Sosialisasi Bulan Kitab Suci Nasional 2018 di Gereja Marganingsih Kalasan

[dropcap]K[/dropcap]omsos-GMK. Bertempat di gereja Marganingsih Kalasan, pada hari Rabu tanggal 22 Agustus 2018 diadakan sosialisasi Bulan Kitab Suci Nasional 2018. Sosialisasi yang dihadiri sekitar 100 orang yang terdiri dari 5 utusan tiap wilayah ini berjalan lancar dan khidmat.

Sosialisasi yang dimulai jam 10.00 WIB ini dibuka dengan doa yang dipimpin Ketua Bidang Pewartaan dan Evangelisasi, Paulus Sriyanto. Selanjutnya acara selanjutnya dipandu oleh Agustinus Sutrisno.

Pertemuan Nasional (8-22 Juli 2016 di Sawangan, Bogor), Lembaga Biblika Indonesia mengangkat tema besar “Mewartakan Injil di tengah Arus Zaman” untuk empat tahun 2017-2020. Tema tersebut dijabarkan dalam rincian :

  1. Mewartakan Kabar Gembira dalam Gaya Hidup Modern (2017)
  2. Mewartakan Kabar Gembira dalam Kemajemukan (2018)
  3. Mewartakan Kabar Gembira dalam Krisis Lingkungan Hidup (2019)
  4. Mewartakan Kabar Gembira dalam Krisis Iman dan Identitas Diri (2020)

Hidup gereja tidak bisa dipisahkan dari karya pewartaan Injil atau Kabar Gembira. Setelah gereja sendiri lahir dari pewartaan Injil dari Yesus dan kedua belas Rasul, maka pada gilirannya gereja sendiri mesti mewartakan Injil dengan mengutus pewarta Injil. Gereja meletakkan dalam bibir mereka Sabda yang menyelamatkan. Setelah kisah kebangkitan dan penampakan Yesus kepada para murid, keempat Injil dengan caranya masing-masing menyampaikan perintah perutusan sebagai Amanat Agung. Dasar dari ini pertama adalah Injil Matius : “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman” (Matius 28, 19-20).

Yang kedua adalah Injil Markus : “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk” (Markus 16,15).

Kisah bagaimana para murid Kristus pertama melaksanakan tugas perutusan sebagaimana diceritakan dalam Kisah Para Rasul merupakan sebuah kisah kesaksian tentang perkembangan gereja dan perutusannya. Perutusan menjadi saksi Kristus sampai ke ujung bumi mengandaikan 3 hal, yaitu :

  • Ada gerakan keluar Palestina
  • Ada tokoh yang melaksanakan
  • Ada pertemuan dengan budaya non Yahudi.

Adapun gagasan pokoknya adalah :

  • Mendukung pemulihan kesatuan antara segenap umat Kristen. Ini merupakan salah satu maksud utama Konsili Ekumenis Vatikan II
  • Harus diketahui bahwa berhadapan dengan pluralisme denominasi Kristen seperti ini, tugas pewartaan Injil menjadi sangat unik dan peka, sekaligus memprihatinkan.
  • Diarahkan pada hal-hal konkret yang bisa dikerjakan bersama.

Gereja di Indonesia adalah bagian dari gereja di Asia. Uniknya, kalau kita memperhatikan, Indonesia sebenarnya boleh dipandang sebagai miniatur benua Asia. Secara resmi Indonesia hanya menerima enam agama. Sebagai umat Katolik yang hidup dalam pluralitas, jangan sampai gereja menjadi “makhluk asing” yang tidak dikenal oleh masyarakat, sehingga pada saat masyarakat mendengar atau melihat gereja, mereka justru menjauhi, memusuhi, menyerang gereja karena di benak mereka ada prasangka bahwa gereja “makhluk asing” yang menakutkan dan berbahaya. Di sisi lain mesti kita akui bahwa kemiskinan atau jurang antara yang miskin dan kaya juga menjadi masalah. Maka pewartaan Injil di Indonesia juga mesti memperhatikan “triple dialogue”. Berhadapan dengan orang-orang miskin, Yesus selalu tergerak hati-Nya oleh belas kasihan, dan Ia pun bertindak untuk membebaskan mereka dari kemiskinan. Salah satu sikap iman yang hendak diwariskan oleh Yesus melalui perikop tersebut adalah “semangat berbagi” kepada mereka terutama yang miskin dan tersingkir.

Mengacu pada kisah Yesus yang memberi makan lima ribu orang, kita dapat memetik nilai-nilai Injil terkait dengan sikap Yesus.

Kenyataan adanya kemajemukan budaya dalam masyarakat, menjadi konteks konkret gereja dalam melaksakan karya pewartaan Kabar Gembira.

Maka dengan Sosialisasi Bulan Kitab Suci Nasional 2018 kita diajak mendalami kembali pengalaman inkulturasi yang sudah ada dan senantiasa bekerjasama membangun kehidupan bersama yang lebih baik.

Clementine Roesiani

Penulis, editor, dan mantan wartawan.

Learn More →

One thought on “Sosialisasi Bulan Kitab Suci Nasional 2018 di Gereja Marganingsih Kalasan

  1. Sutanto prabowo 29/08/2018 at 19:10

    Makin mantab ini web GMK. Maju terus untuk mewartakan kasih Tuhan..

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *