Komsos-GMK. Sekitar 400 Devosan dari Jaringan Kerasulan Kerahiman Ilahi Kevikepan DIY hadir di Gereja Paroki Administratif Tyas Dalem Gusti Yesus Macanan pada hari Sabtu (5/10/2019).
Acara Devosan Kerahiman Ilahi ini bertepatan dengan pesta Santa Faustina Kowalska yang menurut kalender orang Kudus dirayakan tiap tanggal 5 Oktober.
Acara yang dibuka dengan doa dan dilanjutkan dengan sambutan tuan rumah oleh Romo Lambertus Issri Purnomo Murtyanto, Pr.
Dalam sambutannya Romo Issri merasa gembira dengan kehadiran para Devosan Kerahiman Ilahi Kevikepan DIY. Romo juga bergembira karena besok Senin akan didatangi Tim Supervisi Keuskupan. Gereja Paroki Administratif Tyas Dalem Gusti Yesus akan “dikepyakke” menjadi Gereja Paroki mandiri.
Romo Issri mengatakan Devosan Kerahiman Ilahi ini menjadi nilai positif. Tak lupa juga berpesan semoga acara ini berjalan dengan lancar.
Acara selanjutnya sambutan dari Ketua Jaringan Kerasulan Kerahiman Ilahi (JKKI) Kevikepan DIY , Stephanie M. Harsono. Dalam sambutannya Stephanie M. Harsono mengucapkan terima kasih atas kehadiran devosan, juga ucapan terima kasih pada Romo Issri sebagai tuan rumah yang telah menyediakan tempat.
Pada intinya Ketua JKKI Kevikepan DIY menyampaikan para devosan adalah contoh pengabdian diri pada Kerahiman Ilahi. Ini adalah pengabdian total pada Allah sebagai sumber Maharahim yang tiada habisnya, melalui sikap percaya penuh pada Allah, untuk menerima belas kasihNya dan untuk berbelas kasih pada sesama.
Dilanjutkan dengan acara sharing. Sharing kali ini diisi oleh keluarga almarhum Romo Antonius Hari Kustono, Pr.
Bagi keluarga almarhum, Romo Antonius Hari Kustono adalah sosok yang luar biasa. Saat kecil fisiknya lemah dan sering sakit-sakitan, juga seorang yang penakut. Penakut di sini artinya suka mengalah biarpun tersakiti. Namun dalam segala kelemahannya Tuhan memanggilNya untuk tugas perutusan. Sosok yang pintar melukis dan bermain biola ini dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan tak segan menolong orang lain dengan spontan dan tulus. Dalam segala kelemahannya ia mampu menyelesaikan studi hingga doktorat di Roma. Ia mengatakan ini semua karena Rahmat Allah. “Kasih karunia-Ku cukup untukmu, karena kekuatanku dibuat sempurna dalam kelemahan” (2 Kor. 12: 9).
Acara dilanjutkan dengan Pengajaran : Spiritualitas Kerahimam Ilahi oleh tiga Romo sekaligus secara bergantian, yaitu : Romo M. Djoko Setyo Prakoso, Pr. Romo Yohanes Gunawan, Pr dan Romo Lambertus Issri Purnomo Murtyanto, Pr.
Dalam uraiannya ketiga Romo bergantian menguraikan apa yang menjadi pandangan mereka. Bahwa setiap orang yang mengalami Kerahiman Ilahi mengalami perjumpaan-perjumpaan iman. Santa Faustina bergulat dengan kelemahan manusiawinya. Ia bukanlah seorang yang terpelajar. Namun dalam kelemahannya Tuhan memakainya untuk menulis pesan-pesanNya. Belas kasih adalah sifat Allah yang terbesar. Tak berlebihan jika Romo Issri mengatakan kalau bacaan wajib tiap harinya adalah catatan harian Santa Faustina. Hal-hal sulit yang dialami dalam hidup manusia antara lain : hidup berkeluarga dengan permasalahan yang kompleks, mengalahkan ego, mengampuni, dan bagaimana sikap dalam hidup bermasyarakat. Namun hal yang paling sulit dalam hidup manusia adalah mengampuni. Dan sesuatu yang sangat dirindukan adalah diampuni. Tuhan itu luar biasa. Pengampunan itu sesuatu yang diperlukan. Namun untuk menerima pengampunan, pertama-tama harus memiliki hati yang berbelas kasih. Kerahiman Ilahi itu sesuatu yang sangat penting. Menyerah itu adalah pekerjaan roh jahat. Tapi ketika kita berserah pada Allah maka itu bukan kekuatan kita. Jika kita percaya Allah maka tidak ada ruang kesombongan.
Acara Devosan Kerahiman Ilahi ini diakhiri dengan doa koronka.
Dan kemudian ditutup dengan perayaan Ekaristi.
Dalam homilinya Romo Yohanes Gunawan mengajak kita bersama pulang dengan sukacita, dengan kegembiraan dan dengan daya Roh Kudus; karena kita sudah menimba Kerahiman Ilahi, sehingga kita bisa mengasihi dengan hati gembira. Santa Faustina adalah pribadi yang kuat dan selalu bersukacita. Meskipun dalam keadaan sakit (TBC) ia bersemangat menjadi juru tulis Allah untuk menulis pesan-pesanNya. Ia bukan seorang terpelajar dan tidak menonjol dalam pendidikan, tetapi Santa Faustina memiliki relasi yang mendalam dengan Allah. Allah memilih orang-orang yang sederhana untuk ambil bagian dalam menyatakan karya-karyaNya.
Sekurang-kurangnya ada tiga cara Allah mengabulkan doa umatNya : pertama, diberi persis apa yang dimohonkan. Kedua, dengan cara ditunda. Artinya ditunda di sini adalah pemenuhannya menunggu saat yang tepat menurut kehendak Allah. Ketiga, dengan cara diganti yang jauh lebih baik.
Kunci dari semua ini hanya satu, yaitu : mengandalkan Allah seperti Santa Faustina.
Mari kita semua jadikan Allah sebagai satu-satunya andalan hidup kita.