KOMSOS-GMK. Pentingnya keterbukaan dalam rumah tangga. Hal inilah yang ingin disampaikan dalam acara Pelatihan Dan Pengembangan Ekonomi Rumah Tangga Menuju Sleman Sembada Yang Guyub, Mandiri Dan Sejahtera. Pertemuan yang diadakan di Aula Kecamatan Kalasan pada hari Jumat tanggal 15 Maret 2019 ini adalah program pelayanan masyarakat bekerja sama dengan kecamatan Kalasan. Mendung yang menggelayut di Yogyakarta sejak pagi tak menghalangi undangan yang hadir. Terbukti jumlah undangan yang hadir ada sekitar 80 orang. Kursi yang disediakan panitiapun terisi penuh.
Acara yang dibuka dengan doa oleh pembawa acara Juanita Agustina Joesoef (Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan Gereja Marganingsih Kalasan) kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu Sleman Sembada ini terasa begitu hangat dan terasa kental dengan suasana kekeluargaan.
Dari pihak kecamatan diwakili Kuncoro, BSc sebagai pembicara di awal pertemuan. Pihak kecamatan menghargai dan mengapresiasi acara ini. Karena bagaimanapun juga para peserta yang datang adalah para ibu yang menyempatkan waktu untuk datang dalam pertemuan ini. Pemerintah juga menggiatkan ekonomi produktif. Jika pelatihan ini berhasil maka pemerintah juga akan senang karena banyak orang memiliki keahlian. Tapi kendala yang sering terjadi adalah mereka tidak tahu bagaimana cara memasarkannya. Dan pemerintah sekarang ini banyak melakukan regulasi terutama untuk ekonomi mikro.
Inti acara ini menghadirkan Ketua Bidang Paguyuban dan Tata Organisasi Gereja Marganingsih Kalasan, Nasaria Tjahjantini sebagai narasumber. Nasaria Tjahjantini dalam pertemuan ini mengajak peserta yang hadir untuk refleksi. Refleksi itu antara lain mempertanyakan apakah perkawinan masih utuh, apakah berkembang semakin sempurna, seberapa besar pengaruh beban ekonomi terhadap keutuhan keluarga (banyak hutang, boros, pendapatan sedikit), seberapa sering hubungan guncang, apakah saling mendengar dan melayani dan yang lebih penting lagi apakah diri kita sendiri jujur dan terbuka terhadap pasangan ?
Maka kita dapat meyakinkan diri bahwa bila keluarga retak masyarakat rusak. Karena keluarga merupakan tempat utama dan pertama untuk pembentukan kepribadian. Maka, mari mengambil keputusan untuk menata keluarga dengan benar. Landasannya adalah pasangan suami istri menyatukan paham yaitu pendapatan dan pengeluaran dikelola bersama. Tidak ada lagi istilah uang perempuan atau uang laki-laki.
Untuk itu ada semboyan ekonomi rumah tangga untuk masa depan yang baik. Bahwa masa depan yang baik perlu didukung oleh persiapan dan perencanaan sejak dini dan diupayakan terus menerus untuk mewujudkannya. Juga disiplin dan kerja keras yang memerlukan proses perencanaan masa depan perlu dikomunikasikan dengan pasangan, serta kesepakatan untuk tidak mudah tergoda dengan orang lain yang mempunyai pola berbeda.
Narasumber kedua adalah Koordinator Tim Kerja Pengembangan Sosial Ekonomi Gereja Marganingsih Kalasan, Yohanes Suparjiman. Dalam uraiannya Yohanes Suparjiman menjelaskan bahwa bicara ekonomi bukan hanya bicara tentang uang. Dalam ulasannya lebih lanjut dijelaskan pertama tentang pondasi rumah tangga yang memerlukan kematangan pribadi. Kematangan sikap dalam menghadapi masalah rumah tangga dengan pemecahan yang tepat dan diikuti tindakan yang bijaksana. Di samping itu juga diperlukan kesehatan ekonomi dalam menyatukan cara pemenuhan kebutuhan rumah tangga yang beraneka ragam. Kedua, hambatan dalam menyusun anggaran rumah tangga. Hambatan ini berupa sikap pasrah bahwa kondisi ekonomi keluarga tidak dapat diubah dengan kemampuan sendiri melainkan menganggap bahwa keadaan ini sudah merupakan nasib. Sikap bosan, membuat tanpa berembug, menyusun anggaran tapi tidak dipraktikkan.
Ketiga, melawan sikap pasrah. Kemauan yang teguh diperlukan untuk mencapai sasaran dengan niat percaya diri, berani mengambil keputusan, menghadapi kenyataan, dan bisa mengendalikan emosi dan bertanggung jawab. Adapun bekalnya adalah dana dan daya pengetahuan, ketrampilan dan inisiatif. Dan paling penting adalah kerja.
Keempat, anggaran. Anggaran ini berbicara tentang angka-angka untuk menyatakan kegiatan dalam periode tertentu yang disusun berdasarkan pengalaman terurai masa lalu, kebutuhan nyata periode yang akan datang dan kemampuan nyata.
Kelima adalah keuntungan menyusun anggaran. Keuntungan ini adalah menjaga pasak tidak lebih besar dari pada tiang, hubungan semakin baik, keterbukaan anggota keluarga terjamin, anak-anak tidak menuntut berlebihan, anggota keluarga menghargai uang, gaya hidup tidak konsumtif, dan masa depan lebih terencana.
Tak lupa dalam acara ini ada sesi tanya jawab. Ada tiga pertanyaan yang diajukan oleh peserta yang hadir yaitu :
- Mengapa usaha rumah makan selalu gagal ?
Pertanyaan ini dijawab oleh narasumber bahwa sebaiknya ada prausaha, yaitu dijajagi dulu mulai dari usaha kecil dulu yang kemudian bisa melangkah ke tahap berikutnya. - Bagaimana pengaturan ekonomi keluarga untuk wirausaha ? Yang dijawab oleh narasumber bahwa keuangan untuk wirausaha harus dipisah.
- Bagaimanakah keluarga yang sempurna itu ? Dijawab bahwa keluarga yang sempurna adalah jika bapak, ibu dan anak terbuka, selalu berdialog dan menentukan keputusan bersama.
Ada usulan dari peserta pertemuan ini supaya suami bisa hadir di pertemuan berikutnya, terutama bagi keluarga-keluarga muda. Dan dengan membawa suami ke pertemuan berikutnya agar bisa menyamakan persepsi.
Acara pertemuan yang berlangsung hangat dan penuh keakraban ini diakhiri dengan foto bersama.