Pada tanggal 7 September 2023, telah diselenggarakan Sarasehan Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) pertemuan kedua di Lingkungan St. Paulus Temanggal II, Sarasehan tersebut dipimpin oleh Laurentius Agus Setiyono selaku Ketua Lingkungan St. Paulus, dan bertempat di rumah Ani Sumayanti yang dihadiri 37 umat.
Dalam pertemuan ini membahas, mendalami dan melanjutkan kisah Nabi Yunus (Yun. 4:1-11) yang merasa kesal karena ia menginginkan memberi hukuman daripada pengampunan untuk bangsanya sendiri yaitu Niniwe.
Pertemuan kedua BKSN tersebut bertema “Kasih Allah Menggerakkan Pertobatan”. Dari kisah Nabi Yunus yang melawan kehendak Tuhan Allah namun pada akhirnya Yunus menemukan bahwa martabat manusia seharusnya dikasihi dan diampuni.
Setelah Perikop dibacakan, umat diberikan tiga pertanyaan untuk merefleksikan pribadi, berbagi pengalaman, dan membangun aksi nyata. Salah satunya “Bagaimana sikap kita ketika melihat tentang ketidakadilan terhadap sesama kita?” Ada beberapa Umat yang menceritakan pengalaman pribadi nya, Angelica Diajeng Prameswari & Margaretha Sri Lestari Ningsih selaku umat Santo Paulus pun menjawab pertanyaan tersebut dengan Menceritakan pengalaman pribadi nya.
Setelah beberapa umat menceritakan tentang pengalaman pribadinya, dalam sharing dan aksi nyata umat, Sang Condro Nugroho selaku perwakilan orang muda Santo Paulus menceritakan dan menjelaskan tentang kisah-kisah dan watak seorang Nabi Yunus.
Selanjutnya pertanyaan berikutnya, “Ketika kita memiliki kesalahan kepada seseorang, apakah kita berani mengakui dan meminta maaf?” Bagi Laurentius Agus Setiyono yang menjadi fasilitator dalam sarasehan tersebut mengemukakan pertanyaan tersebut bagus karena seringkali mudah diucapkan namun susah untuk dilaksanakan.
Ani Sumayanti selaku tuan rumah di pertemuan BKSN pada malam tersebut juga turut menceritakan pengalamannya sendiri saat masih bekerja. Setelah sesi sharing dan aksi nyata selesai maka dilanjutkan dengan doa umat, doa umat pun didoakan secara spontan oleh umat Santo Paulus.
Pertemuan kedua BKSN berjalan dengan lancar dan umat juga mendapatkan pengalaman dari sudut pandang orang lain. Dalam pertemuan sarasehan ini umat diajak untuk berani mengakui kesalahan dan kelemahan orang lain serta berani untuk meminta maaf dan memberi maaf agar dalam menjalani hidup semakin menjadi kesaksian bahwa cinta Tuhan tercurah bagi siapapun.
Penulis : Angelica Diajeng Prameswari, Sang Condro Nugroho