“Sawang-Sanja-Srawung” di Tarcicius Cup

Romo Dadang Hermawan, Pastor Paroki Marganingsih Kalasan, mencatat bahwa dari sisi peserta saat ini adalah terbanyak sepanjang sejarah penyelenggaraan Tarcicius Cup. Mikael Elang Parikesit dari kepanitiaan menyebutkan bahwa sebanyak 38 paroki yang ada di Kevikepan DIY dapat berpartispasi. Ini artinya dari sisi jumlah dapat mencapai 100%. Octaura Jorgi Restu Anugrah dari Paroki Boro merasa sangat senang dapat berada dalam satu tim futsal bersama Andreas Mario dari Paroki Banteng. Romo Vikep Teritoral Daerah Istimewa Yogyakarta Maradiyo menggarisbawahi bahwa melalui Tarcicius Cup dapat ditangkap optimisme generasi muda Gereja Katholik yang menjanjikan, di samping dapat diselenggarakan di kawasan dengan kesan ekologis yang kuat.

Sungai Wareng melintas membelah kawasan terpadu yang tediri dari Gereja Marganingsih Kalasan, SMP Kanisius Kalasan dan Rumah Sakit Panti Rini. Seiring dengan dilakukan revitalisasi kawasan, Sungai Wareng juga dapat dinormalisasi dengan bronjong berisi batu di sisi kiri dan kanan tanggul sungai.

Pada sebuah bagian, sungai dibendung dan dijadikan arena memancing. Memancing adalah salah satu lomba yang diselenggarakan. Tetapi lomba memancing lebih bersifat pemainan daripada kompetisi. Ini adalah salah satu semangat pada Tarcicius Cup kali ini. Perserta tidak diajak untuk berkompetisi tetapi bermain bersama. Bergembira bersama. Dan pada gilirannya mereka akan merasakan kesatuan satu dengan lainnya.


Dua anak dari Lingkungan St.Paulus Pugeran, Paroki Kidul Loji tampak duduk takzim bersama ratusan peserta lainnya. Mereka memakai kaos hitam bertuliskan Abdi Dalem Gusti. Mereka adalah Christophorus Arya Bintang dan Gregorius Gandhi Rahadian yang masih duduk di kelas V SD Pangudi Luhur. Serentak mereka menjawab bahwa kehadiran mereka adalah untuk bersenang-senang bersama teman-teman misdinar se-DIY.


Disamping lomba memancing dan futsal, juga diselenggarakan lomba paduan suara, cerdas cermat, paramenta dan baca kitab suci. Konsep kawasan sangat mendukung untuk menyelenggarakan Tarcicius Cup. Sehingga semua kegiatan dapat dilangsungkan dengan ringkas dan terorganisasi.


Kerja keras panitia mendapat apresiasi yang menggembirakan. Dapat ditangkap oleh peserta bahwa panitia sungguh bekerja keras dan all out, terkoordinasi dan dalam visi pelayanan yang sama.

Berikut adalah sebagian kesan-kesan atas penyelenggaran Tarcicius Cup kali ini.


Romo Maradiyo, Vikep Teritorial DIY: Panitia sangat kompak, total dan dalam kerjasama yang bagus. Peserta sangat mengagumkan dan membanggakan. Semua turut ambil bagian. Tempat sangat memadai, dan berkesan ekologis yang kuat. Misdinar adalah generasi muda Gereja Katholik yang sangat menjanjikan. Tidak hanya di DIY tetapi juga di Keuskupan Agung Semarang.

Romo Yudono Suwondo, Paroki Pangkalan Angkatan Udara: Panitia penuh dedikasi. Tempat sangat representatif, natural. Tidak dibuat-buat. Ini penting menurut saya. Peserta juga sangat antusias. Saya bertemu dengan masa depan Gereja di sini.

Romo Budiharyana, Vikep Teritorial Solo: Panitia bekerja luar biasa. Sampai malam, tetapi penuh sukacita. Tempat kurang memadai sebetulnya, tetapi dapat menampung semua kegiatan. Peserta juga terbanyak sepanjang penyelenggaraan TC. Ini adalah TC yang untuk pertama kali diselenggarakan dalam koordinasi Komisi Liturgi. Semoga ke depan acara ini lebih terjamin kontinuitasnya.

Romo Sapto Nugroho: Panitia sangat all out, bagus dan terkoordinasi. Acara berjalan lancar dan bagus. Tempat sangat memadai dan acara dapat dikemas ringkas. Peserta joss! Sangat antusias, semua bisa ikut. Saya setuju bahwa TC tidak berkonsep kompetisi tetapi bermain bersama. Senang-senang dan saling memberi semangat.

Romo Dadang Hermawan: Meski saya hanya bersama mereka di “tikungan terakhir” tetapi saya menangkap bahwa panitia sangat solid, saling mengisi. Tempat acara cukup luas, saya kira. Sebagai bagian dari formasio iman berjenjang acara ini sangat bagus. Tidak semua harus ikut misdinar, mereka juga dapat mengikuti kegiatan lain yang sesuai minat. Harapan saya, mereka akan menjadi generasi memiliki kemampuan sinergis yang bagus. Dan memiliki militansi iman.


Bernadus Purnama, Seksi Usaha Dana: Panitia bagus, kompak, sangat siap dan bekerja dengan timeline yang jelas. Tempat kegiatan cukup memadai. Perserta yang hadir juga maksimal, semua dapat berpartisipasi. Semoga ke depan panitia bisa lintas paroki.

Cahyono, Dewan Paroki Kalasan: panitia mampu mengelola kegiatan dengan baik, merangkul rekan-rekan dari lingkungan sekitar. Karang Taruna juga membantu kegiatan. Saya sangat mengapresiasi panitia. TC adalah kesempatan untuk memupuk kebersamaan dengan orang lain. Belajar hal positif dari orang lain.

Mikael Elang Parikesit, Panitia: Semua wilayah di Kalasan dapat terlibat. Kegiatan terbagi di tiga lokasi. Gereja dan SMP Kanisius, Lapangan dan SD Kanisius. Tercatat peserta dari 38 paroki. Kami merumuskan kegiatan ini dengan 3S. Yaitu: “Sawang, Sanja dan Srawung”. “Sawang” adalah membangun keinginan peduli, dengan melihat tempat lain. Melihat hal lain. “Sanja” adalah ringan hati untuk mengunjungi. Dan “Srawung” adalah mau bergaul, membuka diri kepada pihak lain. Sehingga pada akhirnya diharapkan dapat terbangun komunikasi yang baik.

Selamat kepada seluruh misdinar de-DIY atas terselenggaranya kegiatan Tarcicius Cup. Selamat kepada Panitia yang sudah berusaha maksimal untuk kesuksesan acara.

Sebagai penutup catatan pendek ini, menarik untuk menyimak pendapat dari Alfred B. Jogo Ena yang hadir bersama anak sulungnya Laurenzo Maurin Z. Kiray: Disamping kemeriahan dan keceriaan yang apa-adanya dari anak-anak, memperkenalkan lingkungan yang ekologis adalah sangat penting. Acara ini sangat bagus. Baik bila ke depan juga diselenggarakan pelatihan literasi di samping games. Dengan demikian, acara selain untuk bersenang-senang juga dapat menumbuhkan kepekaan dan kreatifitas.*

Adrian Diarto

Meskipun apa adanya, pengalaman selalu menghamparkan harta karun untuk dikagumi. Pun bila tampak kecil dan sederhana. Atau bahkan biasa-biasa saja. Banyak menulis tentang hal sehari-hari yang sering terabaikan dan berlalu begitu saja.

Learn More →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *