KOMSOS-GMMK. Suasana gembira menyelimuti hati dan perasaan 92 anak umat Katolik Paroki Maria Marganingsih Kalasan. Perasaan gembira ini juga turut dirasakan oleh kedua orangtua mereka karena mereka berhasil mengantar putera-puterinya ke altar Tuhan untuk menerima tubuh dan darah Kristus (komuni pertama) dalam perayaan ekaristi kudus pada hari Rabu, 20 Oktober 2021.
Perayaan ekaristi pagi hari ini dipimpin secara konselebrasi oleh Romo Antonius Dadang Hermawan, Pr. dan Romo Vincentius Yudho Widianto, Pr, (Vikaris Parokial). Umat dan para katekis yang datang menjadi saksi bahwa sekelompok putra-putri gereja Kalasan sedang membuka babak baru kehidupan mereka. Selama perayaan misa, mereka tetap diwajibkan menaati protokol kesehatan.
Komuni pertama, atau komuni suci pertama, adalah sebuah tradisi di gereja Katolik. Dalam perayaan ekaristi ini, anak-anak yang telah dibaptis secara katolik akan menerima hosti (sakramen atau roti dan anggur) untuk pertama kalinya.
Sebelum menerima komuni, anak–anak diberikan pembekalan tentang pelajaran agama, pengakuan dosa dan sakramen serta tata cara di gereja Katolik. Proses pembekalan komuni pertama di Paroki Kalasan memang berlangsung cukup lama karena adanya pandemic. Pendampingan dan pembekalan dilaksanakan secara serius oleh para pendamping dan anak-anak pun dengan tekun mengikuti pembekalan. Selama pembekalan, anak-anak dilatih untuk menjadi pribadi mandiri sehingga mampu memahami dan memaknai kehadiran Yesus Kristus dalam Perayaan Ekaristi dan kehidupan nyata sehari-hari. Gereja tidak boleh sembarangan dalam memperbolehkan seseorang untuk makan roti dan minum anggur dalam Ekaristi. Keikutsertaan seseorang dalam penerimaan sakramen Ekaristi untuk pertama kalinya disebut komuni pertama. Syarat yang harus dipenuhi seseorang sebelum menerima komuni pertama adalah harus berada dalam kesatuan Gereja Katolik, usia, mengikuti persiapan komuni pertama, melakukan sakramen pengakuan dosa, dan puasa setidaknya satu jam sebelum Misa.
Dalam misa tersebut, Romo Yudho membacakan bacaan lnjil yang diambil dari Yohanes 6 : 51-58 : “”Akulah Roti Hidup”
Sementara dalam homilinya, Romo Yudho mengajak agar anak-anak selalu merasa senang dan suka cita dalam menerima tubuh dan darah Kristus dalam Ekaristi.
“Jangan sampai senangnya hanya saat pertama kali lalu lama-lama jadi bosan dan malas,” pesan Rm Yudho.
Anak-anak yang menerima komuni pertama diingatkan kembali akan niat yang sudah mereka tulis saat rekoleksi persiapan pada tanggal 10 Oktober 2021. Banyak di antara mereka mempunyai niat yang sangat mulia yakni akan rajin ekaristi harian, rajin ekaristi mingguan, dan rajin berdoa.
Anak-anak setelah menerima komuni pertama harus melaksanakan niat-niat tersebut terutama selalu rajin dan setia mengikuti misa mingguan, agar semakin dekat dengan Yesus sendiri. Dia akhir homilinya Romo yang akrab dengan anak-anak ini menambahkan agar anak-anak selalu mempunyai kerinduan bertemu Yesus dalam Ekaristi. Lalu Romo mengajak anak-anak dan umat menyanyikan lagu Ekaristi Sumber hidupku denga isi syairnya mengingatkan kita semua agar semakin mencintai Ekaristi dan mengikutinya dengan sepenuh hati.
EKARISTI SUMBER HIDUPKU
Ekaristi sumber hidupku ,
Ekaristi puncak doaku .
Di sanalah aku menimba ,rahmat Allah Bapa di surga.—
Namun sayang sering terjadi ,ada umat kurang mengerti .
Saat mereka mengikuti ,tanpa sadar asyik sendiri
Datang sering terlambat ,pulangnya paling cepat .
Sungguh-sungguh tidak tahu malu .
Saat khotbah guyonan….,saat doa HP an……
Sungguh-sungguh tidak tahu malu
Sebelum berkat penutup, Romo Dadang memberikan pesan agar anak-anak semakin tekun, setia dalam merayakan Ekaristi dan orangtua dapat memberikan teladan iman bagi anak-anaknya. Tidak lupa Romo Dadang mengucapkan terimakasih kepada para katekis yang dengan setia selama lebih dari setahun mendampingi anak-anak dalam persiapan sebelum menerima komuni pertama dan tetap semangat dalam pelayanan-pelayanan selanjutnya.
Catatan: Liputan oleh Roshinta dan foto oleh Helmy
