Pada hari Selasa tanggal 30-4-2024 umat lingkungan St Maria Sidokerto Wilayah Robertus Bellarminus Kalasan Tengah beserta umat lingkungan sekitarnya mendukung ibadat midodareni yang diselenggarakan oleh keluarga Yosef Hendrikus Bintang Nusantara untuk calon mempelai Laurentia Lintang Setyomurti dengan Ambrosius Agung Hermantoro yang akan saling menerimakan sakramen perkawinan di gereja St Ignatius Loyola Wilayah Kalasan Tengah pada keesokan harinya yakni Rabu tanggal 1-5-2024.
Pada malam hari ini ada dua acara penting yang dilaksanakan. Pertama acara serah-serahan, yaitu penyerahan dari keluarga calon pengantin pria kepada keluarga calon pengantin wanita. Selain menyerahkan calon pengantin pria, juga diserahkan beberapa perlengkapan antara lain uang, cincin, beberapa makanan serta ayam jago. Sesuai agenda, acara serah-serahan ini cukup singkat yakni wakil keluarga calon pengantin pria mengutarakan maksud dan tujuan kedatangannya kemudian diterima oleh wakil keluarga pengantin wanita.
Acara kedua yakni ibadat malam midodareni yang dipimpin oleh FX Dapiyanto. Pesan yang disampaikan untuk calon mempelai adalah bahwa mereka nantinya bukan lagi dua melainkan satu. Bukan aku dan kamu lagi tetapi menjadi satu yang dalam bahasa jawa dikatakan “awake dewe”. Tidak lagi dua tetapi satu. Blegernya (badannya) dua tetapi sudah mulai menjadi satu yang akan terjadi melalui proses selama mereka hidup bersama.
Ada tiga tahapan untuk dapat saling memahami dan saling mengerti yaitu pertama, “dupak gocang” (opo anane). Maksudnya adalah mengatakan sesuatu berdasarkan kenyataan yang dilihat dan dirasakan. Misalnya “terlalu manis teh nya”. Kedua adalah “semu mantri.” “Semu Mantri” adalah mengatakan sesuatu dengan tidak langsung. Misalnya untuk memberitahu bahwa tehnya terlalu manis maka dikatakan “Terlalu dekat madukismo” atau kalau tehnya kurang manis maka dikatakan “adoh (jauh dari) Madukismo”. Ketiga adalah “esem bupati” (tidak perlu kata- kata). Maksudnya, cukup dengan bahasa isyarat keduanya saling mengerti dan memahami. Misalnya senyuman atau kode tertentu yang menjadi kebiasaan mereka berdua.
Dalam ibadat yang cukup singkat ini juga disampaikan bahwa ada tiga tahapan komunikasi yaitu pertama “Saya ngomong kamu mendengar”, kedua “Saya mendengar kamu ngomong” dan ketiga “Saya mendengar kamu mendengar”. Sebagai penutup permenungan, disampaikan bahwa hasil dari komunikasi tersebut adalah “se” yaitu sehati, serasa, sepikir dan lainnya.