Umat Lingk. St. Filipus Rasul Wil. St. Theodosius Cupuwatu Berpesta Nama

KOMSOS-GMK. Umat lingkungan Santo Filipus Rasul, wilayah Santo Theodosius Cupuwatu mengadakan perayaan ekaristi lingkungan sekaligus perayaan pesta nama lingkungan pada hari Rabu, 15 Mei 2019.  Perayaan ekaristi dipimpin oleh Rm Jonathan Billie Cahyo Adi, Pr.  Agenda kegiatan dimulai dengan doa Rosario yang dimulai pukul 17:30, sedangkan perayaan ekaristi dimulai pukul 18:00. Sesudah perayaan ekaristi diadakan pula sarasehan lingkungan. Tema yang diusung dalam perayaan pesta nama ini adalah “Semangat Bersama Safiras”. Safiras sendiri merupakan singkatan dari Santo Filipus Rasul.

Menurut penuturan Ambrosius Agus Karjanto, ketua lingkungan Santo Filipus Rasul, pesta nama lingkungan Santo Filipus Rasul sebenarnya jatuh pada tanggal 3 mei 2019, tetapi karena ada jadwal misa lingkungan di hari Rabu, 15 Mei 2019 maka kedua kegiatan disatukan pada hari yang sama.

“Perayaan ekaristi dihadiri sekitar 70 umat dari total 110 umat di lingkungan. Umat yang hadir terdiri dari  kalangan orang tua,  dewasa dan anak anak,” jelas Ambrosius Agus Karjanto.

Dalam kotbahnya Rm Billie menjelaskan tentang siapa itu Santo Filipus. Santo Filipus adalah seorang rasul yang dekat dengan Yesus yang banyak berkotbah di Yunani, Syria dan Phrygia. Rm Billie kemudian mengajukan pertanyaan retorika kepada umat yang hadir.

“Apakah umat lingkungan Santo Filipus Rasul juga dekat dengan Yesus? Jika belum maka belum bisa jadi rasul,” jelas romo.

Romo Billie kemudian mengutip perikop yang berbunyi “Kata Filipus,  Tuhan tunjukkanlah kepada kami, dan itu sudah cukup bagi kami.”  Perikop ini ingin menjelaskan bahwa bila kita sudah sudah dekat dengan Yesus maka cukuplah itu. Kehidupan rohani adalah kehidupan yang mencukupkan bagi kita. Kita harus membangun jiwa kemartiran dalam zaman sekarang yaitu membangun hal-hal yang baik setiap hari dan setiap waktu supaya kita semua bisa menjadi terang bagi sesama.

Sementara itu sarasehan lingkungan yang diselenggarakan sesudah misa juga berjalan lancar. Beberapa umat bertanya seputar pendampingan PIA yang memerlukan buku panduan,  ragam kegiatan OMK yang positif dan masalah semi kapel adorasi di gereja jika nanti gedung gereja selesai dibangun. Umat lain juga bertanya tentang keterlibatan umat di gereja dalam menyanyikan lagu-lagu ekaristi.

“Lagu-lagu ekaristi bersifat mendukung ekaristi sehingga pemilihan lagu harus sesuai dengan tema liturgi yang ada supaya keterlibatan umat menjadi lebih baik,” jawab Rm Billie.

Dalam kesempatan itu Rm Billie juga berpesan agar kita semua mau mewujudkan sesuatu yang bisa kita wujudkan secara kongkret dan nyata dalam kehidupan kita.

Kepada KOMSOS-GMK, Ambrosius Agus Karjanto menjelaskan secara detil bahwa lingkungan Santo Filipus Rasul terdiri dari 33 KK, dengan jumlah umat mencapai 110 orang, termasuk 10 OMK, 10 orang PIR dan 13 orang PIA. Di bulan Mei ini, umat juga tekun berdoa rosario dan kegiatan BKL dengan lokasi tempat yang bergiliran. Umat yang hadir pada setiap doa rosario rata-rata mencapai 25-30 umat. Pengurus lingkungan juga sudah membuat agenda kegiatan lingkungan secara lengkap dan terperinci sepanjang tahun.

“Sanggupkah umat melaksanakan segala kegiatan lingkungan yang sudah diagendakan di lingkungan?” tantang Rm Billie kepada umat. Pertanyaan ini kontan disambut dengan jawaban “sanggub” oleh seluruh umat.

Ketika dimintai kesannya terhadap kegiatan pesta nama, Ambrosius Agus Karjanto mengungkapkan rasa bahagia dan bangganya karena kegiatan ini mendapatkan dukungan positif dari umat. Kegiatan semacam ini menjadi kesempatan baik bagi umat untuk berkumpul bersama dan berbagi sehingga umat menjadi lebih dekat satu dengan lainnya. Ini menunjukkan terciptanya rasa simpati dan empati.

Ambrosius Agus Karjanto juga menjelaskan bahwa beberapa waktu lalu umat lingkungan juga berkenan mengumpulkan dana sebagai wujud aksi puasa pembangunan di lingkungan untuk membantu umat yang sedang membutuhkan.

“Ada umat yang sedang membangun rumah tapi kesulitan dana sehingga kami mencoba membantu dalam segala hal yang bisa kami lakukan. Misalnya, mencari urug tanah, ada yang punya batu dan tidak dipakai terus disumbangkan untuk menambah material untuk membuat pondasi,” jelas Ambrosius Agus Karjanto.

Ambrosius Agus Karjanto juga mengungkapkan harapannya terhadap umat lingkungan ke depannya. Gereja itu keluarga. Keluarga ada di lingkungan. Lingkungan menjadi wilayah dan selanjutnya menjadi paroki. Maka apabila gereja mau hidup dan bergairah dimulailah dari lingkungan. Lingkungan dahulu yang harus ditata dan dibenahi agar umat selalu ikut dan aktif di lingkungan. Semoga dari semangat bersama di lingkungan akan menjadi mudah untuk berdoa dan beribadah serta berkegiatan di tingkat paroki.

Catatan: Sumber tulisan dan foto dari Bpk Ambrosius Agus Karjanto, ketua lingkungan Santo Filipus Rasul

yusupriyas

Pengajar Les Bahasa Inggris SD, SMP/SMA, mahasiswa/umum (conversation, TOEFL/IELTS), penulis buku (lebih dari 70 buku pengayakan bahasa Inggris ), profesional editor & translator, Peminat sastra dan fotografi. Bisa dikontak di 08121598358 atau yusup2011@gmail.com.

Learn More →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *