Dalam tradisi keagamaan umat Katolik di Jawa, memule merupakan peringatan orang yang sudah meninggal dunia yang diadakan pada waktu-waktu tertentu. Biasanya mulai dari 7 hari, 40 hari, 100 hari, 1 tahun, 2 tahun hingga 1000 hari. Mereka percaya bahwa doa-doa yang mereka panjatkan akan dikabulkan oleh Tuhan sehingga orang yang sudah meninggal akan hidup bahagia bersama Bapa di surga.
Rabu malam, 4 Oktober 2023, Lingkungan St Matius mengadakan Doa Memule untuk memperingati 1 tahun menghadap Bapa di surga, Veronica Sri Lestari, ibunda Ketua Lingkungan St Matius, FX. Endy Subroto.
Doa Memule disertai juga dengan Doa Rosario karena bertepatan dengan bulan Oktober. Selain Lingkungan St Matius, doa memule ini juga dihadiri oleh umat dari Lingkungan St Marta. Doa yang dimulai pukul 19.00 WIB tersebut dipimpin oleh Antonius Wakhid Nurcahyo, prodiakon di Lingkungan St Matius.
Doa memule diawali dengan lagu “Mati Untuk Hidup Kekal” dari Madah Bakti. Dengan iringan gitar dari Philipus Pangestu Wibowo dan Emmanuel Wijoputro, seluruh umat memuji Tuhan dengan gembira. Setelah bacaan pertama dan sebelum Alleluia, umat kembali memuji Tuhan dengan mengidungkan “Kumohon Ya Tuhan”.
Bacaan Injil malam hari itu diambil dari Lukas 4: 16-22 tentang Tuhan Yesus yang membacakan nas dari Kitab Nabi Yesaya yang isinya mengenai nubuat tentang Mesias yang akan datang untuk memulihkan umat-Nya yang menderita.
Tidak panjang lebar, Yesus menyatakan bahwa diri-Nya adalah Mesias, Yesuslah Sang Mesias. Yesus menyampaikan tugas panggilan-Nya sebagai Mesias. Kini giliran umat di Nazarerth tadi untuk bersikap apakah mereka mau menerima Yesus sebagai Mesias yang telah dinubuatkan itu.
Sebagai orang Katolik kita bersyukur karena dianugerahi karunia untuk percaya dan menerima Yesus sebagai Mesias. Bersama Kristus kita dipulihkan dari dosa-dosa kita dan menjadi manusia baru yang diselamatkan. Roh Kudus menuntun kita untuk tetap setia berjalan melalui jalan menuju keselamatan itu.
Antonius Wakhid Nurcahyo sebagai pemimpin Doa Memule mengatakan bahwa Veronica Sri Lestari yang selama hidupnya juga percaya dan mengimani Yesus, tentu akan diampuni dosa-dosanya sehingga bisa hidup abadi bersama Bapa di surga.
Homili/renungan ditutup dengan lagu “Mengalirlah Kuasa Roh Kudus” yang dinyanyikan oleh Antonius Wakhid Nurcahyo dan diiringi dengan petikan gitar.
Setelah Doa Umat dilanjutkan dengan Doa Rosario. Doa Rosario pada Rabu malam itu dipimpin oleh Maria Dewi Kartikasari, salah satu umat di lingkungan St Matius. Rabu malam itu Doa Rosario merenungkan peristiwa Mulia. 10 kali Salam Maria didaraskan bergantian antara bapak-bapak dan ibu-ibu.
Semua umat berdoa dengan khusuk dan khidmat sebagai tanda penghormatan kepada Bunda Maria. Selesai Doa Rosario kemudian dilanjutkan dengan pemberkatan bunga tabur oleh pemimpin doa. Doa penutup dan berkat penutup menandai selesainya Doa Memule dan Doa Rosario pada malam hari itu. Setelah itu, umat memuji Tuhan dengan lagu penutup “Ndherek Dewi Maria”.
Pukul 20.00 WIB acara doa selesai. Sebelum pulang, keluarga FX. Endy Subroto selaku tuan rumah berbagi berkat berupa snack dan makan yang dibawa pulang ke rumah masing-masing.