007 St. Mateus Cupuwatu II: Peringatan memule

Selasa malam yang cerah, umat lingkungan St Matius wilayah Theodosius diundang oleh keluarga Emiliana Suparmi untuk berdoa bersama. Doa bersama yang ditujukan untuk mendoakan jiwa Ignatius Soekasno yang genap 2 tahun dipanggil Tuhan dilaksanakan pada 12 Desember 2023.

Mati listrik yang terjadi di daerah Cupuwatu dan sekitarnya sejak pukul 10.00 WIB bahkan belum hidup sampai jam 19.00 WIB tidak menyurutkan semangat umat untuk tetap datang memberikan dukungan doa. Puji Tuhan, pukul 19.04 WIB listrik menyala dan Doa Memule untuk memperingati 2 tahun Ignatius Soekasno menghadap Bapa segera dimulai.

Dipimpin oleh prodiakon lingkungan St Matius, ibadat dibuka dengan lagu pembuka “Betapa Indah Rumah-Mu Tuhan” dari Madah Bakti dengan diiringi musik gitar oleh Philipus Pangestu Wibowo dan Emmanuel Wijoputro.

Setelah lagu pembuka yang dinyanyikan oleh seluruh umat, pernyataan tobat dan doa pembuka, ibadat dilanjutkan dengan bacaan dari Yesaya 40 : 1-11 yang dibacakan oleh Renata Thania Alana. Mazmur didaraskan dengan baik bersama umat dipimpin oleh lektor.

Bacaan Injil tentang perumpamaan domba yang hilang diambil dari Matius 18 : 12-14. Dalam homilinya, Antonius Wakhid Nurcahyo sebagai pemimpin ibadat mengatakan bahwa kita harus ingat dengan kematian kita, seperti tulisan yang ada di sepasang gerbang besi di “Kerkhof Muntilan”, tempat peristirahatan terakhir/pemakaman para misionaris Katolik di Muntilan.

Pada gerbang sebelah kiri terdapat tulisan “MEMENTO” sedangkan yang kanan tertulis “MORI”. Jika kedua gerbang itu ditutup maka akan terbaca tulisan dari bahasa Latin “MEMENTO MORI” yang artinya “Ingatlah akan kematian”. Ingatlah hidup ini ada batasnya jadi sudah selayaknya kita harus selalu melakukan kehendak Tuhan selama masih hidup di dunia ini.

Sedangkan dalam Injil Matius tentang perumpamaan domba yang hilang mengingatkan kita bahwa Tuhan akan terus mencari “pendosa” seperti kita agar kita mau bertobat. Bapa tidak menghendaki seorangpun dari kita hilang. Selama masih hidup kita harus terus mengusahakan yang baik dengan tidak berbuat dosa agar saat Tuhan memanggil, kita sudah siap sedia.

Setelah homili selesai kemudian dilanjutkan dengan Doa Umat yang dibacakan oleh Feliksia Astridaphira. Lagu Bapa Kami dinyanyikan oleh semua umat yang hadir dengan diiringi musik dari gitar. Doa Memule malam hari itu ditutup dengan doa malam dari Madah Bakti yang didoakan bersama-sama.

Rangkaian Doa Memule pada Selasa malam tersebut diakhiri dengan lagu penutup “Ave Maria” yang dipopulerkan oleh Pance Pondaag. Kembali alunan musik gitar dari Philipus Pangestu Wibowo dan Emmanuel Wijoputro mengalun dengan syahdu mengiringi semua umat yang memuji Tuhan dengan mengidungkan Ave Maria.

Berkat penutup dari prodiakon mengakhiri Doa Memule malam itu yang selesai pada pukul 20.00 WIB. Selanjutnya setelah sambutan ucapan terimakasih dari wakil keluarga, umat yang hadir menerima berkat berupa snack dan makan dari keluarga Emiliana Suparmi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *