Perayaan Malam Paskah: Belajar dari Maria Magdalena “Terpesona Kasih Tuhan”

Umat wilayah Santo Theodosius, Santa Agnes Kebonan, Sang Timur Jebresan dan Santo Don Bosco Teguhan pada pukul 17.30 WIB (3/04/2021) datang untuk merayakan misa vigili di Gereja Maria Marganingsih Kalasan. Meskipun melalui screening dan penerapan protokol kesehatan yang ketat, umat tetap terihat antusias. Mereka tampak antri  untuk mendaftarkan diri di meja registrasi.

Beberapa aparat keamanan berjaga di depan pintu halaman gereja. Selain itu,  beberapa anggota organisasi masyarakat pun membantu mengatur arus kendaraan.

Romo Antonius Dadang Hermawan, Pr., memimpin misa Malam Paskah.  Perayaan sukacita sambil berjaga-jaga menantikan kebangkitan Tuhan Yesus ini diawali dengan upacara cahaya, yaitu pemberkatan lilin Paskah dan penyalaan lilin umat. Selama masa pandemi Covid 19, cara mematikan lilin umat dilakukan dengan cukup unik, yakni menggunakan tatakan lilin. Selanjutnya, Romo Dadang mengajak umat untuk mendengarkan dengan tenang hati sabda Allah serta merenungkan karya keselamatan Allah dalam sejarah bangsa Israel sampai kedatangan Yesus Kristus sebagai penebus dosa.

Romo Antonius Dadang Hermawan, Pr

“Terpesona….Aku terpesona”.Penggalan lirik lagu yang sedang hits tersebut menjadi awal khotbah Romo Dadang. Melalui  interaksi dengan umat, Perayaan Malam Paskah menjadi lebih meriah.

“Terpesona”. Kata itu menjadi kata kuci khotbah Romo Dadang. “Terpesona menjadi satu situasi yang dialami Maria Magdalena. Maria Magdalena menjadi tokoh dalam bacaan Injil. Ia dibebaskan dari tujuh roh jahat.  Ia memiliki hidup baru. Maria Magdalena sangat  terpesona karena kasih Yesus. Maria Magdalena mengalami peristiwa-peristiwa penting dalam hidupnya. Ia hadir dalam peristiwa penyaliban Yesus, saat Yesus dikubur, dan juga saksi makam kosong.

Maria Magdalena menjadi salah satu tokoh saksi bagaimana Yesus bangkit dan mengalahkan kuasa maut,” (Romo Dadang).

”Apakah saudari saudara juga pernah mengalami rasa terpesona kepada Tuhan yang sudah menyelamatkan hidup kita?” tanya Romo Dadang kepada umat. “Paskah mengajak kita membongkar ketakutan dan kecemasan kita dengan melihat sejarah keselamatan Allah, sejak pembebasan bangsa Israel dari Mesir, dan juga dalam masa Paskah ini. Jangan takut! Tuhan selalu mendorong kita untuk selalu optimis dan berani. Marilah berkaca pada Maria Magdalena yang dulu selalu merasa takut dan dikuasai roh jahat tetapi menjadi wanita yang terpesona pada Tuhan dan mendapatkan kabar sukacita tentang kebangkitan Yesus. Beranikah kita memiiki hidup yang optimis, hidup yang penuh keberanian seperti Maria Magdalena yang setia hadir dalam setiap peristiwa yang dialami Yesus. Semoga kita juga menemukan pesona Tuhan dalam setiap perbuatan kita sehari-hari,” undang Romo Dadang mengakhiri khotbahnya.

Dalam upacara pembaruan janji baptis, umat mulai menyalakan lilin. Lagu Syukur Kepada-Mu Tuhan dinyanyikan untuk mengiringi kekhidmatan liturgi ini. “Kita diselamatkan bukan karena jasa kita, bukan karena prestasi kita ataupun kebaikan kita, tetapi melulu karena kebaikan Tuhan,” tandas Romo Dadang.

Menurut Stefanus Sunaryo (Wakil Ketua Dewan Paroki), organisasi masyarakat dari luar Gereja turut serta menjaga dan membantu ketertiban dan keamanan dalam perayaan Malam Paskah ini. “Karang taruna padukuhan, para pemuda pemudi Batak, dan beberapa wanita yang mengenakan seragam bertuliskan “Srikandi Cakra Buana Sleman” turut berpartisipasi. Aparat keamanan dari POLDA juga menyiagakan diri dan memarkir kendaraan lapis baja di pinggir jalan depan gereja. Suasana seperti itu membuat umat merasa lebih tenang dan nyaman untuk melaksanakan ibadah,” ujar Bapak Stefanus Sunaryo.

Pada masa pandemi seperti saat ini, aktifitas kita terbatasi. Kegiatan di lingkungan Gereja pun terkena dampak yang sangat besar. Namun selama Pekan Suci, kita patut bersyukur karena kita bisa melaksanakan ibadah dengan tenang dan aman,” jelas Bapak Stefanus Sunaryo. “Kami mengharap agar Dewan Paroki, seluruh elemen Gereja khususnya pengurus lingkungan sebagai ujung tombak Gereja memberikan motivasi kepada umat yang tidak terkendala aturan pembatasan pelaksanaan ibadah pada masa pandemi. Hendaknya, umat tidak terlena dengan misa yang dilaksanakan secara streaming,” harap Bapak Stefanus Sunaryo.

Catatan: liputan oleh Donald dan diedit C Ismulyadi, Foto oleh Gus Nanang

yusupriyas

Pengajar Les Bahasa Inggris SD, SMP/SMA, mahasiswa/umum (conversation, TOEFL/IELTS), penulis buku (lebih dari 70 buku pengayakan bahasa Inggris ), profesional editor & translator, Peminat sastra dan fotografi. Bisa dikontak di 08121598358 atau yusup2011@gmail.com.

Learn More →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *