Pemeriksaan Kesehatan dan Donor Darah: Wujud Cinta Kepada Lansia dan Sesama

Wujud Cinta kepada Umat Lansia         

“Simbah-simbah, selamat siang, berkah dalem. Sing enom-enom ora usah njawab,” sapa Romo Antonious Dadang Hermawan, Pr. ketika memulai homili pada misa lansia Minggu, 19 Mei 2019 di Gereja Marganingsih Kalasan. Dan betapa terkejutnya Romo Dadang mendengar jawaban yang keras dan penuh semangat dari umat yang hadir yang hampir 90% berusia di atas 60 tahun. Lalu setelah menyepakati bersama dengan umat bahwa yang bisa disebut lansia adalah mereka yang berusia 60 tahun ke atas, Romo Dadang kemudian mengajukan satu pertanyaan yakni apa yang diinginkan oleh mereka pada saat ini. Umat menjawab bahwa mereka ingin sehat dan jiwanya selamat.

Terkait keinginan dari umat lansia yang ingin sehat dan jiwan selamat, Romo Dadang berpesan agar para lansia tidak perlu berpikir yang berat-berat karena kesehatan akan cepat menyusut kalau kebanyakan berpikir berat. Segala persoalan cukup dibawa dalam doa saja. Untuk keselamatan jiwa, Romo Dadang sendiri merujuk kepada bacaan pertama yaitu syarat untuk bisa masuk ke dalam kerajaan Allah adalah harus banyak mengalami sengsara. Dan di sini Romo Dadang menjelaskan bahwa kesengsaraan lansia kebanyakan disebabkan oleh kurangnya perhatian dari keluarganya. Untuk itu Romo Dadang menekankan bahwa lansia harus terus bertekun dalam iman dan terus percaya bahwa Gusti Yesus masih menyelenggarakan hidup kita dengan memberikan kesehatan dan kedamaian.

Pada misa lansia yang diadakan bertepatan dengan pesta nama paroki dan juga ulang tahun Rumah Sakit Panti Rini ini, Romo Dadang juga memberikan sakramen pengurapan orang sakit. Romo mengajak untuk pasrahkan segalanya kepada Tuhan, mendoakan anak-cucu,romo paroki. Penerimaan pengurapan orang sakit diterimakan setelah homili, dengan syarat: Orang yang benar-benar sakit, umurnya variatif, orang tua yang sudah sangat surut kekuatannya, kepada orang yang akan menjalankan operasi berat, misalnya, operasi sesar (melahirkan).

Perayaan ekaristi berlangsung penuh khidmat dan diiringi kelompok koor dari Cantate Domino Choir. Suasana perayaan ekaristi juga nampak mengharukan karena terlihat beberapa umat lansia yang mobilisasinya terbatas karena banyak bergantung kepada alat bantu, namun semangatnya untuk berekaristi sangat tinggi. Bahkan sebagian harus dipapah oleh keluarganya untuk bisa hadir dan mengikuti misa. Sungguh ironi bagi mereka yang masih muda, sehat dan penuh energi namun kadangkala enggan untuk mengikuti sembahyangan yang ada di lingkungan masing masing.

Kegiatan Pemeriksaan Kesehatan dan Donor Darah

Di samping misa lansia, diselenggarakan pula kegiatan yang sangat ditunggu-tunggu umat paroki Marganingsih Kalasan yakni kegiatan pemeriksaaan kesehatan dan donor darah. Kegiatan ini dimulai pada pukul 09.30 pagi sesudah misa pagi selesai.  Dengan demikian sesudah mengikuti misa pagi, umat bisa langsung mendaftar penjadi pendonor atau mengecek kesehatannya seperti yang dilakukan Sardjono dari lingkungan F.X. Gendingsari, seorang pendonor tetap, yang mendonorkan darahnya di acara tersebut. Sardjono mengatakan bahwa perasaannya menjadi nyaman saja dan tidak merasa pusing setelah diambil darahnya.


Pada kesempatan itu Komsos-GMK juga sempat mewawancarai Siwi Walyani, ketua Tim Kerja Kesehatan. “Sebenarnya kita mengadakan donor darah ini sudah rutin 3 bulan sekali. Kebetulan saat ini bertepatan dengan pesta nama paroki. Dalam masa puasa ini biasanya persediaan darah di PMI sedikit menurun dan ini merupakan kesempatan bagi kita untuk berbagi. Kami berharap umat mempunyai peran serta aktif dalam donor darah ini sehingga bisa berbagi kepada sesama karena setetes  darah itu sangat bermanfaat bagi mereka yang sangat membutuhkan,”  jelas Siwi Walyani.

Menurut Siwi peran serta umat sungguh luar biasa. Pada awalnya hanya ditargetkan 50 kantong lalu ditambahkan 10 kantong dan ternyata masih kurang. Oleh karena itu Siwi mengapresiasi antusias umat dalam kegiatan donor darah ini karena sudah ada banyak pendonor tetap yang mendonorkan darahnya pada saat ini. Kegiatan donor darah ini sudah menjadi agenda 3 bulanan sehingga para petugas kesehatan tidak menemukan kendala berarti dalam menyiapkan segala sesuatunya. Siwi Walyani juga berharap adanya peran aktif orang-orang muda dalam hal ini OMK karena setiap acara donor darah para pendonor didominasi oleh orang dewasa. Menurutnya juga sudah ada kemajuan di acara saat ini dengan adanya beberapa OMK yang ikut mendonorkan di acara saat ini, tetapi Siwi Walyani sangat berharap di kedepannya OMK bisa lebih aktif bahkan menjadi pelopor untuk acara  donor darah seperti ini.

Kegiatan pemeriksaan kesehatan juga ramai dikunjungi umat yang ingin mengetahui kadar gula darahnya ataupun untuk memeriksa tekanan darahnya. Seperti yang dialami Maria Sugihartati. Ia merasa bersyukur dengan adanya acara tersebut sehingga dia bisa memeriksakan gula darah dan tensinya dengan gratis. Walaupun hasil dari pengecekan tensi darahnya tidak seperti yang diharapkan namun beliau tetap mensyukuri hasil yang didapat. Dia juga berharap obat-obat yang didapat dari para dokter yang memeriksanya bisa mengobati sakitnya.

Terimakasih para pejuang kesehatan. Terimakasih para lansia karena perjuangan Anda semua kita bisa menikmati karunia Tuhan.

 “Menerima keadaan dengan penuh syukur itu menjadi cara dan pertanda bahwa kita memang sehat” (Romo Dadang).

Catatan: Liputan oleh Mas Donald Maradona; foto oleh Mas Donald Maradona & Mbak Monica. Beberapa foto diambil dari FB Ibu Christina  Lucia Suwarni.

yusupriyas

Pengajar Les Bahasa Inggris SD, SMP/SMA, mahasiswa/umum (conversation, TOEFL/IELTS), penulis buku (lebih dari 70 buku pengayakan bahasa Inggris ), profesional editor & translator, Peminat sastra dan fotografi. Bisa dikontak di 08121598358 atau yusup2011@gmail.com.

Learn More →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *