Pertemuan kedua Diseminasi ARDAS KAS VIII 2021-2025 Gereja Maria Marganingsih Kalasan yang berfokus pada Interaksi dan Implementasi Kerasulan Awam di tengah-tengah Masyarakat dilaksanakan di gereja St. Yusup Wilayah Berbah dengan pemateri Rm Yohanes Dwi Harsanto, Pr. Acara dimulai pukul 10 dan dihadiri oleh 61 orang, termasuk panitia dan anggota DP GMMK. Acara yang dipandu oleh MC Juanita Agustina Joesoef dan moderator Andrianus Djati Gunawan ini mengusung tema “Kerasulan Awam, Perutusan Umat Katolik di Tengah Dunia. Acara ini juga dihadiri Rm Antonius Dadang Hermawan, Pr, pastor kepala Paroki Maria Marganingsih Kalasan.
Dalam kata sambutannya di awal acara, Yohanes Fransiskus Setya Tri Nugraha selaku ketua wilayah St. Yusup Berbah mengungkapkan rasa bahagianya karena gereja St Yusup Berbah dijadikan tempat kegiatan yang luar biasa dan penting dalam menentukan langkah perjalanan kehidupan iman kita.
Sementara itu berbicara mengenai kerasulan awam, Rm Yohanes Dwi Harsanto, Vikaris Episkopal Kategorial Keuskupan Agung Semarang, merujuk pada Dokumen Konsili Vatikan II Dekrit tentang Kerasulan Awam “Apostolicam Actuositatem” (kegiatan merasul) dan Konstitusi tentang Gereja “Lumen Gentium” (cahaya bangsa-bangsa). Romo projo Keuskupan Agung Semarang yang lebih akrab dipanggil Rm Santo ini menyebut bahwa Rasul atau “apostolos” berarti utusan. Kerasulan awam Katolik bersumber dari sakramen baptis, penguatan dan ekaristi yang diterima umat Katolik. Mereka menjadi utusan Kristus di tengah dunia, sekaligus dalam kesatuan dengan Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik.
“Dokumen Konsili Vatikan II Dekrit tentang Kerasulan Awam meskipun ditulis pada tahun 1962-1965 tetapi masih sangat relevan di jaman ini,” jelas Rm Santo.
Berbicara tentang spiritualitas kerasulan awam, Rm Santo yang lahir di dusun Jogonalan Lor, Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul ini menyebutkan bahwa sumber kerasulan ialah Kristus yang diutus Bapa dalam Roh Kudus. Kesuburan perutusan awam tergantung pada persatuan mereka dengan Kristus sesuai sabda-Nya dalam Yoh 15:5. Kesuburan ini dipupuk dengan doa, merenungkan Sabda Tuhan, dan keikutsertaan aktif dalam liturgi suci perayaan sakramen-sakramen khususnya ekaristi dan tobat. Kaum awam maju dengan bersukacita, sabar dan bijaksana memecahkan masalah hidup masyarakat, sambil setia mengerjakan tugas keluarga dan urusan dunia sebagai wujud iman, harapan dan kasih mereka.
Romo Santo yang ditahbiskan menjadi imam pada tanggal 12 Juli 2000 oleh Mgr. Ignatius Suharyo di gereja St. FX Kidul Loji Yogyakarta ini menjelaskan bahwa bidang kerasulan yang bisa digarap meliputi komunitas-komunitas gerejawi, keluarga, kaum muda, lingkungan sosial, bidang-bidang dalam bangsa dan antarbangsa. Sedangkan cara-cara merasul bisa dilakukan secara perseorangan, situasi-situasi tertentu, kerasulan yang terpadu, aneka bentuk kerasulan terpadu, aksi katolik, organisasi, kaum awam yang berbakti kepada gereja.
Para Bapa Gereja mengajak kaum awam agar dengan suka rela, jiwa besar, siap sedia menanggapi sapaan Kristus, yang pada zaman ini lebih mendesak, supaya kaum awam mengikuti dorongan Roh Kudus. Kaum muda hendaknya menyadari bahwa panggilan istimewa itu ditujukan bagi mereka, agar menyambutnya dengan gembira. Tuhan memanggil semua awam bergabung dengan diriNya, seraya mengenakan dalam diri mereka, cita rasa-Nya (Flp 2:5), ikut serta dalam karya penyelamatan. Tuhan Yesus mengutus kaum awam ke kota dan tempat yang akan dikunjungi-Nya (Luk 10:1).
Sesudah acara presentasi dari Rm Santo usai, acara kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Ada empat penanya yang mendapatkan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan seputar merasul dalam bidang politik, pendidikan, dan kesehatan.
Semoga kegiatan ini semakin membekali para peserta untuk semakin mantap berkiprah dalam “merasul” di tengah-tengah masyarakat dalam peran perutusannya masing-masing.
