun dalam pengajaranx  rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan rotiy  dan berdoa 1 .zMaka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda.a Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,b  dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluanc  masing-masing. Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah.d  Mereka memecahkan rotie  di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang.f  Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlahg  mereka dengan orang yang diselamatkan.(Kis 2:41-47)

Dari cara hidup gereja perdana di atas, kita di harapkan mewujudkan hidup menggereja melalui panca tugas gereja yakni

  1. Liturgi              : berpartisipasi dalam misa kudus dan siap menjadi petugas liturgi
  2. Pewartaan     : memperdalam iman
  3. Persekutuan   : ambil bagian dalam kegiatan
  4. Pelayanan      : memberi perhatian dan pelayanan bagi sesame
  5. Kesaksian        : siap menjadi ragi dan garam di tengah masyarakat.

Ada beberapa tanda kedewasaan iman dalam Kristus, yang dimungkinkan oleh karunia Roh Kudus.

Pertama ialah jika kita dapat memusatkan perhatian kepada Kristus, dan bukan kepada diri sendiri. Secara praktis kita melihat contoh yang nyata pada anak-anak kecil yang sampai umur tertentu menginginkan dirinya terus menjadi pusat perhatian. Namun semakin besar, sifatnya (seharusnya) berubah, dan dapat memperhatikan orang lain.

Kedua adalah kesediaan kita untuk memberikan diri kita untuk pekerjaan-pekerjaan Allah di dunia. Dengan perkataan lain, kita mau melayani daripada dilayani

Ketiga adalah kita tidak mudah bertengkar dengan sesama, terutama dengan sesama umat. Rasul Paulus menunjukkan hal ini dengan begitu jelas dalam suratnya kepada jemaat di Filipi. Timotius diutus oleh Rasul Paulus untuk membacakan pesannya kepada jemaat di sana, yang berisi nasihat supaya bersatu dan merendahkan diri seperti Kristus (Fil 2:1-11).

Keempat, kita bertumbuh di dalam iman jika kita mau dengan hati lapang memikul salib yang Tuhan izinkan terjadi di dalam kehidupan kita, dengan harapan akan kebangkitan bersama Kristus.

Kelima kita mau mengikuti seluruh ajaran dan kehendak Tuhan dan tidak memilih-milih dan menyesuaikan dengan kehendak kita sendiri. Artinya, jangan sampai ajaran yang mudah kita terima, tetapi ajaran yang sukar dan membutuhkan pengorbanan, kita tolak, seperti ajaran mengampuni orang yang menyakitkan hati, mengasihi dan mendoakan orang yang membenci kita, larangan korupsi, dst

Jadilah umat KRISTEN yang dewasa dalam IMAN, PENGHARAPAN, KASIH, dan TINDAKAN kita kepada TUHAN.

Catatan: Liputan dan foto oleh Yayuk Sutarman

yusupriyas

Pengajar Les Bahasa Inggris SD, SMP/SMA, mahasiswa/umum (conversation, TOEFL/IELTS), penulis buku (lebih dari 70 buku pengayakan bahasa Inggris ), profesional editor & translator, Peminat sastra dan fotografi. Bisa dikontak di 08121598358 atau yusup2011@gmail.com.

Learn More →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *