Renungan Bulan Maria dan Bulan Katekese Liturgi 2018 – Hari ke – 16
-Merenungkan-
Ulang Tahun Kelahiran
Umat Lingkungan St. Fransiskus sedang dikagetkan dengan berita yang tidak mengenakkan. Salah satu umatnya, Pak Bejo, baru saja cekcok dengan anaknya yang masih duduk di bangku SMA gara-gara sang anak minta pesta ulang tahun meriah pada saat sweet seventeen-nya nanti.
Kata anaknya, itu sudah menjadi kebiasaan teman-temannya. “Malu kalau tidak dirayakan seperti mereka,” katanya. Pak Bejo sendiri menghendaki agar pesta dirayakan secara sederhana mengingat sebentar lagi ia juga membutuhkan biaya besar untuk kuliah.
Peringatan Hari Ulang Tahun adalah perayaan syukur yang sudah biasa dilakukan. Hari Ulang Tahun tentunya merupakan hari istimewa dan penuh syukur atas anugerah kehidupan dengan segala rahmat yang telah diberikan oleh Tuhan.
Dengan perayaan ulang tahun, kita diajak untuk semakin menyadari dan mensyukuri karya Tuhan yang telah memelihara dan menyelenggarakan hidup. Kita biasa mendoakan saudara yang berulang tahun begini: “Kami bersyukur kepada-Mu karena misteri kejadiannya; sungguh ajaib yang telah Engkau kerjakan. Seperti kelahiran dan hidup Yesus membawa damai dan sukacita, semoga hidupnya pun membawa damai dan sukacita bagi sesama” (PS no. 140).
Ada berbagai macam bentuk dan cara untuk mengungkapkan syukur. Yang paling pas dan sesuai dengan iman kita adalah mengujudkannya dalam Misa Kudus. Yang berulang tahun bersama keluarga datang ke gereja untuk mengikuti Misa Kudus hari itu. Bolehlah sesudah itu dirayakan seturut kemampuan, seperti misalnya makan bersama dirumah atau kalau pas ada rezeki, ya, bisa di rumah makan.
Lalu pada malam hari, seluruh keluarga berdoa bersama. Ada juga sekarang ini orang yang ingin merayakan ulang tahunnya bersama saudara-saudara yang kecil dan tersingkir, misalnya di panti asuhan atau panti jompo. Ini tentu sangat baik.