Potluck Gathering di Lingkungan St.Yustinus Prambanan

Bagaimana memaknai mujizat lima roti dan dua ikan pada masa kini? Adakah pilihan cara yang dapat digunakan untuk kembali menghadirkan semangat tersebut di dalam komunitas?


Kerelaan Berbagi, Membangun Solidaritas

Mujizat itu sendiri dicatat terjadi di daerah yang bergunung dan sunyi di dekat kota Betsaida yang berada di sisi timur laut Danau Galilea yang termasuk wilayah Gaulanitis, di seberang Kapernaun yang terletak di wilayah Galilea. Pada masa sekarang, tempat terjadinya mujizat itu diyakini oleh sementara orang terjadi pada tempat yang telah didirikan Gereja Pelipatgandaan (Church of Multiplication) di dekat kota modern Tabgha.

Tentang mujizat sendiri dicatat dalam Matius 14 : 13 – 21, Mrk 6 : 30 -44, Luk 9 : 10 – 17 dan juga di Yoh 6 : 1 – 13.

Ada beberapa hal menarik yang layak untuk dicatat atas mujizat pelipatgandaan. Pertama adalah pentingnya kepedulian. Digambarkan oleh Matius, situasi saat itu sedemikian sunyi dan hari sudah mulai malam (Mat 14:15). Nampaknya tidak hanya Yesus dan para murid-Nya yang merasa lelah, tetapi juga semua orang yang telah seharian mengikuti mereka untuk mendengarkan pengajaran dan mendapatkan kesembuhan dari Yesus.

Sementara murid berinisiatif untuk meminta Yesus supaya menyuruh orang-orang itu pergi mencari tempat penginapan dan makanan di desa-desa sekitar (Luk 9 :12). Jawaban Yesus sungguh mengejutkan murid-murid: “Kamu harus memberi mereka makan!” Oleh Yohanes dicatat bahwa Yesus bahkan melontarkan pertanyaan untuk mencobai murid-Nya (bdk Yoh 6 : 6).

Para murid menampakkan kepeduliaannya meskipun dengan cara yang lebih terbatas. Dan Yesus kemudian melengkapi kepedulian para murid itu dengan perhatianNya yang begitu besar dan penuh cinta: Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, dua belas bakul penuh14:20.
Pesan kedua yang dapat ditangkap adalah ajakan untuk memulai dari berkat yang ada mensyukuri: lima roti jelai dan dua ikan. Dari sana ada ucapan syukur lalu cukup untuk memberi makan 5000 orang laki-laki: Yang ada pada kami disini hanya lima roti dan dua ikan” (Mat 14 : 17). Pesan ketiga adalah ajakan berbagi karena dengan berbagi maka akan ada berkat yang luar biasa.


Satu Kilogram Beras dan Potluck Gathering

Lingkungan St.Yustinus adalah bagian dari Wilayah St;Lukas Prambanan yang sekarang masuk pada Paroki Administratif Tyas Dalem Macanan. Ia adalah lingkungan hasil pemekaran dari Lingkungan St.Thomas. Dengan jumlah Kepala Keluarga di Lingkungan Thomas yang waktu itu sudah melebihi 50, pemekaran yang dilakukan secara postif dapat menggerakkan lebih banyak umat untuk terlibat dalam kegiatan gerejawi.

Bila sebelum dimekarkan kehadiran umat sekitar rata-rata dua puluh lima orang dalam setiap kegiatan lingkungan, setelah pemekaran kehadiran umat di masing-masing lingkungan juga mencapai rata-rata sekitar dua puluh lima orang. Secara nyata, pemekaran sudah menaikkan keterlibatan umat dalam kegiatan menggereja menjadi sekita seratus persen. Ini tentu adalah sebuah trend yang baik bagi keberlangsungan Gereja di masa depan.

Untuk tidak-lanjut Aksi Puasa Pembangunan 2018, mulai bulan April 2018 – November 2018 lingkungan St.Yustinus meneruskan dengan aksi ‘Satu Kilogram Beras’. Aksi ini adalah bentuk konkrit yang disepakati dalam saresehan terakhir. Aksi yang terkumpul kemudian diberikan kepada pihak yang dipandang terbantu apabila menerima bantuan sederhana ini.

Pada akhir tahun lalu, Lingkungan St.Yustinus juga telah berhasil merenovasi Gedung Sasana Wicara. Sebuah gedung pertemuan milik Gereja yang selain dipakai untuk kegiatan Gereja juga dipakai untuk kegiatan masyarakat setempat.

Mulai bulan April ini umat lingkungan Yustinus juga menyepakati untuk dilaksanakan Rapat Lingkungan dengan konsep potluck gathering. Dengan cara ini setiap yang hadir membawa makanan secukupnya untuk dinikmati bersama. Cara ini kiranya efektif untuk membangun kebersamaan dan kepedulian bersama.

Secara umum, melalui potluck gathering dan aksi Satu Kilogram Beras, umat Lingkungan St.Yustinus secara konkrit hendak menghidupi semangat mujizat lima jelai roti dan dua ikan tentang kepedulian, ucapan syukur dan semangat berbagi.

Tagline dan Motto Lingkungan

Pada pesta nama pelindung yang diadakan pada 5 Juni 2018, Romo Lambertus Issri Purnomo menyampaikan sebuah pemikiran menarik.

Setiap pemilihan nama pelindung tentulah juga diharapkan ada keteladanan yang hendak dijadikan panduan persama. Romo Issri mencontohkan, misalnya lingkungan yang mengambil nama Santa Maria Ratu Rosari sebagai pelindung menjadikan doa rosario sebagai ciri khas. Lalu lingkungan itu menyelenggarakan doa rosario setiap malam secara terus-menerus bersama-sama.


Tetapi dari sisi ide ini suatu hal yang menarik. Setiap lingkungan sudah saatnya membangun kekhasan sesuai kondisi riil lingkungan. Kekhasan ini dapat diltuangkan ke dalam tagline yang mencerminkan rumusan dan ringkasan visi dan misi lingkungan.

Tagline ini menjadi hal yang lumrah dalam pemasaran produk dan jasa. Misalnya ada yang mengambil tag-line: Semakin Dekat Semakin Nyata, Mengatasi Masalah Tanpa Masalah dan seterusnya.

Dengan tagline ini diharapkan seluruh warga lingkungan akan lebih terinspirasi untuk melakukan tindakan yang mencerminkan keteladanan para Santo atau Santa.

Bukankah hal baik tidak semestinya hanya berhenti di sekitar altar?

*Teks dan foto oleh Adrian Diarto

Adrian Diarto

Meskipun apa adanya, pengalaman selalu menghamparkan harta karun untuk dikagumi. Pun bila tampak kecil dan sederhana. Atau bahkan biasa-biasa saja. Banyak menulis tentang hal sehari-hari yang sering terabaikan dan berlalu begitu saja.

Learn More →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *