KOMSOS=GMMK. Perayaan Ekaristi Minggu Paskah di Gereja Paroki Maria Marganingsih Kalasan pada hari Minggu, 17 April 2022 pukul 07.00 WIB, yang dipimpin oleh Romo Antonius Dadang Hermawan, Pr. berjalan lancar. Panitia mempersiapkan Perayaan Hari Raya Paskah sesuai dengan standar protokol kesehatan (prokes), yaitu dengan melakukan pengecekan suhu tubuh, mencuci tangan, mengatur tempat duduk, dan mendaftar umat yang hadir. Umat yang hadir pun mengikuti prokes dengan tertib dan taat. Sementara itu, petugas keamanan paroki yang mengatur arus kendaraan di halaman parkir gereja, tampak siaga dan cekatan.
Hari Raya Paskah merupakan hari penggenapan janji Yesus akan sengsara, wafat, dan kebangkitannya. Pada hari ini kita semua dipanggil untuk ikut serta dalam hidup baru. Kita diminta untuk mewartakan sukacita kebangkitannya.
Dalam khotbahnya, Romo Dadang berkata, “Kenapa kita merayakan Paskah? Apa bedanya Perayaan Ekaristi yang lain dengan Perayaan Paskah? Yang membedakan adalah dalam Perayaan Paskah, Yesus dibangkitkan oleh Bapa.”
Kitab suci mencatat bahwa Maria Magdalena, Petrus, dan Yohanes datang ke kubur Yesus dan mendapati kubur Yesus kosong. Hal ini yang menjadi dasar akan kesaksian Petrus dalam Kitab Suci Injil Yohanes, tentang semua nabi bersaksi bahwa barang siapa percaya kepada-Nya dia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya. Yesus yang dibangkitkan inilah yang akan memberikan keselamatan kepada siapa pun yang percaya kepada-Nya.
Kisah kebangkitan dalam bentuk makam kosong Yesus menjadi kisah harapan akan hidup baru, tetapi ketika Yesus bangkit dari kematian, berarti membuka pemahaman baru sekaligus keyakinan baru adanya kehidupan sesudah kematian. Belum pernah satu pun yang dibangkitkan Bapa selain Kristus Yesus. Itulah harapan yang harus kita perbarui setiap kali paskah. Harapan akan Tuhan yang senantiasa menyertai, membimbing, dan mengarahkan hidup kita.
Dalam salah satu janji baptis terdapat sebuah pertanyaan, tentang ‘Sanggupkah saudara-saudari menantang kejahatan dalam diri saudara sendiri dan dalam masyarakat?’ Dari pertanyaan ini, romo pun bertanya pada umat, “Apakah kita tetap mengamanatkan janji itu? Apakah kita akan ambil bagian dalam kejahatan masyarakat? Ataukah kita mau menjauhi kejahatan dan berbuat baik?”
Romo Dadang lalu menjelaskan bahwa akhir-akhir ini Jogja sedang ramai dengan klithih. Dengan nada bercanda Romo Dadang menyampaikan bahwa bila ada OMK yang ikut dalam klithih, maka OMK tersebut akan diminyak suci dan akan dibaptis ulang, karena setelah memperbarui janji baptis, tidak diperkenankan untuk melakukan hal-hal yang tidak baik. Begitu pula ketika ada tayangan negatif yang viral di media sosial, tentang seseorang yang puas dan bangga dapat mencaci, memaki, dan menampar orang lain. Apabila ada umat katolik yang membuat atau mendukung hal tersebut, ia termasuk umat katolik yang sontoloyo.
Sebelum mengakhiri khotbahnya, Romo Dadang mengatakan apa gunanya memperbarui janji baptis bila hidup kita tidak pernah memegang harapan. Kita ini sebagai pengikut Yesus hendaknya juga mencintai kehidupan dan berbuat kebaikan kepada siapa saja. Romo kelahiran Delanggu ini mengharapkan bahwa pembaruan janji baptis ini hendaknya menjadi bekal kita untuk hidup lebih memuliakan Tuhan dalam kebaikan-kebaikan yang kita ciptakan.
Berkat Paskah juga tercurah bagi anak-anak yang hadir. Mereka mendapat bingkisan snack sebagai ucapan Selamat Paskah, setelah mengumpulkan kotak APP (Aksi Puasa Pembangunan) yang sudah dibuat di rumah dengan sebaik mungkin.
Catatan: Foto oleh Dio dan Gus Nanang