Perempuan dari Manisrenggo Belajar Pengelolaan Sampah

KOMSOS-GMMK. Di suatu pagi yang cerah di hari Minggu yang shahdu, pada tanggal 27 Februari 2022 seorang perempuan berhijab yang dikenal sebagai penggiat kemanusiaan bagi penyandang disabilitas mulai menstarter sepeda motornya untuk memulai kegiatan hari itu.

Nama perempuan tersebut adalah Sri Lestari. Pada hari itu ia berencana mengikuti dan mengamati proses pemilahan sampah anorganik yang menjadi barang daur ulang di Gereja Paroki Maria Marganingsih Kalasan. Perjalanan dari rumahnya di daerah Losari kecamatan Manisrenggo menuju kecamatan Kalasan ditempuh dalam waktu kurang lebih 30 menit. Bersama dengan Dimas, sang keponakan yang duduk di kursi penumpang, Sri Lestari dengan lihai mengendarai sepeda motor yang sudah dimodifikasi menjadi kendaraan roda tiga.

Sesampainya di lokasi pemilahan sampah anorganik, Sri Lestari kemudian didampingi oleh petugas piket yakni Lucia Sri Wahyuni , Martina Sri Gunanti , Fransisca Dani dan koordinator wilayah St. Maria Kalasan Barat, Siwi Walyani dan Helena Eva, yang mendapat jadwal untuk pengumpulan kolekte barang daur ulang. Mbak Sri, demikian dia akrab dipanggil, menyaksikan langsung bagaimana cara memilah sampah plastik rumah tangga, kertas, logam, elektronik dan minyak bekas penggorengan yang bisa didaur ulang. Martina Sri Gunanti dan Fransisca Dani, penggiat program kolekte barang daur ulang di Paroki Maria Marganingsih Kalasan, kemudian memberikan penjelasan terkait program dan dinamika dalam kegiatan yang diikuti oleh 8 wilayah di Paroki. Mereka juga menjelaskan hasil yang diperoleh yang kemudian dimanfaatkan untuk mendukung program pelayanan di bidang pendidikan, membantu membayar biaya sekolah untuk keluarga yang terdampak pandemi Covid-19.

Mba Sri tertarik untuk belajar proses pengelolaan sampah anorganik di Paroki Maria Marganingsih Kalasan setelah melihat akun media sosial salah satu penggiat program ini. Mba Sri ingin memanfaatkan sampah anorganik melalui pengelolaan bank sampah dimana tujuannya agar peserta yang terlibat dalam program ini bisa mengumpulkan tabungan dalam bentuk sampah anorganik atau barang daur ulang yang bisa dipakai untuk mengganti biaya perawatan dan perbaikan kursi roda tanpa perlu mengeluarkan uang dalam bentuk tunai. Program ini selain bermanfaat untuk mendukung pengurangan sampah anorganik yang masuk ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) juga bisa dimanfaatkan untuk tabungan biaya perawatan dan perbaikan kursi roda.

Begitulah hari itu Mbak Sri mengamati dan belajar pengelolaan bahan daur ulang. Kegiatan belajar bersama hari itu diakhiri dengan penjemputan barang daur ulang yang dilakukan oleh Rapel. Barang daur ulang yang telah dipilah kemudian ditimbang sesuai dengan pengelompokannya dan dimasukkan ke dalam mobil box berukuran besar untuk diangkut ke sentra pengelolaan barang daur ulang. Kolekte barang daur ulang dari wilayah St. Maria Kalasan Barat dan juga tambahan dari lingkungan Kaliajir Berbah  terkumpul sebanyak 634 kg.

Sejatinya semakin banyak pihak yang terlibat dalam proses pengelolaan sampah anorganik rumah tangga akan semakin berdampak pada berkurangnya jumlah sampah yang masuk ke TPA dan mendukung kelestarian dan keutuhan ciptaan dengan merawat bumi sebagai rumah Kita bersama. Bila gerakan ini semakin meluas, dampak positifnya akan semakin meluas pula.

Catatan: Foto dan liputan oleh Fransisca Dani

yusupriyas

Pengajar Les Bahasa Inggris SD, SMP/SMA, mahasiswa/umum (conversation, TOEFL/IELTS), penulis buku (lebih dari 70 buku pengayakan bahasa Inggris ), profesional editor & translator, Peminat sastra dan fotografi. Bisa dikontak di 08121598358 atau yusup2011@gmail.com.

Learn More →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *